Entah jenis kesialan atau keberuntungan. Kafka dan Yusuf malah sampai di rumah dengan waktu bersamaan. Mereka tidak saling bertatapan meski sebenarnya sama-sama sadar akan keberadaan. Baik Yusuf ataupun Kafka masih terlalu enggan melupakan kejadian yang baru saja terjadi beberapa waktu lalu. Langkah mereka langsung terhenti saat melihat ayahnya di depan pintu sedang melipatkan tangan di d**a. Padahal sekarang masih jam delapan malam, tapi ayahnya malah terlihat seperti ingin memarahi anak-anaknya yang pulang larut malam. "Ayah mau bicara dengan kalian, sekarang mandi terlebih dahulu, setelah berganti pakaian segera temui ayah di balkon rumah." Setelah mengatakan itu pak Alhusayn langsung melangkahkan kakinya—pergi dari hadapan kedua anak laki-lakinya. Setelah pak Alhusayn pergi, Kafka p