Jalanan Gangnam

1199 Words
CH 3 Mendesis, Alea tak percaya kalau lelaki limited edition yang ia sangka kaya raya secara jaket yang ia kenakan limited edition ratusan juta rupiah. Tapi ternyata lelaki itu tak lebih dari orang yang bermasalah. Ah, harusnya ia sadar sejak tahu kalau lelaki itu dikejar para preman. Ini bukan drama Korea seperti yang sering ia tonton di platform berbayar. Nasi sudah menjadi bubur. Ia sudah kepalang tanggung, lagipula siapa yang mau menanggung kerugian atas insiden itu? Satu jutaan bukan uang yang sedikit. Mengangkat paper bag dengan beberapa produk yang retak setelah jatuh ditabrak lelaki itu, Alea berlari mengikuti lelaki yang kini berjalan menuju jalan utama. Ia harus mendapat pertanggung jawaban darinya, tak ada pilihan selain mengikutinya meskipun itu artinya ia harus menunda untuk pulang ke hotel dan mempacking barang-barangnya lebih awal, termasuk menunda untuk ke Myong-dong dimana seharusnya ia melakukan wisata kuliner untuk membuat konten terbaru. “Hei kau!” Kesal karena lelaki itu tak mempedulikannya, Alea menarik jaket lelaki itu dan membuat barang di gendongannya terjatuh. “KAU!” Alea menarik lengannya hingga lelaki itu memutar tubuh. “Aku sudah memberimu kartu nama. Aku janji akan memberimu ganti rugi. Nanti malam setelah aku sampai rumah, aku akan meminta….” “Kau jangan coba-coba melarikan diri ya, dasar penipu!” Alea menunjuk hidung lelaki yang tingginya seratus delapan puluh lima centi meter tersebut. Meskipun ia tampak kecil di depan lelaki itu, tak membuatnya gentar sama sekali. Alea bahkan berani beradu kekuatan jika itu harus ia lakukan. Ia takkan mengampuninya, apapun harus dilakukan untuk mendapatkan uangnya kembali, sejumlah barang yang telah ia beli dan dipecahkannya. “Siapa penipu?” “Kau!” Lelaki itu berkacak pinggang sambil mengembuskan napas ke udara, tak menyangka bertemu dengan perempuan albino yang tampak rapuh tapi ternyata segarang kucing betina yang baru melahirkan. Semua orang mungkin akan terperdaya dengan kecantikannya –yang sialnya ia pun mengakuinya— tapi semua orang pasti akan merasa tertipu sepertinya. “Kau boleh ikut aku kalau mau,” kata Tobias dan segera melangkah menuju rumahnya yang ada di Cheondamdong. “Tentu saja aku akan ikut kamu. Kemanapun aku akan mengikutimu sampai uangku dikembalikan,” ucapan Alea membuat Tobias mengembuskan napas berat. Mimpi apa sampai bertemu dengan perempuan aneh sepertinya. Ia tak mau ambil pusing. Karena ada masalah yang lebih penting daripada mengurusi anak perempuan orang yang menuntut uang ganti rugi atas barang yang tak sengaja ia jatuhkan. Ia bahkan tak ingin tahu berapa yang rusak dan berapa banyak uang yang diinginkannya. Berjalan di kerumunan, langkahnya seringan kapas. Meskipun hatinya dipenuhi kenangan manis beberapa tahun lalu bersama adik tiri yang dicintainya, selayaknya cinta lelaki kepada perempuan, bukan kakak kepada adiknya. Salahkan papanya yang memisahkan mereka, sekalipun berbeda ibu, tetapi dengan ayah yang sama tentu saja perasaannya harus dipadamkan. Lagipula, sang adik sudah memiliki orang yang dicintainya bahkan saat itu sedang berbadan dua dengan lelaki itu. Kini mereka bahagia, sementara ia harus susah payah menata hati dan mengurus saudara tiri lain yang berbeda ayah dan ibu, setelah papa menikahi mamanya. Wanita yang sebusuk bangkai itu telah membuat ibunya meninggal, bahkan membunuh ibu adik tirinya juga. Dan setelah bertahun-tahun kemudian, mereka juga ingin membunuh adik tirinya. Namun setelah semua itu gagal, ibu tiri dan adik tirinya itu malah melakukan aksi balas dendam dengan ingin membunuhnya dan juga adik, keponakan bahkan papanya. Kehidupan keluarganya memang serumit sinetron, tetapi bukankah kisah dalam sebuah sandiwara juga diinspirasi oleh kisah nyata? Tobias mendongak, memandang gedung-gedung tinggi yang menjulang. Di tengah trotoar dengan orang-orang yang lalu lalang. Bertahun-tahun ia hidup sendiri, mengurus perusahaan IT yang telah ia kembangkan dengan susah payah bahkan berpindah ke Seoul untuk menjauhi adik tirinya yang sedang bahagia bersama suami dan anaknya. Kini, setelah bertahun-tahun itu, Sophia … adik tirinya yang entah sejak kapan telah ada disini, mencarinya dan ingin membunuhnya karena telah menyebabkan kematian ibunya. Padahal sudah jelas, ibunya meninggal karena ulahnya sendiri. Saat itu, Tobias telah memilih untuk menjauh dari kehidupan keluarganya. Ia ingin menghabiskan hidupnya untuk mengembangkan usaha dan menjalaninya begitu saja sampai mati. Tapi ibu tirinya dengan tak tahu malu mendatanginya, mengajaknya berunding untuk melakukan kejahatan kepada papanya. Ayah kandung yang selama ini terasa asing dan tak pernah sekalipun dekat dengannya. Papanya lebih mencintai Damian, anak yang ia ambil di pinggir jalan dan merawatnya dengan penuh perhatian. Bahkan dengan tanpa peduli perasaannya, papa memberinya kedudukan tertinggi yakni menjadi orang kepercayaannya, sembari memproklamirkan kalau ialah yang kelak menggantikannya. Sesuatu yang dianggap terlalu ironi bagi Tobias. Ia pun memutuskan untuk pergi namun urung dilakukan saat tiba-tiba adik tirinya datang entah darimana. Memporak porandakan hatinya yang saat itu sudah kacau. Perempuan yang tampak tangguh namun sebenarnya serapuh kertas. Dan entah sejak kapan perasaan itu muncul, yang sialnya hanya bertepuk sebelah tangan. Meskipun sadar kalau hanya kekecewaan yang akan ia dapatkan, tetapi toh ia telah melakukan apa yang seharusnya seorang kakak lakukan. Melindungi adiknya sampai akhirnya tanggung jawab itu berpindah kepada Damian, anak angkat papanya yang kini juga menjadi menantunya. Tobias meringis, tak menyangka kalau perasaan kecewa, menyesal dan sedih itu bertahan bertahun-tahun lamanya. Kini, saat hatinya belum terobati, ia harus kembali ke tanah air untuk menata lembar hidupnya yang baru. Setelah papanya sakit dan berharap ia pulang, sebenarnya ia tak ingin pulang kalau saja adiknya tak datang dan memintanya sendiri. Semudah itu hatinya diobrak-abrik. Ia kembali melangkah dengan langkah santai. Tadi siang seharusnya ia bisa menangkap Sophia yang kini sedang ada di Seoul, entah untuk urusan apa. Hanya saja, ia tak tahu kalau bekas adik tirinya itu kini menjadi simpanan seorang mafia, walau ia tak tahu darimana mafia itu berasal, toh ia tak peduli dengan hal itu. Karena itu pula, Sophia bisa mengirim beberapa preman untuk mengejarnya. Sial karena ia tak membawa mobil pada saat itu. Sehingga aksi kejar-kejaran terjadi dengan sangat sengit. Kalau tidak, ia yakin sekarang ia sedang tidur di rumahnya. Entah kesialan yang ke berapa, dompetnya raib entah dimana bahkan ponselnya pun tak ada. Banyak sekali yang harus ia urus nanti, tapi itu bukan soal yang sulit mengingat ia memiliki koneksi yang bagus dengan orang-orang KBRI, mereka pasti akan membantunya. Soal gadis yang masih mengikutinya itu, biarkan saja. Ia akan mentransfer uang itu setelah sampai rumah melalui Internet banknya. “Hei, apa masih jauh rumahmu?” tanya gadis yang kini berjalan di sampingnya. “Rumahku di gedung itu!” tunjuknya pada sebuah gedung dengan lampu merah kelap-kelip di ujung atas gedung. “Oh, oke.” Gadis itu berjalan dengan menggendong tas yang ukurannya cukup besar dan juga ada ransel yang tampak berat di punggungnya. Tobias tak memiliki mood untuk berbicara, jadi ia berjalan dengan menutup mulutnya sampai akhirnya kaki mereka telah sampai di gedung berlantai tiga puluh lima. Sebuah hunian apartemen yang besar dan mewah. Ia membeli apartemen itu beberapa tahun yang lalu setelah menjual rumahnya yang lama yang juga adadi Cheondam-dong, rumah penuh kenangan dengan adik tirinya itu sengaja ia buang agar tak terbayang-bayang masa lalu. Tetapi karena terlalu berat, ia memilih apartemen yang masih dekat dengan komplek tempat tinggalnya dan sesekali ia sengaja melewatinya hanya untuk mengingat masa lalu. Mungkin cukup sentimental, tetapi ia tak ingin membohongi perasaannya sendiri. Ia berhenti di depan pintu rumahnya lalu memencet tombol password yang merupakan alat pengganti kunci pintu. Alatnya berbentuk seperti remote TV yang menempel di gagang pintu. Tetapi sebuah kejutan terjadi dan sukses membuat matanya melebar. “Sophia … Sial!” geramnya.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD