Main Api

1146 Words

Langit senja di Pendopo Maheswara mulai merona jingga ketika suara pintu kamar didorong cukup keras dari luar. Ayu yang baru saja menanggalkan kemejanya dan menyisakan kemben sebagai dalaman tersentak kecil. Suara langkah sepatu Raden Arya terdengar berat dan berirama cepat—pertanda amarah yang tak lagi bisa ditahan. Tanpa menatapnya, Ayu melipat membawa kemejanya ke keranjang tempat pakaian kotor dan menggeser map kerja ke meja kerja kecil di kamar itu. “Ada apa, Raden Arya?” tanyanya datar. Nada itu halus tapi mengandung jarak. “Pertanyaan yang seharusnya aku ajukan padamu,” sahut Arya sambil melepas jasnya dengan kasar, melemparkannya ke kursi rotan di sudut kamar. “Apa kau menikmati makan siangmu tadi Raden Ayu?" Ayu menoleh perlahan. Tatapannya dingin, tapi tidak kehilangan wibawa.

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD