Aisha Khumaira Hadid

1252 Words
Aisha Khumaira Hadid, yang sering dipanggil dengan sebutan Aish oleh keluarga dan orang terdekatnya. merupakan anak dan putri tunggal seorang Ilham Hadid dan Sri Ningsih. Meski bukan dari keluarga kaya raya, namun mereka termasuk kedalam keluarga yang berkecukupan. Ilham Hadid setelah pensiun dari pekerjaannya sebagai pegawai negeri sipil, lebih memilih melanjutkan usahanya yaitu membuka toko sembako. Selain itu Ia juga mempunyai sebidang perkebunan teh di dekat tempat tinggalnya di Malang.   Aisha berperawakan anggun, dengan hidung mancung dan dagu sedikit lancip memancarkan kesan lembut dalam dirinya. Memiliki rambut sebahu dan sengaja Ia warnai dengan warna ash brown biar terlihat lebih fresh dan shiny namun tak menghilangkan kesan natural. Saat ini gadis cantik tersebut sedang berusaha menyelesaikan study nya di Jakarta tepatnya di jurusan Akuntansi di salah satu kampus terbaik yang terkenal dengan almamater warna kuningnya. Ia tinggal di salah satu rumah kos di dekat kampusnya, terbilang bagus namun masih sederhana jika dibandingkan dengan teman-temannya yang memilih tinggal atau menyewa apartement. Bukan Ia merasa tak mampu, tapi Ia selalu diajarkan prihatin terhadap keuangan apa lagi kini Ia mengambil jurusan yang memang diperuntukkan agar ahli dalam pengelolaan keuangan. Ayah dan Ibunya tentu mampu memberikan Ia fasilitas mewah, namun sekali lagi yang diingat adalah pesan Ayah nya. "Kemewahan itu tidak akan habis-habisnya nduk kalau kita turuti, walau nanti kamu mampu membeli suatu barang dengan harga termahal tetap pilih lah barang dengan kegunaan yang sama dan dengan harga dibawahnya. Jangan pernah membenarkan sifat boros dengan dalih self reward, Itu yang kita sebut dengan bijak". Di kampusnya, Aish termasuk dalam mahasiswi yang aktif berorganisasi. Ia suka berkegiatan di luar jam kuliah. oleh karena itu tidak sedikit mahasiswa lain di luar jurusannya yang mengenal Aish. Terutama mereka yang berusaha untuk mendapatkan sedikit perhatian dari Aish, atau mungkin dengan harapan Aish bisa diajak berkencan, meskipun sampai saat ini nihil. Aish bahkan mendapat julukan pacar satu jurusan, jelas dengan makna bahwa hampir semua mahasiswa di jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis tersebut berharap bisa menggandeng Aish sebagai kekasih. Aish? mana peduli, Ia hanya menanggapi dengan senyum manisnya ketika ada teman-teman yang menggodanya. Entah kenapa Aish tidak tertarik kedalam hubungan sejenis itu, baginya hanya akan membuat lelah hati dan fikiran. Ia bukan anti dalam pergaulan dengan laki-laki, dalam konteks yang wajar. Menurutnya semua teman baik lelaki maupun perempuan memiliki kesan yang meng-asyikkan, namun ketika ada salah satu dari mereka yang mencoba memperlihatkan ketertarikan lebih terhadap dirinya, maka Ia dengan lantang mengatakan penolakan.  Saat ini yang bisa dibilang sangat dekat dengannya ialah Rini dan Arya, teman satu angkatannya. Bahkan untuk Arya sendiri merupakan seseorang yang selalu menjadi tameng Aish ketika ada laki-laki yang tetap memaksa mencoba ketika Aish sudah menyatakan penolakkannya scara baik-baik. "Aish, besok jadi ikut bakti sosialnya?"  Aish yang sedang menyeruput es teh nya di kantin jurusan menoleh ke arah temannya Rini.  "Jadi dong"  Bukan tanpa sebab Aish bisa sangat dekat dengan Rini gadis berambut pendek ini. Rini dan Aish memiliki kesukaan yang sama. Termasuk selalu meluangkan waktu untuk ikut bakti sosial. yang berbeda hanya dari paras saja, yang kalo kata Rini "coba tuhan juga ngasih anugrah gue separuh aja cantik kayak lo, pasti udah gue pacarin cowo satu kampus". Hal tersebut membuat Aish tertawa geli, karena menurut Aish pun Rini juga cantik. Terutama hatinya, Aish tidak main-main soal itu. Oh satu lagi yang membedakan mereka berdua, yaitu Aish yang pendiam tidak suka banyak bicara, Rini kebalikkannya. Rini tidak akan berhenti bicara kecuali makan dan tidur hiperbola nya. Tapi sungguh Aish sayang.  "gue jemput lo di kosan aja ya kalo gitu"  "Yakin lo bakal enggak kesiangan? Meding gue naik taksi aja deh dari pada gue nungguin lo tapi telat"  "Huft, kali ini gue enggak bakal telat tuan putri. Gue enggak bakal tidur larut lagi nanti malem. lagian drakor gue udah tamat dan masih nunggu yang baru yang bagus lagi"  Rini dan hobi lainnya. "Oke, tapi lo telat dikit aja gue tinggal" "Astaga Aish" geram Rini yang membuat Aish tekekeh geli.  **** Hari ini memang jadwal Aish dan Rini untuk mengikuti acara bakti sosial. Acara kali ini terlaksana atas kerja sama BEM kampus nya beserta salah satu rumah sakit swasta ternama di Ibukota. Tentu saja Aish dan Rini mengajukan diri paling depan untuk urusan seperti ini. Acara tersebut merupakan acara sunat masal dan operasi bibir sumbing gratis. Oleh karena itu BEM kampusnya menggandeng salah satu rumah sakit terbaik yang selalu tidak luput dalam acara sosial seperti ini.  Aish sudah siap dengan pakaian simple nya namun tetap cantik tentu saja. Ia memadukan kemeja putihnya yang sedikit over size dengan celana jeans warna biru. Untuk tetap membuatnya terlihat stylish, Aish memasukkan satu bagian bawah kemejanya ke dalam celana, lalu satu sisi lagi di biarkan diluar. Rambut nya sengaja Ia bentuk sedikit bergelombang agar terlihat lebih bervolume. Tak lupa Ia mengoleskan sedikit lip tint pada bibirnya agar membuat bibir merahnya terlihat merona dan tetap lembab. Baru selesai apa yang Ia kerjakan di depan meja riasnya, dering ponselnya berbunyi menampilkan nama Rin Rin sebagai ID caller nya.  "Turun buruan ah, gue udah di depan kosan"   belum sempat Aish mengucap hallo setelah Ia menggeser layar handphone nya, suara Rini sudah lebih dulu terdengar.  "Iya, Bawel. Tunggu bentar, nih gue turun"  ketika Aish mencapai pagar depan kosan nya, sudah terlihat olehnya mobil Jazz putih milik Rini. Segera Ia menghampiri dan menaiki mobil tersebut. Mereka segera melaju membelah jalan ibu kota untuk sampai di tempat tujuan mereka hari ini.  "Seru banget enggak sih Rin tadi" tanya Aish antusias.  Saat ini mereka sudah ada di kamar kos Aish, setelah selesai acara tadi, mereka langsung pulang. Rini sengaja singgah dan numpang rebahan di kasur Aish. Niat mereka sih mau makan malem bareng, setelah itu Rini pulang. Oh iya, tidak lupa mereka juga harus membahas perusahaan yang akan mereka cari sebagai tempat  magang untuk menyelesaikan tugas akhir mereka. Yang kalo kata Rini, Ia sudah mendapatkan perusahaan yang bagus di mana perusahaan tersebut merupakan tempat teman kakak laki-lakinya bekerja.  "Lumayan sih, apa lagi pas ngeliat anak-anak pada antusias tadi mau di potong burung nya. itu..."  "Aww!" teriak Rini ketika Aish melemparkan bantal tepat ke kepalanya.  "Ngomong lo enggak ada filternya" delik Aish. "Ya apa dong, kan memang burung mereka yang di potong. Biar enggak terbang-terbang" lanjut Rini lagi sambil terkekeh usil. Membuat Aish menggelengkan kepalanya sambil berdecak.  Setelah terdiam sejenak dan sibuk memainkan ponsel masing-masing, Rini kembali berbicara.  "Lo jadi ikut gue apa Arya buat magang?"  "Emmm..." gumam Aish sambil memegangi dagunya seakan masih berfikir.  "Eh Jamilah....sok-sok an banget sih lo mikir panjang" sergah Rini tak terima. Seketika Aish tertawa mendapati reaksi Rini yang selalu berlebihan. Ia segera mendekati Rini dan meletakkan lengannya di leher Rini memeluk.  "Aku bakal ikut kamu kemana pun Cinta" Ucap Aish sambil menggedipkan matanya sebelah menggoda sahabatnya satu ini. "Gue kira lo mau ikut pacar lo Arya" sambar Rini yang langsung mendapat pukulan di bahu nya. "Sembarangan" "hehehe. Nih liat profil perusahaan yang akan kita coba. salah satu temen Kak Reno kerja di sini, entah jadi apa. Tapi se inget gue salah satu petinggi. Jadi dia bisa bantu lah buat ngurus pengajuan izin kita magang di sini"  "Buana Komoditi"  "Iya, Ini perusahaan bergerak di bidang ekspor komoditas hasil perkebunan di Indonesia, jadi itu akan banyak perhitungan dana masuk dan keluar, serta pajak-pajak yang harus di bayarkan, belum hitung-hitungan pengeluaran dan pemasukan yang lain. Gue rasa kita bakal nambah ilmu banyak dari magang di perusahaan ini, dan gue berharap kita bisa ngambil satu kasus untuk project tugas akhir kita selama magang" Aish mengangguk-anggukkan kepalanya tanda setuju. "Kapan kita mulai urus berkas?" "senin kita langsung urus berkas di kampus" "siap!"

Great novels start here

Download by scanning the QR code to get countless free stories and daily updated books

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD