25

1529 Words

Langit Jogja siang itu mendung, menekan suasana kantor Maheswara Group dengan hawa lembap yang aneh. Di lantai paling atas, ruang kerja Raden Arya Maheswara berdiri megah—berdinding kaca dan beraroma kopi arabika mahal yang baru diseduh oleh sekretaris pribadinya, sekaligus istrinya sendiri. Raden Ayu Kirana Ratnadewi masuk dengan langkah mantap. Suara haknya menapak di lantai marmer membuat Arya yang semula menatap layar laptop segera menoleh. Senyuman hangat tersungging di bibir lelaki itu—senyuman yang dua hari lalu, Ayu balas dengan lembut dan pasrah. Tapi kini, hanya angin dingin yang ada di antara mereka. “Cah Ayu,” sapanya dengan nada lembut, seolah berusaha mencairkan jarak. Namun wanita itu hanya sedikit menunduk. “Selamat siang, Raden Arya.” Nada formal. Dingin. Terukur. Seol

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD