"Nama saya Aldriansyah hindarta".
Ooh tuhan, sepertinya aku mengenali nama hindarta. Tapi dimana, apa hanya sekilas saja.
"You...!!!". Pekiknya tepat bulpoin yang dia pegang menuju ke arahku.
"Ya,, saya pak". Ucapku sambil menunjuk diriku Sendiri. Karena aku tak mau percaya diri jika dosen ini tidak memanggilku.
"Yes, you. Whats your name. Your complete name ??". Tapi ternyata memang benar adanya, dosen songong ini memanggilku. Dia tanya namaku.
"Sakura. Celetuk amel yang membuat seisi kelas tertawa. Dia mengerutkan dahinya, sepertinya dia fikir ini lelucon.
"Yes, my complete name is prisilliya sakura maharani. Whats wrong..?". Tanyaku yang langsung mendapat gelengan kepala dari dia.
Lima detik kemudian keheningan pun terjadi, aku tak menyangka jika mereka semua telah terhipnotis oleh ketampanan dari dosen muda ini. Mereka tak tahu saja siapa sebenarnya orang ini. Pasti mereka akan patah hati jika mengetahui dosen muda nan tampan telah memiliki calon istri.
"Kamu". Tunjuknya lagi ke arahku. Kenapa sih nih orang suka banget nunjuk aku.
"Coba jelaskan, what do you mean about gastritis?".
Dia mau melihat kemampuan ku rupanya. Maaf tuan anda salah sasaran.
"Gastritis adalah peradangan pada dinding lambung. Dilihat dari waktu terjadinya, gastritis dibagi menjadi dua:
Gastritis akut atau muncul secara mendadak dan cepat reda.
Gastritis kronis atau terjadi secara perlahan dan berlangsung lama.
Kuberi jeda sedikit, dosen muda itu masih menatapku.
Lambung memiliki sel-sel penghasil asam dan enzim yang berguna untuk mencerna makanan. Untuk melindungi lapisan lambung dari radang atau pengikisan asam, sel-sel tersebut juga sekaligus menghasilkan lapisan "lendir". Lapisan lendir ini berfungsi melindungi dinding lambung dari iritasi akibat asam yang diproduksi. Gastritis terjadi ketika lapisan lendir tersebut rusak sehingga dinding lambung mulai teriritasi.
Dosen itu masih terdiam dan memandangku untuk segera melanjutkan jawabanku.
Pada sebagian penderita, gejala bisa muncul dan berupa rasa nyeri atau ngilu pada perut bagian atas, mual, muntah, serta kehilangan nafsu makan. Dan pada kasus gastritis yang terbilang parah, yaitu akibat terjadinya pengikisan dan pendarahan pada lapisan lambung. Gejala yang timbul bisa berupa, maaf tinja berwarna merah atau hitam dan muntah darah.
"Lalu, apa obat atau pencegah yang baik untuk penderita ini?". Tanyanya lagi padaku. Hallo aku udah jelasin panjang lebar dia masih tanya. Bener-bener nih orang.
"Maaf, nama kamu prisilliya sakura maharani S. Apa arti huruf itu ?". Heh dia malah mengalihkan pembicaraan.
"Sayang, sahut seseorang dari arah belakang, seisi ruangan pun tertawa. Tapi tidak untuk lelaki di depanku ini. Dia masih menatapku dengan tatapan tajamnya.
"Setiawan, Memangnya ada pengaruh jika tidak menyebut nama lengkap ?". Tanyaku kembali.
Dia mengerutkan keningnya dan berjalan mendekat ke arahku. Kenapa tiba-tiba jantung ini berdetak cepat banget sih. Tadi pagi ketemu biasa ajah. Haduh mati aku, dia semakin mendekat lagi.
Dia berhenti tepat di samping mejaku, dia menundukkan kepalanya dan membisikkan sesuatu kepadaku, bukan bukan membisikkan tetapi berbicara pelan tepat di depan wajahku. Aku pun menatap matanya yang tajam itu."ternyata kamu anak dari Dr. Bagus afrizal setiawan.
Deg,,
Apa yang dia maksud, kenapa dia bisa mengetahui hanya dari nama belakangku saja. Sepertinya aku tidak terlalu terkenal untuk kalangan seperti itu.
Sesaat hanya keheningan terjadi, sampai aku tersadar dari lamunan ku karena senggolan dari tangan amel. Dan sejak kapan dia sudah berada di depan kelas, Semua wanita menatap ku aneh, seakan- akan tak terima karena perbuatan dosen itu tadi.
Tak ku hiraukan mereka, aku hanya ingin fokus untuk belajar. Masalah papa biarlah, mungkin dia hanya tahu saja. Ooh tuhan aku harus merefresh lagi hati dan otakku supaya tidak tertarik oleh dosen muda itu.
"Oke, thanks for all. See you next time". Pamitnya setelah mendengar bel tanda mata kuliah telah usai. Dosen muda itu pun berjalan meninggalkan kelasku yang mulai ramai dengan suara wanita yang memuja dan tak hentinya membicarakannya.
"Gila loe prill, loe bisa ditatap kayak gitu ama tuh cowok !!". Teriak amel histeris.
"Biasa ajah kali, tadi gue juga udah ketemu duluan ama tuh dosen songong. Tauk ah, sebel gue makan yuk laper". Rengekku kepada sahabat ku yang cantiknya bak artis korea hyun eun hye. Dia yang tampaknya semangat karena mendapat asupan oksigen pun melangkah menggandeng tanganku untuk berjalan menuju kantin kampus.
"Loe yakin gak ada tertariknya ama tuh dosen ?". Sepertinya amel masih penasaran, kujawab dengan gelengan kepala saja. Karena aku masih sibuk dengan bakso yang lagi ku kunyah ini.
"Dia udah punya calon istri kali mel". Lanjutku setelah ku telan baksoku ini.
"Byuurr,,,
"Anjriit,, loe fikir muka gue westafel kamar mandi apa?. Main semprot ajah". Ucapku kesal karena semburan air teh dari amel.
"Sorry prill, gue kaget ajah denger itu. Masak sih dia udah mau merried ?". Tanyanya lagi meyakinkan sambil membersihkan mukaku yang basah terkena semburannya.
"Tadi gue telat gegara dia, dia ama calon istrinya lagi berantem. Terus main berhenti ajah di tengah jalan, jadinya mobil gue yang berada pas dibelakang dia kagak bisa jalan".
"Yaaa wajar sih ya prill, secara dia ganteng mapan dan cerdas, mana mungkin kalo gak punya pasangan". Sepertinya sahabatku ini udah jatuh cinta ama tuh dosen muda. Dia langsung terlihat gak bersemangat gitu.
"Udah, muka gue bisa ilang loe elap terus". Ucapku menyingkirkan tangannya yang sudah bergriliya ke seluruh wajahku. Dia hanya membalas dengan cengiran.
"Prilll....!!!
Teriak seseorang dari arah belakang ku. Aku dan amel pun menoleh kebelakang melihat siapa yang memanggil ku. kenapa nih cewe lampir manggil aku. Kenapa aku panggil cewe lampir karena pertama penampilannya selalu dandan ala-ala artis , kedua mulutnya yang kagak bisa diam selalu ngoceh kesana kemari. Apalagi kalo soal cowo beuhh cepet banget buru-buru di lebelin.
"Eh prill,, kenapa tuh cewe lampir manggil loe. Liat deh selalu bawa ajudannya kemana-mana".
"Sstt,, itu bukan ajudan tapi tuyul-tuyulnya. Heheheh.
"Ngapain kalian bisik-bisik gitu. Ngomongin gue ??". Ucapnya tak terima sambil berkacak pinggang membenarkan posisi kacamatnya yang menurutku gak bisa pas, ya karena posisi mulut dia lebih mancung ketimbang posisi hidung dia.
"Lah loe ngapain teriak-teriak panggil gue ??".
"Loe dipanggil ke ruangannya pak ali. Kenapa sih dia manggilnya loe bukan gue ajah". Sindirnya tak terima sambil ngeliatin gue dari atas kepala sampai bawah sepatuku.
"Pak ali, manggil gue. Aku tak tahu kenapa tuh orang sepertinya tak hentinya ganggu aku. Aldriansyah hindarta, di panggil ali. Dari mana nyambungnya coba, tapi yasudahlah memang kayak gue kali nasibnya. Nama prisilliya dipanggilnya prilly, kadang juga dibuat ledekan anak-anak dipanggil sakura.
"Eh malah bengong. Jangan belagu ya jadi cewe, dan jangan geer dulu". Ucapnya tak terima seakan mengancam ku.
"Bukan type gue, yuk mel kita capcus. Kali ajah diajak kencan ama tuh dosen".
Segera ku tarik tangan amel untuk meninggalkan cewe lampir yang teriak-teriak manggil nama gue, mungkin dia tidak terima. Biarlah aku harus cepat ketemu dengan tuh orang.
"Prill, gue tunggu di parkiran ajah ya. Kalo lama gue dobrak ruangannya nanti". Ucap amel sambil cengar cengir, jangan-jangan nih bocah ketularan cewe lampir tadi.
"Mau ngapain loe dobrak, loe mau ngintip yah. Hahhaha dia hanya mengerucutkan bibirnya."gue masuk dulu yah, Bye amel.
Tok,tok,tok
"Masuk,,!! Suara dinginnya terdengar dari arah balik pintu.
Aku pun segera masuk dan berjalan kearahnya yang masih sibuk memandangi laptopnya, tanpa sedikitpun memandang ke arahku.
"saya prilly pak, ada yang bisa saya bantu ?". Dia pun mendongak dan menatapku sambil mengerutkan keningnya. Ada apa, apa dandanan ku aneh. Sepertinya tidak, aku masih tetap sama seperti tadi. Bajuku juga masih lengkap.
"Kamu, kamu prilly ketua senat di kampus ini ??".
Dari nada bicaranya sepertinya dia tidak percaya. Kurang ajar nih dosen."iya pak, nama saya prisilliya tapi anak-anak manggil saya prilly, dan saya adalah ketua senat di kampus ini. Ada perlu apa sehingga bapak ali yang terhormat memanggil saya ?". Ucapku penuh penekanan.
Dia tersenyum ke padaku, lalu berdiri dan berjalan ke arahku. Sumpah demi apa, senyumnya manis sekali. Baru kali ini aku melihat dia tersenyum sangat hangat dan ramah, berbeda dari tadi pagi dan di kelas.
"Saya tidak menyangka kalo kamu ketua senatnya". Sindirnya sambil senyum-senyum. Gak beres nih orang udah ngeremehin sekarang ngehina aku juga.
"Memang ada yang salah jika saya ketua senatnya?". Tanyaku tak terima, dia hanya menggelengkan kepalanya. Sedetik kemudian dia menundukkan kepalanya, aku yang terkejut pun berjalan mundur. Bukannya aku terlalu over pede tapi di dalam ruangannya hanya ada aku dan dia, gak lucu kalo sampai dia macam-macam denganku.
Dia semakin mendekat, aku terus berjalan mundur. "Ma..mau apa pak ali. Jangan macam-macam ya pak, aku bisa taekwondo". Dia tak menghiraukan ucapanku, semakin mendekat dan mendekat. Ya tuhan aku sudah terpojok sepertinya, karena kurasakan kaki dan tubuhku sudah nempel pada benda yang kusebut tembok."pak ali, gak niat macam-macam kan. Ucapku sambil memasang kuda-kuda.
Dia hanya tersenyum, dan semakin menundukkan wajahnya mendekat ke arahku. "Kamu terlalu cantik untuk menjadi ketua senat. Ucapnya sambil meniup mataku, dan tiba-tiba kurasakan sesuatu menempel di dahiku.
Oh tuhan, kenapa aku malah terdiam membeku, aku tak melawan atau bahkan mendorong tubuhnya seperti keiinginan ku.
"Kamu lucu, kalo terlihat dari dekat. Aku pun berjengkit dan tersadar, cowok itu sudah duduk manis di kursi kebangsaannya. Kurang ajar, habis manis sepah dibuang.
Aku yang tersadar pun berjalan kearah mejanya, ku gebrak meja yang ada dihadapan ku.
"Bapak fikir, saya seperti wanita cabe-cabean diluar sana. Yang akan tersenyum bahagia di perlakukan seperti itu, apalagi dengan lelaki yang sudah mau menikah. Pak ali salah, jujur saja pak ali memanggil aku kemari ada perlu apa !!". Sentak ku yang membuatnya mengangkat sebelah alisnya.
"Menikah, maksud kamu ?". Nih orang udah belagu, songong dan kurang ajar. Masih saja pura-pura lupa.
"Tadi pagi, saya di maki-maki oleh seorang cewek yang mengaku sedang bertengkar dengan calon suaminya. Bapak tau, bertengkarnya di tengah jalan sehingga menyebabkan saya terlambat untuk menghadiri rapat senat". Sindirku yang tak mendapat balasan apapun.
"Hhh,, besok saya minta kamu untuk menemani saya bertemu rektor. Bukankah senat sedang mengadakan acara, dan perlu persetujuan dari ketua rektor sekaligus ketua yayasan. Dan saya yang akan mengantar kamu".
Ooh tuhan, cobaan apalagi ini kepadaku. Kenapa dia yang harus menemaniku pergi, haduh aku masih kaku jika harus bersama dengan cowok ini.
"Baiklah pak, saya permisi kalo sudah tidak ada yang dibicarakan lagi". Aku berdiri dan meninggalkan dia yang tengah sibuk dengan laptopnya.
Dasar lelaki memang seenaknya saja, sudah main nyelonong cium-cium kening orang. Sekarang nyuruh keluar kayak majikan kepada pembantu rumah tangganya.Ya sudahlahh aku harus segera pergi meninggalkan tempat ini karena amel sudah menungguku.
Aku pun terus berjalan sambil menggerutu, merutuki diriku yang terdiam tadi di perlakukan oleh dosen songong itu. Karena terhipnotis dengan senyuman mautnya hingga lupa jika dia telah mencium keningku.
"Aaaahhh,,, dasar dosen songong. Sok kecakepan".
"Siapa yang kecakepan..???
Ooh no, suara itu.....
????????