bc

Lexa by Yessy Lie

book_age0+
514
FOLLOW
9.3K
READ
drama
sweet
like
intro-logo
Blurb

Tiga tahun lalu Lexandre Audree mengkhianati Colin Akiva Donovan yang merupakan calon suaminya dengan meninggalkannya tepat satu minggu sebelum pernikahan mereka.

Sampai takdir mempertemukan mereka kembali dan saat itulah Colin memulai balas dendamnya pada Lexa dengan berusaha menghancurkannya, bahkan tega ingin membunuh darah dagingnya sendiri.

Saat kebenaran akhirnya terungkap dan penyesalan pun hadir belakangan. Akankah semuanya sudah terlambat? Atau cinta mereka akhirnya bersatu?

Tersedia versi cetak.

WA 081398520888

Shopee : Angelvin

chap-preview
Free preview
Prolog
"Hmmm... aku sangat suka wangimu," ujar Colin. "Hentikan, Colin," timpal Lexa sambil tertawa renyah saat kekasihnya menciumi lehernya sejak tadi. "Apa kamu tidak akan berubah pikiran?" bujuk Colin lagi pada kekasihnya. "Maafkan aku, aku mencintaimu tapi jika kamu memang mencintaiku, aku ingin kita menunggu hingga aku seutuhnya menjadi milikmu maka aku akan menyerahkan diriku seutuhnya padamu." "Ya, tentu saja aku juga mencintaimu dan aku akan sabar menunggu hingga kamu seutuhnya menjadi milikku," ucap Colin sambil memagut bibir Lexa dengan perlahan. "Oh...Lexa, kamu benar-benar menyiksaku," ucap Colin dengan suara serak menempelkan kepalanya pada Lexa, mencoba menghentikan dirinya berbuat lebih jauh pada kekasihnya. Lexa hanya bisa tertawa dengan perlahan karena dirinya juga begitu tersiksa dengan sentuhan-sentuhan Colin padanya. Sejak mereka menjadi kekasih selama hampir enam bulan ini, ia sangat ingin membuang prinsipnya tapi ia tidak mungkin melakukan hal itu karena prinsip yang diterapkan kedua orangtuanya padanya sudah melekat begitu erat di dalam dirinya. Ya, Lexa berprinsip tidak akan melakukan hubungan seks sebelum menikah dan dirinya bahagia bisa mengenal Colin yang mengerti akan hal itu dan tidak memaksanya untuk memberikan mahkotanya yang paling berharga sebelum mereka menikah. "Apakah kamu sudah siap untuk bertemu mamaku?" tanya Colin sambil kembali memeluk tubuh Lexa dari belakang. Hari ini Colin berencana mengenalkan Lexa pada mamanya karena itulah pagi-pagi sekali ia sudah datang ke apartemen Colin. "Ya, walaupun aku sangat gugup, tapi aku rasa aku sudah siap," ucap Lexa sambil memalingkan wajahnya menatap Colin, menatap laki-laki yang begitu dicintainya ini. Colin sudah bertemu dengan kedua orang tua Lexa dan sekarang gantian Lexa yang harus bertemu dengan Mama Colin karena Papa Colin sudah meninggal enam tahun yang lalu saat Colin baru berusia 21 tahun, sejak saat itu semua perusahaan diserahkan pada Colin. "Baiklah, aku akan mandi dan berganti pakaian dulu kemudian setelah itu kita bisa segera berangkat." "Hmmm," balas Lexa sambil tersenyum. "Apa kamu mau memandikan aku?" "Hentikan, Colin," ucap Lexa sambil kembali tertawa dengan lembut dan menatap kekasihnya dengan penuh cinta. Colin membalas senyum kekasihnya dengan senyuman jahil khas dirinya dan kemudian berlalu dari sana untuk masuk ke kamar mandi. Saat keluar dari sana Colin hanya memakai handuk dan Lexa terpaku di tempatnya saat menatap d**a bidang laki-laki itu yang masih tampak basah dengan tetesan-tetesan air di sana. "Berhenti menatapku seperti itu, Sayang." "Kenapa?" tanya Lexa polos. "Karena mungkin aku akan lupa diri dan melemparmu ke atas ranjangku," ucap Colin tersenyum dengan kepolosan kekasihnya itu. "Ohhh...maafkan aku," ujar Lexa dan memalingkan wajahnya dari d**a Colin. Setelah Colin selesai berpakaian mereka kemudian segera berangkat. Saat sampai di rumah Mama Colin, seorang pelayan membuka pintu untuk mereka. Lexa sedikit takjub dengan tempat di mana Colin dibesarkan. Walau pun keluarga Lexa bukan dari kalangan bawah tapi jika dibandingkan dengan kekayaan keluarga Colin mereka sangat jauh lebih kaya dibanding keluarganya. Lexa merasa sangat cemas. Cemas jika bagaimana Mama Colin tidak menyukainya dan tidak merestui hubungan mereka. "Colin," panggil Lexa pelan saat mereka berjalan bersama menuju ruang makan keluarga Colin. "Ada apa?" tanya Colin sambil menghentikan langkahnya dan menatap wajah Lexa yang terlihat cemas. "Bagaimana jika mamamu tidak menyukaiku dan tidak merestui hubungan kita?" Colin tertawa mendengarnya, kemudian dirinya menyentuh kedua bahu Lexa dan berbicara sambil menatap kedua matanya. "Mama sangat menyayangiku jadi jika aku mencintaimu dan ingin menikah denganmu maka Mama juga pasti akan mencintaimu dan merestui hubungan kita." "Hmmm...baiklah," ucap Lexa. "Wah...ini ya calon menantu Mama?" tanya seorang wanita yang menyambut mereka dengan senyum hangatnya. "Mama," sapa Colin sambil mengecup kedua pipi mamanya. "Tante," panggil Lexa pelan dan begitu terkejut saat Mama Colin menariknya ke dalam pelukan dan memeluknya erat. Lexa senang sekali karena ternyata Mama Colin bisa menerimanya dan ternyata dia tidak seseram yang Lexa pikirkan. "Ayo...kita mulai sarapannya, kalian pasti sudah sangat laparkan." "Ya, Mama, aku begitu merindukan masakan, Mama." "Pembohong!" sergah Scarlet Donovan sambil tersenyum pada putranya. "Jika kamu memang merindukannya, Mama tidak perlu harus mengeluarkan titah untuk menyuruhmu pulang ke rumah." Colin tertawa mendengarnya, "Maaf, Mama, aku sangat sibuk bekerja hingga kadang lupa waktu tapi untung saja aku mempunyai kekasih yang begitu perhatian jadi aku tidak lupa untuk makan." "Oh...di mana kalian bertemu?" "Dia bekerja di hotel kita, Ma, tapi sejak kami menjadi kekasih, Lexa sudah mengundurkan diri agar orang-orang tidak menggosipkan kami." "Kapan kalian akan menikah?" tanya Scarlet menatap kepada Lexa. "Aku..." "Satu bulan lagi, Mama," ucap Colin sambil menatap Lexa dengan penuh cinta. "Apa tidak terlalu cepat, Colin? Mama takut tidak sempat mempersiapkan semuanya tepat waktu. Kamu tahu sendiri kita juga harus mengundang para pejabat-pejabat dan keluarga kita yang tersebar hampir di seluruh negara." "Aku tahu Mama pasti bisa menyiapkan semuanya tepat waktu karena aku tidak bisa menunggu terlalu lama lagi untuk menjadikan Lexa milikku." Seketika Lexa merona merah mendengarnya dan dirinya sangat bahagia sekali. "Baiklah, kita akan segera mempersiapkan semuanya. Ayo...kita mulai makan," ucap Scarlet. Selesai dari rumah Colin mereka kembali ke apartemen Colin. Saat tiba di apartemennya tiba-tiba Colin berlutut di depan Lexa dan mengeluarkan sebuah kotak dan setangkai mawar kuning. "Maukah kamu menikah denganku, Lexa?" "Sepertinya sedikit terlambat, Colin," ujar Lexa tertawa. "Maafkan aku, aku tidak menyangka kalau Mama akan bertanya hingga membuat lamaran pernikahanku gagal jadinya," ucap Colin menyesal. Lexa tertawa mendengarnya, "Ya, aku mau," ucap Lexa bahagia. Colin segera berdiri dan memasangkan cincin berlian pada jari kekasihnya kemudian Lexa segera melompat ke dalam pelukan Colin dan mereka berputar-putar sambil tertawa bahagia. Dia kemudian menurunkan Lexa dan memeluk pinggangnya erat sambil mendekat pada bibir Lexa dan menempelkan bibirnya pada bibir Lexa dengan perlahan. Desahan terdengar keluar dari bibir mereka. Dengan sigap Colin menggendong Lexa dan membawanya ke dalam kamar. Saat sampai di sana mereka kembali melanjutkan ciuman mereka hingga Colin menjatuhkan Lexa di atas ranjangnya dan menindih Lexa menggunakan tubuhnya sambil kembali melanjutkan ciuman mereka. Dia mencium bibir Lexa dengan rakus dan terus menyusuri rahang Lexa perlahan dengan bibirnya. Dengan perlahan bibirnya terus turun menelusuri leher jenjang Lexa dan desahan keluar dari bibir Lexa. Dia kemudian membuka kancing baju Lexa dan menciumi dadanya yang masih ditutupi oleh bra berendanya. "Colin, kita tidak bisa melakukan ini," ujar Lexa dengan suara serak. "Ya, kita bisa. Izinkan aku." "Tapi..." ucap Lexa tertahan saat Colin menurunkan branya dan memagut putingnya. "Colin!" jerit Lexa tertahan saat sensasi gairah menyerbu tubuhnya dan dirinya merasakan nyeri yang tak dikenalnya. Perlahan Colin terus mencumbu p******a Lexa secara bergantian hingga wanita itu begitu b*******h. Tiba-tiba Colin menghentikan semuanya dan kemudian merapikan kembali pakaian Lexa. "Sepertinya aku harus mandi air dingin," ucap Colin masam dan kemudian masuk ke dalam kamar mandi. Lexa menatap kepergian Colin dengan berbagai perasaan. Dirinya gembira karena Colin menghargainya, padahal bahkan Lexa hampir tidak menyadari apa pun lagi dan begitu ingin menjadi milik Colin seutuhnya. "Terima kasih," ucap Lexa saat Colin sudah keluar dari kamar mandi. Colin tersenyum lembut menatap tunangannya dan menghampirinya di ranjang. Kemudian Colin berbaring di sana dan menarik Lexa ke dalam pelukannya. "Aku mencintaimu, Colin." "Aku juga sangat mencintaimu, Lexa." *** Tiga minggu kemudian ... Saat ini Lexa kembali berada di apartemen Colin. Dengan gelisah dia menatap calon suaminya. Maafkan aku, Colin. Aku harap kamu akan memaafkan aku suatu hari nanti. "Colin," panggil Lexa pelan saat Colin memeluknya erat dari belakang. "Bolehkah malam ini aku tidur di sini?" "Ya, tentu," timpal Colin setelah sejenak menatap Lexa. Dirinya merasa agak terkejut akan permintaan Lexa karena selama ini ia selalu menolak jika dia meminta agar Lexa menginap saja di apartemennya tapi kali ini ia malah memintanya sendiri. "Terima kasih," ucap Lexa pelan. "Apa kamu baik-baik saja?" "Ya, tolong peluk saja diriku terus dan jangan lepaskan aku untuk malam ini." Colin menatap Lexa merasa semakin heran karena sikap tunangannya tidak seperti biasanya. Sudah satu minggu ini dirinya melihat sesuatu yang berbeda pada diri Lexa tapi dia tidak tahu apa itu. "Ayo...kita tidur. Kamu pasti sudah lelah," ajak Lexa. Mereka baru saja pulang dari makan malam dan setelah berbincang sebentar Lexa ingin Colin segera mendekapnya. Walau heran Colin mengikuti kemauan Lexa dan mereka menuju ke kamar kemudian mulai tidur. Lexa bisa mendengar suara napas Colin yang teratur pertanda jika laki-laki itu sudah tidur. Dengan perlahan Lexa membalikkan tubuhnya untuk menatap wajah Colin dan menyentuhnya. Perlahan air mata menuruni kedua matanya hingga pandangannya kabur. Lexa bahagia sekali Colin begitu menghargainya dan tidak pernah menyentuhnya melebihi waktu itu, waktu di saat Colin melamarnya tapi sepertinya Colin tidak ditakdirkan untuknya. Selamat tinggal, Colin. Dengan itu Lexa perlahan bangun dan kemudian keluar dari kamar Colin dengan perlahan. Saat sampai di ruang tamu, Lexa menatap mawar kuning pemberian Colin yang setiap hari semakin bertambah satu tangkai sejak Colin melamarnya. Hari ini Colin memberikannya 21 tangkai bunga mawar kuning dan sebelum pergi Lexa menghirup aroma bunga itu dan berlalu dari apartemen Colin hanya meninggalkan sebuah surat untuknya. *** Jangan lupa klik love ya jika suka dan kalian juga akan mendapatkan notifikasi saat saya update new part. Thx ^^   Tersedia versi cetak  WA 081398520888 Shopee : Angelvin

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

My Sweet Enemy

read
49.1K
bc

Bukan Istri Pilihan

read
1.5M
bc

Mendadak Jadi Istri CEO

read
1.6M
bc

Sweetest Pain || Indonesia

read
77.6K
bc

For my Baby

read
256.5K
bc

Everything

read
283.5K
bc

Marriage Not Dating

read
559.9K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook