Lea berlari masuk ke dalam gedung apartemennya. Tak perlu menunggu waktu lama, pintu lift yang sedari tadi ia tunggu akhirnya terbuka. Setelah menekan tombol lantai dimana unitnya berada, pintu lift itu langsung tertutup dan bergerak ke atas. Lea yang sudah sampai di lantai unitnya itu segera keluar dari tabung lift. Bukannya masuk ke unitnya, wanita itu malah menangis sesegukan di tangga darurat. "Emang murahan banget ya lo jadi cewek. Kayaknya semua cowok bisa nyentuh lo, deh. Tapi ujung-ujungnya paling gue lagi yang disalahin." Kalimat yang Sean lontarkan terus saja berputar di kepala Lea. "Kenapa rasanya sesakit ini, sih?" Lea menepuk-nepuk dadanya keras hingga sebuah tangan menghentikannya. "Setiap kali gue enggak sengaja ketemu lo, kenapa selalu tepat sama lo yang lagi nangis?" uj

