bc

LAUT DALAM 21+

book_age18+
23.3K
FOLLOW
290.3K
READ
love-triangle
one-night stand
escape while being pregnant
love after marriage
forced
second chance
goodgirl
drama
tragedy
campus
like
intro-logo
Blurb

-MENGANDUNG UNSUR DEWASA, HARAP BIJAK DALAM MEMILIH BACAAN-

Hubungan Leandra Fallentina dan Ocean Pradepta sudah berakhir satu minggu yang lalu. Kandasnya hubungan mereka pun tanpa alasan yang jelas dari Sean. Tetapi, pagi ini, saat Lea membuka matanya, Lea berada tepat di dalam dekapan hangat seorang Sean. Sean si mantan kekasihnya.

Di peluk saja mungkin tidak masalah. Namun, yang menjadi masalah adalah Lea paham betul kesalahan apa yang sudah ia dan Sean lakukan semalam.

Haruskah Lea memberitahu Sean kejadian yang membuatnya sekarang hamil empat minggu? Ataukah Lea seharusnya diam saja dan menerima penolakan keras dari Sean?

chap-preview
Free preview
S A T U
Dentuman musik yang keras menyambut pendengaran Sean ketika kakinya melangkah masuk ke dalam salah satu klab ternama yang ada di ibukota. Sudah hampir seminggu Sean menjadikan klab ini sebagai rumah keduanya, tempat dia menumpahkan segala kesedihan hatinya. Dia Ocean Pradepta. Namun teman-temannya lebih sering memanggilnya Sean dari pada kata lain yang berada di deretan namanya. Begitu pula dengan keluarganya yang memang memanggilnya Sean sedari kecil. Sean melangkahkan kakinya ke arah meja Bar. Sang Bartender yang sudah mulai mengenali Sean pun menyapanya ketika dia mendudukan bokongnya di atas kursi Bar. "Malem, Bro. Kayak biasa?" tanya Bartender itu. Sean hanya menganggukan kepalanya, sedang malas untuk mengeluarkan kata-kata. Tak perlu menunggu lama, pesanan pemuda yang berumur delapan belas tahun itu pun datang, segelas minuman keras racikan khusus dari sang Bartender. Dengan sekali teguk, Sean menghabiskan minumannya hingga tandas. "Kayaknya masalah lo berat banget sampe hampir tiap malem minum ginian," ujar Sang Bartender yang tak Sean ketahui namanya. Sean hanya tersenyum setengah matang. Antara mau dan tidak untuk tersenyum. Tiba-tiba saja sekelebat potongan memorinya bersama sang mantan kekasih pun muncul. "Sean, kamu nanti kalo lulus mau nerusin ke mana?" "Aku juga mau satu kampus sama kamu." "Aku sayang kamu, Sean." Seakan melihat wajah mantan kekasihnya itu berbicara dengannya, Sean menarik rambutnya frustrasi. "Arrrgghhh! Dasar cewek anjing! Gara-gara lo hidup gue jadi berantakan!" seru Sean frustrasi. Lagi, Sean memanggil Sang Bartender yang sedang melayani orang lain itu, lalu kembali memesan minuman yang sama. Begitu seterusnya sampai dia benar-benar mabuk. ***** Diputuskan kekasihnya satu minggu yang lalu membuat Leandra Fallentina yang kerap kali di sapa Lea itu dirundung kesedihan. Ditambah lagi, bertepatan dengan kekasihnya yang memutuskannya, sahabat baiknya meninggalkannya untuk selama-lamanya. Natalia Adriana, gadis berparas cantik yang telah tiga tahun berteman dengannya itu harus meregang nyawa karena overdosis setelah meminum sebotol obat tidur. Lea benar-benar tidak menyangka jika Nata akan mengakhiri hidupnya begitu saja. Padahal gadis itu tidak tampak memiliki masalah sama sekali. Untuk pertama kalinya, Lea melangkahkan kakinya masuk ke dalam sebuah klab yang iseng-iseng dia cari di internet. Berbekal review bintang lima dari para pengunjungnya di salah satu aplikasi smartphone, Lea akhirnya memberanikan diri untuk mendatanginya. Dentuman musik yang keras benar-benar mengganggu pendengaran Lea si anak rumahan itu. Asap rokok yang sengaja ditiupkan oleh para lelaki yang dilewatinya itu pun cukup untuk menjadi alasan Lea berbalik dan segera meninggalkan tempat itu. Tetapi, bukan Lea namanya jika mengerjakan sesuatu setengah-setengah. Dengan langkah santai seakan sering keluar masuk tempat semacam ini, Lea menghampiri meja Bar. "Gue baru liat lo di sini," ujar Bartender itu sedikit berteriak karena suara di dalam klab yang sangat berisik. "G-gue biasanya enggak di sini," jawab Lea. dia tak boleh kelihatan polos di sini. Harga dirinya bisa jadi taruhan. "Mau pesen apa?" tanya Bartender itu akhirnya. "Mau yang paling enak aja," jawab Lea tanpa ragu. "Yakin, nih? Ntar enggak bisa pulang lagi," ujar Bartender itu setengah meremehkan, membuat Lea yang sedang kacau itu malah merasa tertatang. "Kita liat aja nanti!" jawab Lea menggebu-gebu. Setelah pesanannya datang, Lea segera menengguk minuman keras pertamanya itu. Sensasi terbakar langsung menghinggapi Lea saat cairan yang diminumnya melewati kerongkongannya. Kepala Lea sudah terasa pening. Dia hampir saja tumbang di atas meja Bar jika tidak mengingat ucapan sang Bartender yang meremehkannya. Dengan penuh usaha, Lea mengangkat kepalanya. Gadis itu pura-pura tersenyum seakan tak terjadi apa-apa lalu meletakan tiga lembar uang seratus ribuan ke atas meja bar. "Lo beneran enggak apa-apa? Kalo enggak kuat pulang, mending lo mesen kamar aja. Di lantai dua ada kamar buat nginep kok." Bartender itu sedikit merasa bersalah karena melihat Lea yang seperti memaksakan diri untuk tetap sadar saat dirinya sudah benar-benar mabuk. Sejujurnya mudah saja untuk para Bartender membedakan orang yang sering keluar masuk klab dengan yang tidak. Penampilan Lea yang datang ke klab menggunakan celana jeans panjang dan juga hoodie tentunya membuat Lea mudah dibedakan dengan para wanita nakal yang berada di sana. Dengan langkah tertatih, Lea berjalan menjauh dari meja bar. Mungkin dia harus mendengarkan saran dari Bartender itu sebelum dia benar-benar tak sadarkan diri di sini dan menjadi santapan para lelaki hidung belang di sana. ***** Setelah memesan kamar dan di berikan kunci, Lea yang sudah benar-benar mabuk itu pun diantar sampai ke depan kamarnya oleh Bellboy yang bertugas di lantai dua. Bellboy itu pun segera meninggalkan Lea di depan pintu kamarnya yang masih terkunci. Lea yang sedang mabuk itu pun berusaha membuka kunci pintu kamar yang dia pesan. Namun karena efek alkohol yang sangat kuat, Lea malah membalikan tubuhnya, kesal karena pintunya tak mau dibuka. Dengan mata yang sudah hampir terpejam, Lea melihat pintu kamar yang besebrangan dengan kamar yang dia pesan itu terbuka. Entah dorongan dari mana, Lea malah tersenyum dan merangkak masuk ke dalam kamar itu. ***** Sean yang sudah benar-benar mabuk itu diantar ke kamarnya oleh seorang bellboy. Namun karena Sean yang terus saja meracau tak jelas dan juga tak berhenti memaki, bellboy itu pun memilih pergi meninggalkan kamar Sean tanpa memastikan jika kamar itu tertutup dengan benar atau tidak. Sean yang masih meracau itu dikagetkan dengan suara gadis yang memanggil namanya lalu menangis. Alam bawah sadarnya seakan mengingatkan jika dia mengenal suara ini. ***** Lea yang berhasil merangkak masuk itu pun segera menutup pintu kamarnya dengan tubuhnya yang sengaja dia gunakan untuk mendorong pintu. Klik. Suara pintu terkunci itu pun terdengar. Pendengaran Lea yang masih sedikit berfungsi dengan benar itu pun mendengar suara seorang pemuda yang sedang meracau tidak jelas. Lea yakin jika dia tahu siapa pemuda yang tengah meracau itu. Gadis batinnya itu pun segera memberontak, memperingatkan Lea tentang apa yang sudah pemuda itu lakukan padanya. "Sean! Lo cowok paling berengsek yang pernah gue kenal! mengapa lo mutusin gue?!" Lea menangis tersedu-sedu. "Anjing! Lo Lea, kan?!" bentak Sean mengampiri sumber suara dengan langkah yang tidak seimbang. Bahkan tubuhnya beberapa kali ambruk ke lantai. "Lo jahat, Sean! Lo jahat!" teriak Lea seakan tahu jika Sean sedang menghampirinya. Dengan tubuh yang kehilangan kontrol itu, Sean berhasil berdiri dihadapan Lea. Namun sedetik kemudian, lagi-lagi tubuh Sean jatuh. Parahnya, kini dia menimpa Lea yang ada di bawahnya. Merasa kejatuhan benda berat, Lea pun berusaha menyingkirkan benda itu dengan cara menggerak-gerakan tubuhnya yang tengah berada di bawah Sean. Namun sialnya, gerakan yang Lea lakukan dibawa sana malah membangunkan kejantanan Sean yang sama-sama tengah mabuk berat dengannya. Seakan peduli dengan adiknya yang sudah memberontak ingin keluar dari sarangnya itu, Sean pun segera menciumi wajah Lea yang tepat berada di hadapannya. Bibir Sean pun bergerak mencari bibir Lea yang ada di bawahnya. Setelah berhasil menemukan bibir Lea, Sean pun langsung mencium bibir itu ganas. Tak memberikan sedikit pun ruang agar pagutannya tak terlepas. Lea yang mendapat serangan tiba-tiba seperti itu pun berusaha memberontak untuk melepaskan diri. Namun belaian lidah Sean itu malah membuat Lea melenguh ke enakan, seakan mengkhianati dirinya. Mendengar lenguhan dari gadis yang sedang di cium olehnya, Sean pun segera memperdalam ciumannya. Dengan tubuh yang tak seimbang dan pagutan yang tak dilepas itu, Sean pun berusaha mengangkat tubuh Lea dan membawanya ke atas kasur empuk di kamar yang dia sewa itu. Setelah berhasil merebahkan Lea, Sean pun langsung melucuti pakaiannya dan pakaian yang Lea kenakan. Malam panas yang tak akan pernah mereka ingat itu pun terjadi. *****    

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Pinky Dearest (COMPLETED) 21++

read
285.7K
bc

Naughty December 21+

read
509.0K
bc

✅Sex with My Brothers 21+ (Indonesia)

read
931.0K
bc

SHACKLES OF GERALD 21+

read
1.2M
bc

Aksara untuk Elea (21+)

read
836.8K
bc

Sweet Sinner 21+

read
887.7K
bc

Will You Marry Me 21+ (Indonesia)

read
614.8K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook