Cahaya matahari masuk menembus tirai yang telah di geser itu. Mata Lea mengerjap pelan. Ini adalah tidur ternyenyaknya setelah satu bulan belakangan. Lea membuka matanya lebar-lebar setelah menyadari ia tak berada di balkon. Tiba-tiba saja kepala Lea sangat pening sampai-sampai wanita itu merasa sangat mual. Dengan langkah tertatihnya, Lea bangkit dari tidurnya dan berjalan menghampiri ruangan yang ia yakini adalah kamar mandi. Tangan wanita itu pun memutar knop pintu dengan gerakan lemah. "Ketok dulu, kek!" omel Sean yang saat itu sedang mengenakan handuk untuk menutupi tubuh bagian bawahnya. Lea sebenarnya terkejut namun wanita itu menghiraukannya. Perutnya benar-benar ingin memuntahkan isinya sekarang. Hueekk. "Lo kenapa, sih?!" bentak Sean kesal namun pemuda itu tetap menghampir

