Double Kesedihan

1172 Words

Rendra meletakkan segelas air di depan Papanya. Sambil duduk, ia melihat rona cerah di wajah Papanya. Ia tahu papanya bahagia karena bisa merawat si bungsu yang sakit sedang. "Jangan senang dulu, Pa. Dia menerima Papa karena belum sadar. Demamnya masih sangat tinggi," kata Rendra. Hendra tahu betul pengaruh demam tinggi yang membuat Alea seakan melihat orang lain dalam dirinya. Meski demikian, bisa membuatkan bubur dan menyuapi anaknya sendiri adalah ih berkah. Ia sangat tak sabar bisa bersatu lagi dengan kedua anaknya dan bisa hidup bahagia seperti dulu saat mereka masih bersama. "Kira-kira berapa lama waktu yang kita butuhkan untuk bisa membuka hati Alea?" tanya Hendra. "Aku tak ingin membuat Papa terlalu berharap. Alea itu anak yang keras kepala. Tapi aku yakin suatu saat dia ak

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD