bab 3 kisah masa lalu

1559 Words
"Siapa yang sok kecakepan..??" Oh no suara itu, aku menoleh ke arah suara tersebut. Dapat kulihat seorang lelaki yang sebaya dengan papa. Memakai baju khas kantoran sangat rapi tapi tidak memudarkan ketampanannya yang sudah hampir berkepala lima. "Selamat siang pak gunawan". Sapaku dengan kupasang senyum tiga jariku. "Siang prilly, kamu dari mana?". Tanyanya padaku. "Prilly habis dari ruangannya pak ali, dosen muda yang baru menggantikan pak bambang". Jelasku yang membuatnya senyum-senyum. Memangnya ada yang salah. "Oooh,, dan cowok yang sok kecakepan tadi adalah dia*. Haduh kenapa pas sekali tebakannya pak gunawan ini. "Aah bukan pak, bukan begitu". Selaku yang malah dibalas tertawa kencang dari pak gunawan. Kenapa nih bapak-bapak jadi gak jelas gini sih. "Sudah,sudah. Sebaiknya kamu cepat pulang. Jangan terlalu di hiraukan ucapannya dari pak Ali". "Oia sampai lupa, besok bapak tunggu kamu di kantor saya untuk pengajuan proposal acara kamu". Pamitnya kemudian berlalu. Aku pun berjalan menuju tempat dimana amelia sedang menungguku. "Kenapa tuh muka malah ditekuk gitu, bukannya loe bahagia bisa berdua dengan dosen ganteng ?". Tanyanya yang baru melihatku akan duduk disampingnya. "Aahhh,, amel gue udah gak perawan !!". Rengek Ku tepat saat aku sudah duduk disampingnya. Amel yang terkejut menarik tanganku untuk menghadapnya. "Serius loe,, loe habis itu sama pak ali". "Jidat gue maksutnya amel, jidat gue udah gak perawan. Tuh dosen kurang ajar banget kan". Kulihat amel malah mengerutkan keningnya dan sedetik kemudian dia malah tertawa kencang seperti pak gunawan tadi. Hari ini benar-benar hari gila sepertinya. "eeh ketua senat yang ngakunya cantik, cuman di jidat ajah hebohnya kayak apaan. Gak pernah pacaran sih". Sialan amel Bukannya bantuin ngasih pelajaran, malah ngatain aku. "Gak ada hubungannya amel, loe tau gue gak pernah sekalipun di sentuh ama cowok karena ke jombloan abadi gue". Amel pun malah semakin kencang menertawai ku. "Terus, gimana bisa dia ngedeketin loe". Kini suaranya sedikit tenang. "Gue gak tahu, seinget gue dia tiba-tiba ngedeketin gue terus ndeketin wajahnya ke gue. Niup mata gue lalu tiba-tiba dia nyium kening gue. Dan sialnya lagi dia langsung pergi ninggalin gue berdiri mematung". "Are you sure, waaah loe beruntung banget tau gak prill !!" . "Gila loe, udah ah gue mau balik. Bisa jantungan gue kalo masih di sini". Ucapku lalu melangkah menuju mobilku yang diikuti oleh amel. Sepertinya besok aku harus lebih mempersiapkan mentalku untuk bertemu dengan dosen m***m itu. Biar saja kalo dia tidak terima, bertahun-tahun gue jaga badan gue supaya gak disentuh sama cowok. Dia seenaknya ajah nyuri ciuman pertama dijidat gue. ####### Hoaaamm,,, "Prilly sayang, ayo bangun. Bukannya kamu ada jadwal kuliah pagi ini. Rasanya malas sekali mau berangkat kuliah, tapi mama sudah membangunkan ku jadi mau tak mau aku juga harus bangun. "Iya ma, prilly mau mandi dan siap-siap dulu. Mama sama papa tunggu dibawah ajah". Ucapku sedikit malas, mama pun pergi meninggalkan ku. Aku memang tidak cerita ke mama jika hari ini kuliahnya siang. Aahhh jika saja tuh dosen m***m tidak menciumku, mungkin aku bakal semangat sekarang. Apa sebaiknya aku berpura-pura sakit saja. Sehingga dia tidak jadi mengajakku, dan akan aku alihkan kepada wakilku. Tidak, kata mama jika berbohong pasti akan dikabulkan sama allah. Males banget kalo harus beneran sakit. Cukup memakai dres biru tua selutut, plus jaket jeans tanpa lengan. Rambutku kubiarkan terurai. Sepatu kets putih kesayanganku, Not bad kalo harus bertemu dengan ketua rektor dan ketua yayasan. Sepertinya aku harus bergegas berangkat supaya cepat berangkat dan cepat selesai. Sekalian turun sarapan dan pamitan sama mama dan papa. Kulajukan mobilku menuju jalanan ibukota yang setiap hari padat merayap, sepinya kalo udah dini hari. Sambil kudengarkan lagu favorite ku dari artis favorite ku juga, selena gomes. Kadang aku juga ngikutin style nya dia, yang selalu dibilang sama amelia gak nyambung banget. Tapi biarlah namanya juga cuman pengikut. 30 menit berlalu. Akhirnya sampai juga, udah mulai rame nih kampus. Padahal aku udah berusaha berangkat sepagi mungkin. Sebaiknya aku langsung menuju ruangan dosen m***m itu, karena pasti jam segini amel gak mungkin sudah tiba. Kita kan ada kelasnya siang nanti, itu pun juga kelas pertama di isi oleh dosen m***m itu. Haduh kalo inget ama namanya, jadi deg-deg an. Masih kebayang banget kejadian kemarin. Jidat oh jidat, kasihan nasib loe. "Ngapain kamu, pegang kening kamu sambil manyun-manyun gitu". Astagfirulloh suara siapa sih pagi-pagi ngagetin ajah. Ku toleh kebelakang dan kulihat dosen m***m itu sudah berdiri dibelakang ku, kenapa aku gak nyadar kalo dia sudah datang. Kan aku jadi tengsin kalo ketahuan ngebayangin yang kemarin. "Sakura, kamu gak dengar saya sedang bicara sama kamu". Gertaknya yang membuatku tersadar. "Prilly pak, bukan sakura. Iyaaa saya lagi nungguin bapak, kapan kita berangkatnya ??". "Saya tanya, kenapa kamu pegang kening kamu sambil manyun-manyun gitu". Raut mukanya sedikit serius sekarang. Kenapa nih dosen gak inget kejadian kemarin. "Ooh, tadi kejedot saat keluar dari mobil. Sedikit sakit tapi gak masalah lah pak,, kan cuman,," "Sini, hfuuu,hfuuuu. Ditiupnya keningku, lalu diusapnya pelan-pelan. Cup.... sudah gak sakit kan ". Ya allah ampunilah aku, dua kali aku di giniin tapi malah cengok gini. Niatnya kan mau nutupin yang kemarin, tapi malah ditambah. "Ayo, kita berangkat sekarang. Papa udah nungguin di ruangannya". Tunggu.. apa?? aku gak salah dengar??. Dia manggil papa, siapa yang dipanggil papa. Pak rektor atau pak gunawan ketua yayasan. "Maaf pak, kita mau menemui ketua rektor sama ketua yayasan bukan orangtua bapak". Selaku di tengah perjalanan. Dia pun menoleh ke arahku, dan tersenyum. Lalu melanjutkan lagi langkahnya menuju ruangan pak gunawan. Ampun deh nih orang habis kemasukan setan apa sih, pagi-pagi udah bikin baper. Tok,, tok,, tok. Gayanya sambil mengetuk pintu tak menghilangkan ketampanannya, satu tangan dimasukkan kedalam celana slimnya dan satu lagi mengetuk pintu. oh amel hati ku udah berantakan ama nih orang. Dan kini dia sedang bersandar diding pintu. Sambil mengecek jam yang berada di tangan sebelah kirinya. Aduh, sebaiknya aku jangan terlalu dekat dan berhubungan dengan pak ali. Aku takut hatiku tak bisa diajak kompromi. Salah sangka malah bisa-bisa masuk niih. "Ayo masuk". Ucapnya bersamaan dengan dibukanya pintu ruangan dari pak gunawan. Aku dan pak ali pun masuk ke dalam ruangan yang cukup besar untuk kapasitas seorang pemilik yayasan. Rupanya kedatangan ku dengan pak ali sudah ditunggu, pak yakub sang ketua rektor dan pak gunawan sang pemilik yayasan sudah berada di dalam, mereka sedang membicarakan sesuatu sepertinya. Tapi tak terlalu penting, karena kulihat mereka malah tertawa bersama sehingga tak menyadari jika aku dan pak ali sudah berdiri disini. "Ooh sudah datang kalian, sini duduk". Ucap pak gunawan kepada aku dan pak ali. Kulihat pak ali hanya mengangguk lalu duduk di sebelah pak gunawan. Aku pun mengikutinya duduk di sebelahnya. Segera ku keluarkan proposal acara camping dan penyuluhan yang akan diadakan weekend depan. Semuanya pun tampak sibuk melihat proposal yang aku ajukan tersebut. "Coba kamu jelaskan secara rinci kegiatannya". Ucap pak ali yang di balas anggukan dari kepala sektor dan ketua yayasan. Aku pun berdiri dan menjelaskan tujuan dan kegiatan acara tersebut. "Acara ini hanya untuk anggota senat dan fakultas dari kedokteran, karena melibatkan penyuluhan untuk pemeriksaan gratis di daerah tersebut. Kita anggota senat akan membagikan sembako dan baju-baju layak pakai untuk para warganya". "Apa sebelumnya kamu pernah ke daerah tersebut prilly". Kini pak ali buka suara. "Sudah pak, ada team senat yang sudah cek kondisi disana. karena tahun lalu kita pun juga mengadakan acara yang sama, tetapi beda desa tentunya. Dan hal ini sangat bermanfaat bagi masyarakat yang benar-benar membutuhkannya. Kulihat sekelilingku semuanya pun mengangguk setuju sepertinya. "Dan saya dengar, di daerah ini warga harus berjalan melewati sungai untuk bisa sampai di puskesmas". Lanjutku yang membuat pak gunawan terkejut. "Oke,, saya setuju prilly. Bagaimana pak yakub?. Pak yakub pun tersenyum dan menganggukkan kepalanya, tapi dosen m***m itu masih diam tak menjawab. Kenapa dengan dosen ini. "Ali bagaimana?. Tanya pak gunawan yang sama sepertiku penasaran dengan jawaban darinya. "Saya setuju, ide yang sangat bagus. Dan saya minta saya yang bertanggung jawab atas acara ini. selain ketua senat tentunya". Ucapnya penuh keyakinan. Apa maksutnya orang ini. "Baik, prilly kamu bisa membicarakannya lebih lanjut dengan pak ali. Dan saya minta benar-benar awasi jangan sampai terjadi sesuatu, baik kepada anggota senat dan para mahasiswa yang berangkat". Jelas pak yakub kepala rektor. "Dan prilly, jangan sampai terjadi sesuatu sama kamu seperti tahun kemarin". Peringatan pak gunawan membuatku tersenyum kecut. "Iya pak, kali ini saya akan berhati-berhati". Beliau pun tersenyum. "ali tolong jaga prilly ya". Pak ali pun mengangguk tapi kemudian dia menatapku tajam. Kenapa harus dosen m***m ini yang menjagaku, bukan malah menjaga tetapi dia sama saja. Tak ku hiraukan tatapannya, aku pun berpamitan kepada ketua yayasan dan kepala rektor. "Prilly tunggu !!" Teriak seseorang mengejar ku keluar ruangan, siapa lagi jika bukan dosen m***m yang sepertinya penasaran dengan kehidupanku. "Ada apa lagi pak, sebentar lagi kelas bapak akan dimulai. Saya tidak mau terlambat". Jelasku yang malah mendapat tatapan tajam darinya, sebenarnya kenapa sih orang ini. "Apa yang sebenarnya terjadi tahun lalu dengan kamu, sampai papa.. maksut saya pak gunawan memperingatkan kamu". Tanyanya padaku,? benar kan dia penasaran dengan kehidupanku. Dasar dosen kepo. Aku menatapnya, sedikit ku angkat alisku dan kutatap wajahnya yang sedikit gelagapan. "Bukan urusan bapak". Aku pun melanjutkan langkahku meninggalkannya berdiri mematung. Saat aku hendak masuk kedalam kelas, tiba-tiba ada yang menarik tanganku. Aku yang tak siap pun hendak terhuyung ke belakang. Tapi kurasakan ada sebuah tangan yang kekar memegangi badanku yang mungil ini, aku tak berani membuka mataku. Tapi sedetik kemudian aku menegang karena teriakan seseorang dari arah belakangku. "Prisilliya sakura maharani !!!Pekiknya keras. ?????????
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD