4

913 Words
Aisyah keluar dari taxi. Ia sudah sampai di Kampus Terkini. Di situlah ia berkuliah, seorang diri tanpa ada satupun teman SMA-nya yang berkuliah ditempat yang sama dengannya. Bahkan Ali, juga gak sekampus dengannya. Aisyah masuk ke gedung kampus, dan dari jarak sekitaran 2 meteran ada seorang wanita melambai padanya. "Syah! Tunggu!" teriak wanita itu. Aisyah pun menghentikan langkahnya untuk menunggu sang wanita yang sedang berlari menghampirinya. "Diantar sama siapa hari ini?" tanya Sinta, nama sang wanita yang teriak tadi. Kini dia sudah berdiri di samping Aisyah. "Biasa, diantar sama supir taxi," jawab Aisyah seadanya, sembari ia melanjutkan langkahnya menuju kelas bersama Sinta. Sinta adalah teman kampus Aisyah. Semenjak kuliah, Sinta adalah temannya. Sudah cukup lama ia berteman dengan Sinta. Sejauh ini, Sinta adalah teman yang baik. "Kamu kan, udah nikah. Kenapa gak minta dianterin sih, sama suami kamu? Aku aja dianterin suami aku." Sinta berucap. "Pengen sih, dianterin suami. Tapi ... dia kerja. Jadi aku naik taxi aja. Lagian aku gapapa kok naik taxi. Fine-fine aja," jawab Aisyah. "Gak bisa gitu dong. Seharusnya itu, suami kamu harus lebih mementingkan kamu. Sesibuk-sibuknya dia, kamu itu jauh lebih penting. Kamu itu harus nomor satu, kerjaan nomor dua. Seharusnya Ali itu mengantar kamu, bukan malah sibuk berangkat pagi-pagi ke kantor. Suami aku aja sempat kok nganterin aku. Masa Ali gak sempat. Padahalkan suami kita satu kantor," omel Sinta. Aisyah tak menanggapi. Ia diam aja, perkataan Sinta membuatnya sedih. Yang dikatakan Sinta sangat benar. Seharusnya jika Ali sibuk kerja, setidaknya Ali bisa menyempatkan diri untuk mengantarnya ke kampus. Dirinya kan, jauh lebih penting daripada kerjaan. Gara-gara omongan Sinta, Aisyah jadi sedikit kecewa pada Ali. Padahal sebelumnya, ia baik-baik aja walaupun Ali tidak mengantarnya ke kampus. Namun, yang dikatakan Sinta sangat benar sekali, jadi Sinta tidaklah salah. "Kamu kenapa diam? Kepikiran ya, dengan perkataan aku tadi. Udah, gak usah dipikirin. Kamu tau gak, hari ini ada mahasiswa baru yang bakal nempati kelas kita," ujar Sinta memberitahu info terhangat di kampus hari ini. "Siapa?" tanya Aisyah. "Gak tau juga sih, tapi yang pasti manusia yang berjenis kelamin laki-laki. Katanya sih mahasiswa berprestasi, dari luar negeri katanya. Gosip sih, gak tau benar atau gak." "Orang indo atau bukan?" "Indo. Aku dengar dia sebelumnya kuliah di London, dan memutuskan kembali ke Indonesia. Lalu kuliah di sini. Aku dengar, dia ganteng. Gak sabar pengen liat." "Hati-hati, entar naksir. Ha ha." Aisyah sedikit tertawa. "Bisa aja kamu. Kamu juga hati-hati, entar kepincut lho. Aku dengar dia pernah sekolah di SMAN Al-Ikhlas, itu SMA kamu, kan?" "Iya, dulu aku sekolah di sana. Kira-kira siapa ya?" ujar Aisyah. Ia jadi kepikiran siapa mahasiswa baru itu. Padahal tadinya ia bersikap bodoh amat. Tapi sekarang ia jadi penasaran. "Coba kamu ingat-ingat." "Susah Sin, kamu kira yang bersekolah di situ satu dua orang. Jadi mana mungkin aku ingat." "Iya juga sih." *** "Selamat pagi semuanya," sapa seorang dosen yang baru saja masuk ke kelas dengan jurusan kedokteran. "Pagi Pak," sahut mahasiswa dan mahasiswi secara serempak penuh dengan semangat. "Hari ini, kita kedatangan mahasiswa pindahan dari luar negeri. Tepatnya London, dia mahasiswa berprestasi dan penerima beasiswa sebagai mahasiswa terbaik," ucap Pak dosen. "Silahkan masuk." Pak dosen pun mempersilahkan mahasiswa itu masuk ke dalam kelasnya. Lelaki bertubuh tinggi yang baru saja masuk ke dalam ruangan pun langsung menyapa dengan senyuman. Namun, pandangan matanya sesekali memandangi seorang wanita yang duduk di posisi nomor dua barisan ketiga. Wanita itu sepertinya sedang sibuk menulis tanpa memperhatikan kedatangannya. "Silahkan perkenalkan diri kamu," pinta Pak dosen. "Perkenalkan, saya Andra Panduwinata. Panggil saja saya Andra. Saya pindahan dari Universitas Medicorum London," ucap Andra singkat dengan percaya diri. "Andra," batin Aisyah. Aisyah menghentihkan kesibukkannya. Ia sangat tak asing mendengar nama itu. Suara yang berbicarapun sepertinya pernah ia dengar sebelumnya. Aisyah jadi sangat penasaran ingin melihat mahasiswa pindahan itu. Ia pun mendongakkan kepalanya untuk melihat seseorang yang bernama Andra itu. "Dia," ucap Aisyah kaget. Namun ia berbicara pelan. Andra menangkap pandangan matanya. Cowok itu senyum padanya. Aisyah segera menunduk. Ia tidak mau menatap cowok itu. Ia kenal siapa cowok bernama Andra itu. Malah sangat kenal. Andra Panduwinata adalah cowok yang pernah dekat dengan Aisyah sewaktu SMA, waktu kelas sepuluh. Jauh sebelum Aisyah mengenal Musa, mantan kekasihnya. Apalagi Ali yang selaku suaminya. Dulu, Andra sempat menyukainya. Cowok itu juga pernah mengungkapkan perasaannya pada Aisyah. Namun, Aisyah menolak. Tapi Andra tetap bersikap baik padanya. Namun secara tiba-tiba cowok itu menghilang entah kemana, tanpa kabar. Aisyah enggak tahu jadi keberadaan Andra. Ia pikir Andra sudah tiada di dunia ini. Setelah Andra menghilang, baru Aisyah mengenal Musa dan jadian dengan Musa. Dan berujung pisah karena ia menikah dengan Ali. Tapi kenapa, Andra muncul lagi di hadapannya sekarang. Setelah sekian lama menghilang. Apa karena takdir Tuhan? Atau mungkin hanya kebetulan. Jujur di hati yang paling dalam. Dulu, Aisyah sempat menaruh rasa pada Andra. Tetapi, ia pendam dan pura-pura biasa saja. "Andra silahkan duduk," ucap Pak dosen. "Baik Pak," balas Andra. Andra melangkah, berjalan menuju kursi yang kosong. Saat dia melewati meja Aisyah, dia menoleh dan melempar senyum. Dan dia sengaja berjalan pelan, lalu tangannya menyelipkan sesuatu dibalik buku Aisyah. Dan dia memberikan kode untuk Aisyah, agar mengambil sesuatu yang dia berikan itu. Aisyah mengambil sesuatu yang Andra berikan padanya. Ternyata itu kertas yang dilipat kecil. Perlahan Aisyah membuka lipatan itu. Rupanya ada tulisan di selembar kertas putih itu. Sebelum Aisyah membacanya, ia melihat sekitarnya dulu. Apa ada yang sedang memperhatikannya atau tidak. Ternyata tidak ada. Ia pun segera membacanya. Tulisan itu bertulis; 'Assalamualaikum Syah Masih ingat dengan aku? Aku Andra. Apa kabar? Aku yakin kamu baik-baik aja. Syukurlah. Maaf, aku menghilang tanpa kabar. Kamu gak marahkan? Aku harap tidak. Aku senang bisa ketemu kamu lagi. Berikan aku kesempatan kedua. Mohon, jangan tolak aku lagi. Aku datang, untuk kamu.' ****
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD