2

1993 Words
Lavasha sampai di sebuah rumah yang lebih mirip apartemen jika dilihat dalamnya. didalamnya ada dua kamar tidur lengkap masing-masing dengan kamar mandinya. Lalu Dapur, ruang tamu dan ruangan tv. "Ayo masuk" ajak Lavanya dan Lavasha mengangguk "kakak harus pergi malam ini" lanjut Lavanya "Kemana?" Tanya Lavasha "Kerja!" "Malem gini?" Tanya Lavasha dan Lavanya mengangguk sambil bersiap-siap merapihkan riasan wajahnya dengan cermin yang ada didalam tasnya. Lavasha memperhatikan Lavanya dengan seksama mulai dari pakaian Lavanya yang seksi, make up yang tebal dan glamor membuat Lavanya terlihat sangat cantik. "Kenapa ngeliatinnya sampe kek gitu?" Tanya Lavanya "Kakak cantik banget kalau pake make up" "Kamu bisa aja. Yaudah yah kakak pergi kamu tidur aja, kamar tidur kamu yang itu. Kakak udah siapin ko kamarnya udah kakak rapihin. Terus kalau mau makan ke dapur aja terserah mau masak atau makan makanan yang ada." Jelas Lavanya sambil memakai sepatu hils nya membuat Lavasha nyengir karena itu sangat tinggi menurutnya. "Oke. Kakak hati-hati yah" dan Lavanya tersenyum mengangguk Lavasha masuk kekamar yang sudah ditunjukan Lavanya sebagai kamarnya. Membersihkan badannya lalu menjatuhkan dirinya sendiri kekasur. Sampai akhirnya Lavasha tertidur. Lavasha terbangun melihat jam yang menunjukan pukul tiga dinihari waktu Kanada. Dia bangun dan keluar dari kamarnya untuk mengambil air minum kemudian tersentak kaget melihat keruang tamu. Lavanya ada disana duduk dipangkuan seorang laki-laki yang sedang merokok. Lavasha menutup mulutnya lalu kembali kemarnya. "Itu siapa kak Vanya?" Lavasha berbicara sendiri  "kenapa jam segini ada laki-laki dirumah kak Vanya dengan posisi seperti itu? Aaaarrggh" Lavasha setengah frustasi lalu kembali tertidur. Pagi ini Lavasha bersiap-siap untuk jalan-jalan mendatangi tempat-tempat indah dikanada yang dia tau dari internet. "Kak Vanya aku pergi dulu yah" pamit Lavasha kepada kakak nya yang masih tidur. "Iya" jawab Lavanya pelan. "Gunain GPS biar gak nyasar" lanjutnya "Iya." Jawab Lavasha "Kamu punya uang?" "Ada ko" "Nanti siang kakak transfer ke kamu sekalian buat biaya sekolah Zaldi" lanjut Lavanya "Iya" jawab Lavasha dan segera pergi Lavasha berjalan dengan ceria kemudian memasuki pusat perbelanjaan terkenal di Kanada. Yaitu Montreal. Bukan hanya pusat perbelanjaan tapi juga merupakan museum yang ada di Kanada. Lavasha membeli semua yang dia rasa itu lucu dan dia inginkan. Setelah merasa cukup dia segera berjalan ke arah kasir dan menanyakan berapa yang harus dia bayar untuk semua barang yang dia ambil. "Cash?" Tanya Lavasaha "Yes" jawab kasir Lavasha mengeluarkan semua isi tas yang dia bawa tapi semua uang cash yang dia punya tertinggal dirumah Lavanya. "Kredit Card?" Tanya Lavasaha dan kasir itu pun mengangguk. Tapi lagi-lagi semua yang menyangkut uang semuanya tertinggal di kamar dirumah Lavanya. Lavasha menepuk jidatnya sendiri bingung harus bagaimana. Sampai akhirnya satu laki-laki menanyakan berapa yang harus dibayar untuk semua barang Lavasha, tentu saja dengan bahasa Kanada yang bagus. kemudian menyodorkan kartu kreditnya dan semuanya selesai. "Thank you" ucap laki-laki itu tersenyum ramah ke arah kasirnya. "Ayo" lanjut laki-laki itu kepada lavasha dan Lavasha menurut untuk keluar dari area kasir karna dia mengetahui orang yang menolongnya barusan adalah orang yang sama seperti yang menolongnya malam itu. "Duh maaf banget nanti gue ganti deh uangnya." Kata Lavasha merasa tidak enak "Santai aja" jawab laki-laki itu "Eh btw kita belum kenalan. Kenalin, nama aku Lavasha Arunika kamu bisa panggil aku Shasa" Lavasha mengenalkan diri dan menyodorkan tangannya. "Nama gue Kaevan" Kaevan menjabat tangan Lavasha "Panggilannya apa?" Tanya Lavasha "Terserah. Tapi orang-orang manggil gue Kay." Lanjut Kaevan "Oke aku juga Kay aja. Kita seumuran kan?" "Mungkin" "Emmh bentar deh" Lavasha memperhatikan wajah Kaevan dengan seksama membuat Kaevan tersenyum menatap wajah Lavasha yang memperhatikan nya dengan detail. "kayanya tuaan kamu deh" lanjut Lavasha tersenyum "Haha.. masa sih"? Tanya Kaevan "emang tandanya apa?" "Gak tau hehe. Aku ahli gizi bukan ahli tebak umur" jawab Lavasha "Oh ahli gizi" Kaevan duduk dibangku yang ada diluar pusat perbelanjaan itu. Dan Lavsah ikut duduk disampingnya. "Iyaa. Oh iya uang gantinya nanti aku transfer aja yah" "Iya santai aja" jawab Kaevan "Emh kamu mahasiswa disini?" Tanya Lavasha dan Kaevan mengangguk "semester berapa?" Lanjutnya "Setengah tahun terakhir menuju Wisuda."  jawab Kaevan "Oh. Berarti kamu lebih muda dari aku dong yah. Soalnya aku baru aja lulus kuliah kamu belum" "Tuaan gue Sha. Kamu kuliah paling 4 tahun. Umur gue udah mau 26 tahun gue disini udah 10 tahun." "Lama amat untung gak jamuran. Masuk jurusan apa?" Tanya Lavasha "Dokter" jawab Kaevan "Waw. Tapi biasanya di Indonesia 6 tahun" "Gue langsung lanjut spesialis" jawab Kaevan "Wiiih. Spesialis apa? Bedah? Terus kenapa umur kamu baru 26 tahun bukannya rata-rata paling umur 28 tahun baru selesai dokter spesialis" "Bukan. Kalau bedah gak nyampe otaknya. Haha keren gak tuh. Gue dikaruniai otak yang lumayan. Pas SMP gue cuma dua tahun dan SMA juga dua tahun lulus jadi dokter 6 tahun dan akhirnya jadi dokter umum terus lanjut spesialis 4 tahun jadi pas gue baru 26 tahun" jelas Kaevan membuat Lavasha melongo berfikir di umur 26 tahunnya Kaevan sudah menjadi dokter spesialis. "Waw keren termasuk jenius kali yah" kata Lavasha dan Kaevan hanya  mengangkat bahunya. " Btw spesialis  bedah Rumit ya?" Tanya Lavasha "Lebih dari rumit. Cuma orang-orang jenius aja yang berhasil di bidang itu" "Tapi kan kamu juga jenius." "Iya tapi aku pesimis dan lebih milih yang lain." "Emang kamu spesialis apa?" "Mata." Jawab Kaevan "Oh yah? Berarti bisa dong periksa aku" "Bisa. Mata kamu kenapa?"  "Keluhannya suka speechless kalau liat orang ganteng" canda Lavasha "Berarti liat gue juga speechless dong yah?" Tanya Kaevan "Haha PD amat" cibir Lavasha dan keduanya tertawa "tapi serius aku punya keluhan soal mata" "Udah periksa?" "Udah. Dan harus pake kacamata" "Terus kenapa enggak dipake?" "Lagi gak mau aja. Dan ini pake softlens aja" "Sebenernya walaupun ribet pake kacamata lebih baik dibanding pake softlens" "Gitu yah. Yaudah deh nanti pake kacamata aja" dan Kaevan mengangguk "Emh makasih yah Kay kamu udah dua kali nolongin aku" lanjut Lavasha "Sama-sama Sha. tapi semuanya gak ada yang gratis" kata Kaevan "Iya nanti aku ganti uangnya. Tenang aja" jawab Lavasha "Oh gak bisa. gue gak nerima uang lagi" jawab Kaevan "Maksudnya?" "Dinner?" Tanya Kaevan "Ih. Gak mau" "Lah? Kenapa?" "Kamu kan baru aku kenal. Masa udah dinner lagi" Cewek polos. Emang apa hubungan coba dinner sama orang yang baru kenal. Dia anak Jakarta apa anak desa si. Polos banget. Batin Kaevan. "Haha cuma dinner Sha. Makan malem aja kebetulan besok ada acara ulang tahun temen gue juga" Lanjut Kaevan "Temen kamu yang mana? Yang bentak-bentak aku kemarin?" Tanya Lavasha "Haha bukan. Tapi yang kemaren pasti dateng juga" "Emmh mau gak yah" Lavsha memasang wajah sedang berfikir. "Mau dong Sha... Yah mau yah" "Jangan bilang kamu gak punya pasangan terus aku yang dijadiin pura-pura nya." Tebak Lavasha Kalau soal itu. Ini bukan Indonesia Sha. Ini Kanada. Kalau gue mau. gue bisa booking seribu cewek. Tapi gue pengen Lo aja. Entah apa maksudnya. Batin Kaevan "Haha ya gitu deh" jawab Kaevan "Emmh boleh deh daripada aku bete. Kan lumayan jadi uang aku utuh." Jawab Lavasha "Serius?" Dan Lavasha mengangguk "Gue minta numb telpon kamu" pinta Kaevan dan Lavasha menyodorkan hpnya. "Oke nanti gue kabarin" dan Lavasha mengangguk "Oh iya Kay, menurut internet Kanada indah. Dan ada beberapa tempat yang bener-bener indah kalau gue liat dari gambarnya. Itu bener gak si?" Tanya Lavasha "Ya bener. Emang tempat apa yang kamu liat di internet?" "Emmmh danau indah gitu deh. Terus tempat seluncur salju gitu. Kemah." "Oh danau maligne?" "Nah iya itu. Terus ada lagi tempatnya tuh bisa buat mancing. Kemah juga bisa katanya kalau musim panas beuuh akan lebih indah lagi." "Jasper National Park?" "Nah iya itu. Tepat sekali. " Jawab Lavasha "Danau maligne kan ada di dalem jasper National Park Sha." "Oh gitu. Terus ada lagi Kay namanya.... emmmh apa yah lupa deh." Lavasha berfikir sebentar "oh iya Banff National Park. Kata internet itu tuh tempat wisata yang lengkap, indah juga dikanada. paling banyak dikunjungi orang. Banyak yang bisa kita kunjungi. Emang iya?" Tanya Lavasha polos "Tentu. Disana ada pegunungan nya. Danau nya. Air terjunnya. Bisa kemah juga. Dan lake Louis juga kan ada di Banff National Park. Sama buat ski juga ada nya di Banff." "Danau nya namanya Lake Louis yah?" Tanya Lavasha dan Kaevan mengangguk "wuiiih keren banget kayanya. Kamu tau kan tempat dari tempat-tempat itu dimana?" Tanya Lavasha polos. "Tau Sha." Jawab Kaevan tersenyum "Iya yah kan kamu udah hampir 6 tahun disini masa gak tau." Lavasha nyengir sendiri dan Kaevan hanya tertawa. "Eh Kay. Emang kamu gak pernah pulang ke Jakarta selama 6 tahun ini" Tanya Lavasha "Ya pulang lah Sha. Dua tahun yang lalu gue baru aja pulang." "Ih kalau gue bakalan rindu berat sama yang dirumah." "Gak ada yang gue rinduin dirumah" kata Kay "Maksudnya?" "Enggak. Emh btw Lo kesini ke kakak Lo" "Iya. Dia kerja disini. Mumpung udah gak kuliah lagi jadi aku kesini" "Oh ceritanya liburan" "Iya gitu. Emmh Kay." Panggil Lavasha "Hemh?" Gumam Kaevan "Fotoin Dong disini" pinta Lavasha "Boleh" "Asiiiiikkkk. Emmh tapi Kay hp gue low. Pake hp kamu yah. Nanti kamu kirimin" Lavasha tersenyum dan Kaevan mengangguk dengan tersenyum juga. Dan selanjutnya Lavasha sibuk dipotret oleh Kaevan. Sesekali keduanya tertawa lepas. ☘☘☘ Malam ini Lavasha izin kepada Lavanya untuk keluar dan diizinkan. Lavasha terpaksa berbohong mengatakan hanya akan pergi untuk sekedar jalan-jalan saja bukan untuk pergi bersama Kaevan. LavashaArunika❤ Kay dimana? Kaevan tersenyum mendapat pesan dari Lavasha bukan hanya karna pesan dari Lavasha tapi juga nama Lavasha yang memakai tanda love diakhiri namanya. Kay ingat dua hari yang lalu bagaimana Lavasha memberikan numb nya dan entah apa yang mendasari Kaevan ingin memasang tanda love diakhir nama Lavasha. KaevanAlby Kamu jalan aja ke jalan utama. Mobil hitam. Gak jauh ko LavashaArunika❤ Oke. Hanya lima menit Kaevan melihat wanita dengan dress berwarna pink peach dibawah lutut dan rambut digerai biasa saja dan berkacamata. Kaevan tersenyum dan mempersilahkan Lavasha masuk. "Ayo berangkat" kata Lavasha "kenapa?" Tanya Lavasha dan menurunkan kacamatanya sampai ujung hidungnya, menyadari Kaevan yang terus menatapnya.  "Gakpp" jawab  Kaevan tersenyum "Penampilan aku emang gak menarik. Tadi disuruh pake make up si sama kak Vanya tapi aku gak bisa sekaligus gak mau. Natural gini kan lebih enak" kata Lavasha "Tapi kalau misalkan ada yang make up-in kamu. Kamu mau? Make up tipis gitu." Tawar Kaevan "Mau mau aja si kalau ada yang makeup-in tadi gak mau juga kan emang gak bisa" jawab Lavasha dan tanpa berbicara apa-apa lagi Kaevan langsung menjalankan mobilnya. "Kamu tunggu disini dulu yah" "Mau kemana?" Tanya Lavasha "Bentar ko" jawab Kaevan dan pergi lalu kembali dengan belanjaan. "Udah?" Tanya Lavasha dan Kaevan mengangguk "beli kado?" Tanya Lavasha dan Kaevan hanya diam dan kembali menginjak pedal gas nya dan mobil pun melaju dengan cepat. Keduanya masuk ke sebuah salon. "Ko kesini" tanya Lavasha dan Kaevan hanya diam berjalan terlebih dahulu diikuti Lavasha. lalu Kaevan  berbicara dengan petugas salon yang yang menyambutnya dengan bahasa Kanada yang Lavasha tidak mengerti. "Silahkan masuk" ucap seorang petugas salon cantik tentu saja dengan bahasa Kanada namun kemudian ditranslet oleh Kaevan. "Masuk nih Kay?" Tanya Lavasha ragu dan Kaevan mengangguk Cukup lama Lavasha berada di sebuah ruangan dengan petugas salon itu dan kemudian keluar dengan penampilan yang membuat Kaevan melongo. "Ini apaan si Kay harus kaya gini? Ini ketinggian bisanya aku paling pake yang tujuh Senti. Ini berapa Senti coba ya ampun" cerocos Lavasha dan Kaevan tidak merespon. Dia masih fokus melihat Lavasha dari ujung kaki sampai kepala. "Kay?" Kaevan masih diam "Kay. Hello" Lavasha melambai-lambaikan tangannya dihadapan wajah Kaevan. "Eh iya?" Kaevan tersadar "Yaelah ngelamun. Kenapa si?" "Kamu cantik" ucap Kaevan pelan  "Apa?" Tanya Lavasha "Kamu cantik kalau pake makeup gini" ulang Kaevan berani "Ishhh cantik si cantik tapi aku gak nyaman tau" "Yaudahlah gakpp tahan aja cuma beberapa jam ko. Ayo" jawab Kaevan sambil menekukan tangannya dengan maksud agar menjadi posisi bergandengan dengan Lavasha. "Yuk" jawab Lavasha dan berjalan terlebih dahulu dengan berjalan tidak terlalu baik dan tanpa memperdulikan posisi tangan Kaevan. Kaevan tersenyum lalu posisi tangannya digerakkan menjadi membenarkan kerah jas nya gerakan penyelamat karna tengsin "Makhluk dari planet mana tu anak cantik banget tapi gak peka sama sekali." Omel Kaevan tersenyum sambil menggelengkan kepalanya dan berjalan mengikuti Lavasha.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD