Diana P.O.V Pagi ini, Jakarta sudah menyapaku dengan sinarnya yang biasa. Tetapi bisa ku lihat langit kelabu masih menyelimuti, namun aku tahu, hariku tidak akan menunggu sampai mentari muncul. Jam digital di nakas menunjukkan pukul 07:30 saat aku membuka mata. Aku duduk di tepi ranjang, membiarkan jemariku menyisir rambut sebelum bangkit dan berjalan ke lemari. Kuambil tank top putih, celana panjang warna beige, dan blazer merah maroon yang kupadu padankan dengan heels hitam. Hari ini aku tak ingin tampil biasa. Aku ingin lawan-lawanku di pengadilan tahu siapa yang mereka hadapi. Di dapur, aku menyalakan kompor dan mulai membuat omelet dan roti panggang. Saat aroma mentega mulai memenuhi udara, suara kunci pintu terdengar dari arah depan. “Mbok masuk ya, Non,” seru Mbok seperti biasa.

