bc

Bitter Love

book_age16+
141
FOLLOW
1K
READ
family
fated
goodgirl
student
drama
bxg
campus
friendship
lies
secrets
like
intro-logo
Blurb

Aletha selalu menata hidupnya agar ia bisa selalu merasakan kebahagiaan, apalagi kini ia memiliki sahabat baik yang sudah menemaninya sejak kecil yang bernama Edgar dan sahabat-sahabat kuliahnya yang lain. Namun kebahagiaan itu seketika pudar ketika Aletha harus divonis mengidap penyakit leukimia. Aletha berusaha untuk melawan penyakitnya sendiri dengan sekuat tenaga. Di balik itu semua, Edgar sebenarnya memiliki perasaan lebih dari sekedar sahabat dari Aletha, namun ia tidak memiliki keberanian untuk mengungkapkannya. Akankah Edgar akan terus memendam perasaannya? dan Apakah Aletha bisa sembuh dari penyakitnya?

chap-preview
Free preview
Part 1
Aletha berjalan menyusuri koridor Kampus menuju kelasnya. Ia tampak bahagia pagi ini, ia sangat bersemangat untuk mengikuti kuliah. “Bahagia banget hari ini” Edgar menghampiri Aletha dan langsung merangkul Aletha yang sedang berjalan menuju kelas. “Edgar” Aletha memukul lengan Edgar karena Edgar mengagetkannya. “Ngagetin aja lo” ucap Aletha kepada Edgar. “Lagian lo pagi-pagi udah senyum-senyum sendiri kayak orang gila, dikira kesambet mau lo sama anak-anak lain” balas Edgar yang masih merangkul Aletha. “Biarin wlee” ucap Aletha menjulurkan sembari lidahnya. “Ngeselin ya lo” Edgar mengacak-acak rambut Aletha yang membuatnya gemas. “Edgar, astaga gue udah capek sisiran juga dari pagi malah lo berantakin kayak gini” Aletha mengomel kepada Edgar. “Nggak papa gini aja masih cantikan gini kok hahahah” balas Edgar sambil tertawa. “Tawa lo, nggak lucu juga apa yang mau diketawain” ucap Kinan masih dengan muka sebalnya. “Hahahah ngambek dah ngambek” ucap Edgar masih menertawai Aletha. “Bodo amat” Aletha langsung pergi meninggalkan Edgar yang masih tertawa. Aletha berjalan menuju kamar mandi untuk merapikan rambutnya yang berantakan. Aletha menyisir rambutnya perlahan sembari tersenyum di depan cermin. “Lethaa, dicariin juga dari tadi ternyata disini” Nara menghampiri Aletha yang sedang menyisir rambut di depan kaca wastafel. “Si Melodi sama Poppy kemana mereka?” tanya Aletha kepada Nara. “Si Odi biasalah dia lagi ngeliat cowok-cowok main basket, kalo si Poppy mah nggak usah ditanya paling juga dia telat datengnya” jawab Nara. “Hahaha mereka berdua tuh ada-ada aja” Aletha tertawa mendengarkan jawaban Nara. “Eh Tha ntar nge Mall yuk sama Odi sama Poppy sekalian” ajak Nara. “Boleh tuh, kita udah jarang nge Mall bareng-bareng juga” Aletha menyetujui ajakan Nara. Mereka berdua keluar dari toilet dan pergi menuju kelasnya yang hampir dimulai. “Gaes gaes tau nggak tadi gue papasan sama Kak Gilang, tapi...” ucap Melodi ketika ia sudah sampai di kelas. “Tapi kenapa?” tanya Nara. “Tapi dia tadi jalan sama cewek” jawab Melodi dengan wajah murungnya. “Lagian sih lo, suka sama orang udah punya gebetan” saut Aletha. “Yah gimana namanya juga cinta, nggak ada yang tau” balas Melodi sambil tersenyum membayangkan wajah Gilang dipikirannya. Nara dan Aletha hanya menggelengkan kepalanya. “Selamat pagi semua” Pak Akbar masuk ke dalam kelas untuk mengajar. “Pagi Pak” seisi kelas menjawab serentak. Sudah sepuluh menit berlalu Poppy baru datang, sudah hal biasa jika Poppy telat karena kebiasaan itu sudah mendarah daging didalam diri Poppy sejak semester awal. Setelah bernegosiasi panjang, akhirnya Poppy diperbolehkan duduk oleh Pak Akbar. “Huuhh legaa” Poppy menghembuskan nafas lega saat ia sudah duduk di kursinya. “Telat mulu lo, kalo ada perlombaan buat paling telat pasti lo menang deh” ucap Melodi kepada Poppy. “Enak aja lo." balas Poppy.  “Udah-udah, dengerin tuh Pak Akbar ngomong nanti kalian disuruh keluar tau dah tu” ucap Nara menengahi Poppy dan Melodi yang masih berdebat. Setelah kuliah selesai, mereka berempat pergi ke Kantin karena perut mereka sudah sangat lapar. Mereka memilih tempat duduk setelah selesai memesan empat mangkuk bakso dan empat es teh. "Eh liat tuh siapa yang lewat." ucap Melodi sambil mengarahkan  pandangannya ke arah yang ia maksud.  "Siapa?" tanya Nara. Semuanya mengarahkan pandangannya ke arah yang dimaksud Melodi.  "Kak Gilang sama Edgar?" tanya Poppy untuk memastikan. Melodi mengangguk antusias.  "Yaelah gue kira siapa." ujar Aletha.  "Kak Gilang tuh main hari makin ganteng aja ya." ucap Melodi memandangi Gilang yang berada jauh dari tempatnya tanpa berkedip.  "Itu kan menurut lo." saut Nara.  “Udah-udah nih bakso nya keburu nggak panas lagi, makan dulu” Poppy menyela sebelum ada obrolan selanjutnya. Mereka berempat lalu memilih menikmati baksonya. “Eh nanti jadi nge Mall kan?” tanya Melodi. “JADI” balas Poppy semangat, sedangkan Letha dan Nara hanya menganggukkan kepalanya sambil masih mengunyah bakso. “Giliran gini aja lo lo paling semangat” balas Melodi. “Heheheh” Poppy hanya meringis. Aletha berpamitan sejenak kepada teman-temannya untuk ke apotek yang ada di kampusnya, ia ingin meminta obat untuk meredakan pusing di kepalanya yang tak kunjung reda.  "Eh gue ke apotek bentar ya." ucap Aletha.  "Mau ngapain? Lo sakit Tha?" tanya Poppy.  "Cuman pusing aja kok." jawab Aletha santai.  "Mau gue temenin ke apotek nggak?" tawar Nara.  "Enggak usah, gue bisa kesana sendiri lagian deket juga kan dari sini." Nara akhirnya mengangguk ketika mendengar jawaban Aletha.  "Oke kalau gitu kita tunggu di kelas ya Tha." ujar Melodi sembari bersiap-siap untuk kembali ke kelas. Aletha mengangguk dan pergi terlebih dahulu ke  apotek.  Sesampainya di apotek, ia langsung membeli obat untuk meredakan sakit kepalanya. Setelah mendapatkan obat yang ia inginkan, Aletha keluar dari apotek dan duduk di sebuah kursi yang ada di depan apotek, ia kemudian langsung meminum obatnya agar sakit kepalanya segera mereda. Setelah merasa dirinya sudah lumayan baik-baik saja, Aletha mengedarkan pandangannya ke sekeliling kampus, tak sengaja tiba-tiba pandangannya tertuju ke arah Edgar yang tengah berada di taman yang berada di  kampusnya dan letaknya pun juga tak jauh dari apotek, Edgar tampak sedang fokus membaca bukunya. Aletha kemudian langsung berjalan menghampiri Edgar dan berniat mengageti Edgar.  “Dor” Aletha mengageti Edgar, namun Edgar sama sekali tak kaget karena ia sudah biasa dikageti oleh Aletha.  "Ih kok nggak kaegt sih lo?" tanya Aletha sedikit kesal.  "Lagian juga lo udah sering ngagetin gue, jadi kan gue udah kebal." jawab Edgar santai.  “Serius amat tuh baca bukunya” ucap Letha. “Namanya baca buku ya harus fokus, emangnya lo” balas Edgar setelah menutup bukunya karena sangat tidak mungkin kalau ia bisa fokus lagi. “Hahahah tau aja lo” ucap Letha mengakui kalau ia memang tak suka membaca buku. “Lo tadi abis dari mana?” tanya Edgar. “Abis dari apotek, beli obat biar ga pusing” jawab Letha santai. “Pusing kenapa lo?” tanya Edgar. “Pusing mikirin kapan gue bisa ketemu jodoh gue” jawab Letha seenaknya. “Ditanya yang bener juga” ucap Edgar. “Hahaha nggak usah serius-serius amat jadi orang” Aletha tertawa melihat ekspresi Edgar. “Serah lo deh serah” balas Edgar menanggapi ucapan Aletha. 

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Dinikahi Karena Dendam

read
205.8K
bc

Single Man vs Single Mom

read
97.1K
bc

Siap, Mas Bos!

read
13.3K
bc

Tentang Cinta Kita

read
190.3K
bc

My Secret Little Wife

read
98.1K
bc

Iblis penjajah Wanita

read
3.6K
bc

Suami Cacatku Ternyata Sultan

read
15.4K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook