2. Masuk Sekolah (2)

888 Words
Jonathan menarik tangan Bianca. Mengajaknya memutar dari luar, dan berhenti tepat di belakang sekolah. "Ngapain kesini?" "Ya manjat lah? Ngapain lagi?" Bianca membulatkan matanya tak percaya. "Yang bener, lo? Gua pakai rok, Lo ngga ada niatan ngintip kan?" Jonathan berdecak malas. Cewek kepedean, pikirnya. "Buat apa? Ga napsu juga gua liat lo." Bianca menatap tajam Jonathan. Berani-beraninya laki-laki itu mengatakan tidak napsu dengan santainya. Di pikir Bianca sedatar itu? "Naik ke punggung gua." Titahnya. Lagi-lagi Bianca dibuat tercengang oleh pria ini. "Bener? Seragam Lo nanti kotor." Cemas Bianca. Masalahnya mereka lagi pakai seragam putih abu-abu. Dan sepatunya belum dicuci. "Gapapa. Ini, pakai jaket gua" Jonathan mengeluarkan jaket dari tasnya kemudian melilitkan baju hangat itu pada pinggang Bianca. Bianca? Tidak ada baper-bapernya. Dia hanya siswi SMA biasa yang belum pernah merasa cinta-cintaan. "Beneran nih? Gua berat, loh." "Ck, lama lo! Gua juga mau masuk, bentar lagi Bu Ay keliling!" Marah Jonathan. Dia sudah jongkok dari tadi, tapi cewek ini justru asik berkicau. "Iya-iya. Tahan." Kaki Bianca menginjak punggung Jonathan, lalu mulai berdiri dan terlihatlah halaman belakang sekolah yang sepi. "Bisa manjatnya?" "Bisa, tapi agak lama. Tahan ya." Bianca mengangkat satu kakinya ke atas tembok. Menjadikan tanganya sebagai tumpuan supaya badannya bisa naik. "Bisa ga woy? Lama amat." "Sabar! Dindingnya ngga rata, tangan gua sakit." "Cepat." Kurang lebih dua menit Bianca menahan sakit di telapak tangan, kini badannya sudah terduduk cantik diatas tembok. "Udah, nih! Ngapain lagi?" "Tunggu situ, gua manjat dulu, nanti Lo jatuh." Dengan lihai laki-laki itu memanjat tembok pembatas yang cukup tinggi dan melompat ke bawah, sekarang ia sudah berada di dalam. Dalam hati Bianca mengagumi kelincahan cowok yang baru ditemuinya ini, ia tahu kalau orang ini adalah pangerannya sekolah dan sangat nakal. Tapi tetap saja, Bianca baru berbuat seperti ini hari ini, jadi ia masih merasa kaget. "Sini turun, gua tangkap." Teriakan Jonathan mampu menyadarkan gadis manis itu dari lamunannya. "Ini gua beneran lompat? Tinggi banget" cicit Bianca. Melihat ke bawah saja dia sudah pusing, gimana mau lompat? Jonathan memutar bola matanya malas, "gapapa, ada gua." Bianca menutup mata dan mulai menarik napas. Kepalanya pening seketika. "Udah? Turun cepat, nanti ada yang liat. Lo gua tinggal." Mendengar ucapan sarkas dari Jonathan, Bianca lantas menjatuhkan badannya. Tidak pakai aba-aba, membuat Jonathan kaget bukan main. "Aduuh!" Ringisnya. Bianca tidak kenapa-napa, badannya ditahan oleh Jonathan. Tapi cowok itu nampak sangat kesakitan, secara tubuh Bianca menubruk badannya lumayan kencang. "Aduh, maaf-maaf." Jonathan menggeleng pelan, tangannya mengelus-elus punggung dan matanya menatap Bianca tajam. "Lain kali ngomong kalau mau lompat! Lo kira ngga sakit?" Marah Jonathan. Rasanya punggungnya benar-benar remuk. Sedangkan Bianca hanya diam menunduk. Takut dengan tatapan Jonathan. Jonathan menghela napas kasar, ia berdiri, menatap nyalang Bianca sebelum pergi begitu saja. Meninggalkan gadis itu tanpa rasa bersalah. Menarik napas sedalam mungkin lalu menghembuskan perlahan. Gadis cantik itu tengah menatap bangunan sekolahnya yang megah dan menjulang tinggi. Sekolah bertaraf internasional itu sangat besar, bahkan bisa dijadikan universitas jika pemiliknya mau. Hari pertama setelah libur semester, kembali menjalani rutinitas sebagai siswi SMA yang penuh dengan aturan, belajar, belajar, dan belajar. Bianca Bellvannie Garcia, sebelum benar-benar melangkah memasuki sekolahnya, gadis berambut cokelat muda itu sempatkan untuk berdoa, dalam hati pastinya. Berdoa supaya tidak bertemu orang aneh sebelum sampai di kelasnya. Sekolah memang sudah cukup ramai, mengingat hanya tersisah lima menit sebelum pelajaran benar-benar dimulai. Sekolah mereka memiliki peraturan yang sangat ketat, tepat sepuluh menit sebelum pelajaran dimulai maka pagar harus sudah ditutup. Tidak ada lagi yang boleh masuk. Termasuk guru sekalipun. Beberapa siswa berseragam serupa sempat menyapanya dan hanya dibalas dengan senyum kecil namun manis. Bianca tidak mau menghabiskan tenaganya sekarang hanya untuk balas menyapa lagi, ia harus menyimpan sebanyak-banyaknya tenaga dan kesabaran untuk pembelajaran. Bianca melengos mengingat teman-teman sekelasnya yang tidak memiliki adab itu. Gadis cantik ini kembali mengingat semester lalu, dimana ia harus sangat bersabar menghadapi manusia aneh yang selalu mengelilinginya. Tuh kan, baru juga diingat sekilas, seorang iblis tampan sudah datang menghampirinya sambil menunjukan cengiran anehnya yang khas. "Pagi tuan putri" sapa seorang laki-laki sambil sambil tersenyum hingga matanya menyipit. "Apaan sih," cuek Bianca, "minggir," sungguh ia sedang tidak minat meladeni orang dengan tingkat kewarasan dibawah rata-rata pagi-pagi begini. "Idih galak amat Lo. Sini dong, pelukan dulu sama babang tamvan," sambil merentangkan tangannya lebar-lebar, laki-laki tadi menarik Bianca ke dalam pelukannya, "kangen tau gua sama lo, Ca." Bianca memberontak minta dilepas, tapi apa daya, kekuatan laki-laki sudah pasti jauh lebih besar dari kekuatan perempuan. Beberapa siswa menatapnya iri, ada yang berbisik-bisik dan ada juga senyum-senyum tidak jelas. "Lepas Vernand! Lo bau." Reflek yang disebut Vernand itu melepaskan pelukannya dan mulai menciumi ketiaknya sendiri, "baru dari mana? Wangi gini kok! Nih cium nih." Bianca menjauh dengan kecepatan kilat dan menutup hidungnya dengan ibu jari dan jari telunjuk. Sejujurnya ia tak nyaman dengan pandangan orang-orang, mereka menatapnya seperti orang kelaparan, mata melotot dan mulut ternganga. "Ck, Lo merusak pagi gua tau ga? Pergi!" Sarkas Bianca. Dia semakin emosi saat bisikan tak enak mulai terdengar. Oke, cowok itu menyerah ketika melihat tatapan Bianca yang menanam. Sembari mencibir, Vernand pergi dengan angkuhnya. Masih terdengar jelas u*****n-u*****n yang ia lontarkan, suaranya sengaja diperbesar supaya gadis itu bisa dengar. "Dasar cewek galak. Dipeluk cogan bukannya senang justru marah-marah." Julid.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD