Kamar Kafka dan Yusuf itu sama-sama di lantai dua, tepatnya di kanan dan di kiri kamar ayahnya. Pak Alhusayn sudah ke ruang makan terlebih dahulu, sementara Kafka dan Yusuf malah sama-sama memperlambat waktu untuk keluar karena merasa canggung. Niat hati ingin datang paling akhir, mereka malah keluar dari kamar bersamaan. Mereka sempat bertatapan sekilas, tapi sama-sama membuang muka karena merasa canggung. Yusuf mengusap tengkuk bagian depannya seolah mengusap keringat--padahal tengkuk bagian depannya kering. Sementara Kafka malah mengacak-acak rambutnya seperti orang frustasi. Karena hari ini mereka sedang liburan, mereka jadi sama-sama mengenakan pakaian santai. Dan entah sebuah kebetulan atau memang bentuk teguran dari Allah Swt. agar segera berbaikkan, yang jelas, tanpa janjian mere