Kagumi pernah kecewa. Ketika berusia 18 tahun, cinta pertamanya, sang ayah, pergi bersama wanita yang mengaku sedang mengandung benih ayahnya.
Dunia Kagumi seketika runtuh. Sungguh ia kecewa. Gumi bertemu Ingga yang belum dia ketahui namanya, memiliki mata seteduh pria yang Gumi kagumi.
Pertemuan kedua setelah satu tahun kemudian, Gumi masih ingat dengan Ingga. Akan tetapi, Ingga datang bukan untuknya. Ingga menyukai Huja, sabahat Gumi. Gumi tak tertarik lagi dengan perasaan sentimental sejenis cinta.
Kagumi menjadi orang pertama yang dicurhati Huja tentang kisahnya dengan Ingga. Suatu hari Huja mewasiatkan Gumi menikah dengan Ingga. Gumi tak dapat menolak, meski hatinya enggan. Ia mengetahui dengan baik apa yang dialami Huja dalam rumah besar kediaman Ingga dan keluarganya. Kagumi bertekad untuk membalas penderitaan Huja.
Ketika cinta mulai tersemai, sebuah fakta terungkap. Hubungan yang terjalin antara Ingga dengan Gumi ternyata hubungan terlarang. Bagaimana dengan perasaan yang mulai mekar? Apakah dapat memuai, menghilang, tanpa meninggalkan sakit?