Om Matias Pulang!

1320 Words
Tobias memandang Rendra dengan mata menyipit. Selama ini Rendra tak pernah acuh pada wanita, tetapi sepertinya ia tergila – gila dengan Alea. “Kamu pasti kena guna – guna,” ejeknya saat Rendra baru saja duduk di hadapannya. “Apa?” Rendra sedikit mengerutkan keningnya, tak mengerti apa yang sedang dibahas Tobias. “Ini tahun 2020, kamu masih percaya begituan?” timpal Rendra, membuat Tobias tersenyum mengejeknya. “Aku percaya,” jawab Tobias cepat. “Kejutan.” Rendra sangat tahu kalau Tobias tidak mempercayai hal – hal semacam itu, bahkan selalu mencari alasan logis setiap kali ada sesuatu yang aneh. “Aku lebih terkejut dengan tipe cewekmu yang aneh,” ucapan Tobias ditanggapi dengan dua alis ke atas. “Apa?” Sesaat Rendra memandang Tobias. Melihat seperti apa ekspresi temannya saat membahas Alea. “Kamu mengirim uang ke Alea sementara hutangmu masih sangat banyak. Sinting.” Tobias melempar bantal cushion ke arah Rendra.   Rendra menjawab ucapan Tobias dengan tawa yang lebar sambil meletakkan bantal cushion ke sofa. Tobias terkekeh, masih sulit mempercayai kalau Rendra tergila – gila dengan perempuan se bar – bar Alea. “Bagaimana perkembangannya?” “Perkembangan apa?” Tobias menggerakkan telunjuk di kepalanya sendiri sambil menggeleng – geleng karena tiba – tiba Rendra menjadi tumpul. “Oh, aku sudah menyelidikinya. Alphard yang menabrak mobil Alea saat itu, milik rental mobil Alpha dan disewa Do Ji Hyun.” “Siapa?” Tobias terlalu terkejut karena ada orang asing yang terlibat dengan urusannya. “Dia orang Korea, sesuai namanya. Aku belum tahu pasti, tapi sepertinya ini masih berkaitan dengan Sophia.” “Selidiki terus. Jangan sampai ada yang terlewat.” “Boss. Soal mobil Alea yang ditabrak waktu itu … seharusnya kamu yang bertanggung jawab.” “Apa!” Tobias membelalak lebar saat Rendra mengatakan hal itu. “Kalau bukan Sophia, Alphard itu takkan menabrak mobil Alea. Kamu pasti masih ingat soal kerusakannya. Tak hanya spionnya yang patah tapi pintunya juga penyok.” “Tidak ada bukti kalau pelakunya Sophia.” “Tapi kecurigaan kita mendekati seratus persen.” “Apa gunanya kecurigaan tanpa bukti. Kamu pernah mengatakan itu sebelumnya. Apa kamu sudah lupa?” “Sial!” Tobias tersenyum puas akhirnya bisa membalas Rendra yang dulu seperti batu yang tak bisa dipecahkan. Lelaki itu “Baiklah, asal kamu mendapatkan buktinya aku akan membayar semuanya.” “Termasuk Mercy - mu yang rusak?” Tobias mengangkat satu alisnya, tak percaya kalau Rendra memiliki niat semacam itu. Sungguh sebuah pengorbanan yang sangat konyol. Tobias bahkan tak mampu menyembunyikan ekspresi mengejeknya. “OK, asal kamu bisa membuat Sophia dan ibunya mendekam selamanya di penjara.” “Aku sudah merekamnya. Saat itu terjadi, anggap semuanya lunas dan balikkan uang yang selama ini kutransfer.” Tobias mendecak, tapi tak bisa menutupi kebahagiaannya. Hal yang paling mudah adalah membayar sesuatu dengan uang. Ini bukan kesombongan, tapi hanya itu yang ia miliki jadi saat Rendra memintanya, tentu saja tak perlu berpikir dua kali untuk mengiyakannya. “Aku yakin kamu akan membutuhkan banyak uang karena pacaran dengan Alea.” “Pacaran?” Entah darimana Tobias berpikir demikian, tapi Rendra tak mau tahu soal itu. Yang penting urusan uang sudah selesai. Rendra bangkit sambil merapikan tumpukan dokumen lalu memasukkannya ke dalam amplop coklat. “Aku akan memastikan semua masalahmu selesai secepatnya.” “Lakukan saja!” Tobias memandang Rendra dengan dua tangan yang menopang dagu. Rendra mengangguk lalu meninggalkan ruangan Tobias. Hari ini suasana hatinya sedang baik dan semakin baik setelah Tobias berjanji membebaskannya dari semua hutangnya dan Alea. *** Alea bahagia karena barang – barangnya habis diborong oleh satu followernya. Ia bahkan menari – nari sambil berputar karena terlalu bahagia. “Kak Tara, aku takkan pernah melupakanmu.” Alea mencium gawai seakan mencium Tara yang tak lain adalah Rendra. Alea segera membungkus semua barang yang telah dibeli Tara. Dua tas branded yang ia beli seharga lima puluh jutaan, yang dengan terpaksa dijual separuhnya karena sangat membutuhkan uang hingga dijual cepat. Beberapa pakaian yang ia beli dari beberapa brand terkenal yang juga dijual dengna diskon besar. Dompet, sepatu, sandal bahkan ia menjual beberapa wig yang juga dibeli oleh Tara. Sebagai bonus, ia memberikan beberapa fotonya yang terbaik, lengkap dengan pigora sehingga Tara tak perlu repot – repot membingkainya dan tinggal memasang nya di dinding. “Aku yakin Kak Tara menyukainya. Kan dia bilang fansku yang nomer satu. Maafkan aku Kak Tara, tapi saat ini aku nggak punya banyak uang. Nanti kalau aku punya uang, aku janji akan mengajakmu ketemuan dan kita foto bareng. Aku juga akan menraktirmu makan enak.” Alea bahkan berpikir akan mengajaknya membuat vlog dengan tema mukbang bersama subscriber. Setelah membungkus, Alea tinggal menunggu kurir menjemput paketnya dan berharap paket itu sampai ke Tara dengan selamat. Setelah paket itu diambil kurir, Alea hendak masuk rumah saat seseorang yang ia nanti akhirnya tiba. “OM MATIAS!” Alea berlari dan segera memeluk Matias, membuat lelaki itu terkejut namun kemudian tertawa. “Kamu sudah besar, Alea. Kenapa masih seperti bocah setiap kali Om pulang?” Alea hanya tersenyum lebar sambil memamerkan barisan giginya yang rapi. Mereka berdua masuk rumah dengan Alea yang menggelayut manja di lengan omnya. “Om mau mandi dulu. Ada oleh – oleh buatmu di koper. Ambil aja.” Matias segera masuk kamar. Alea mengambil koper silver yang teronggok di samping pintu. Membawanya ke ruang keluarga lalu membukanya dan mengambil oleh – oleh dari Matias. Ada bungkusan berwarna putih yang segera ia ambil. Ada sepasang baby doll berbahan batik serta T shirt berwarna pink. Alea senang sekali mendapatkan oleh – oleh itu, mengangkatnya tinggi – tinggi seakan itu oleh – oleh yang pertama kali ia dapat. Alea berdiri lalu membawa masuk baby doll ke kamar dan segera memakainya. Baby doll hijau dengan motif sulur berwarna coklat. Meski warnanya kurang ia suka, tetapi karena pemberian Matias, Alea sangat menyukainya. Karena pada dasarnya Alea menyukai semua yang dikasih Matias. Gawainya bordering dan seketika ia raih. Nama Tobias tertera disana. Keceriaan yang baru saja menghiasi wajahnya segera sirna. Moodnya memburuk setiap kali nama Tobias muncul, apalagi saat lelaki itu menghubunginya. “Halo.” “Alea, kapan kamu membayar uang ganti ruginya?” tanya Tobias tanpa basa – basi. Alea memandang gawainya sambil mendecak. Baru beberapa hari yang lalu ia mengasihani lelaki itu karena kehilangan papanya akibat kecelakaan. Ia sangat menyesal karena berpikir kematian papanya bisa membuatnya lebih lunak. Alea menarik napas dalam – dalam, ia bahkan belum membahas cara pembayarannya. Untuk saat ini ia tidak memiliki banyak uang untuk membayarnya. Kecuali transferan senilai lima puluh tiga juta yang ia dapat dari penjualan barang – barang brandednya. Tapi kan uang itu untuk membayar biaya kerusakan. Ia harus menghubungi Rendra untuk mengetahui berapa banyak uang yang harus ia keluarkan untuk membayar biaya perbaikan mobilnya Matias. “Aku minta waktu sampai bulan depan. Aku janji akan mentransfer uangmu.” Alea menggigit bibir bawah, antara tertekan dan kesal karena seakan Tobias tahu kalau ia baru mendapat uang. “Aku tidak bisa menunggu sampai bulan depan.” “Sekarang aku belum punya uang. Please, kasih aku waktu.” “Begini saja, kamu bayar separuhnya dulu. Bulan depan kamu bisa melunasinya.” Alea menjatuhkan pantatnya di kasur, tangannya menggenggam erat sprei karena semakin kesal dengan  Tobias. Baru dapat uang eh sudah ada yang menagih. Tobias sudah seperti seorang rentenir dan debt collector yang menagihnya di waktu yang tepat. “Tapi….” “Kamu bisa membayar lima puluh tiga juta dulu. Aku tunggu!” Tobias mematikan sambungan telepon, membuat Alea menjerit tertahan karena frustasi. Uang itu selain untuk membayar perbaikan mobil Matias, ia juga berencana untuk membayar uang ganti rugi tapi tidak lima puluh juta juga. “Kok dia tahu aku punya lima puluh tiga juta? Ah, mungkin kebetulan saja,” gumamnya. Ia mendecak, beberapa saat terdiam memikirkan bagaimana caranya supaya bisa membayar mulai bulan depan. “Aku harus ketemu Tobias. Hanya itu caranya,” ujarnya. Alea segera bersiap untuk menemui Tobias secepatnya. Bagaimana kelanjutannya? Ikuti terus ya….
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD