Pertemuan Pertama

1134 Words
Waktu seakan lambat sekali bergerak hari ini. Sinar matahari yang begitu terasa menyengat di kulit sehingga membuat pelembab yang tadi pagi dipakai oleh Leeyara seakan menguap begitu saja ke udara.             Leeyara langsung mengambil sapu tangan dari dalam tasnya dan menyeka keringat pada dahi dan tangannya. Tenggorokannya yang terasa kering membuatnya menginginkan es jeruk “ aku haus banget” ucapnya dengan nada sedih setelah melihat sisa air putih yang ada di botol minumnya sisa seteguk.               Saat ini, Leeyara berada di halte bus menunggu busway yang akan membawanya ke lokasi casting berikutnya. Tadi pagi dia berangkat subuh-subuh supaya bisa mengikuti tiga casting sekaligus, namun ternyata semua diluar dugaannya. Dia hanya bisa mengikuti dua casting dan merelakan yang satunya “ sabar-sabar Leeya, kamu kuat” dia kini mengelus dadanya untuk sekedar menenangkan dirinya yang sudah kelelahan.             Menjadi anak pertama dari keluarga yang hidup pas-pas an, membuat Leeyara harus mencari uang semenjak lulus dari SMA. Berbagai pekerjaan dia lakukan asalkan halal, yang penting bisa membayar uang kuliahnya dan sedikit membantu biaya sekolah adiknya. Setiap hari dia harus bekerja part time di beberapa tempat untuk mencukupi semua kebutuhannya.             “ kenapa udah lima belas menit tapi busway yang ke arah pemuda belum ada satupun” keluh Leeyara sambil melihat kanan kiri nya yang semakin banyak orang.             Dia harus sampai di lokasi casting jam satu siang, dan jam ditangannya saat ini sudah menunjukkan pukul 11.55 WIB. Dia harus cepat-cepat sampai dilokasi karna dia harus memperbaikan penampilannya yang sudah berantakan.  Karena sudah tidak sabar, dia langsung ke tempat petugas busway untuk menanyakan keberadaan busway “ pak, emang biasanya busway yang ke arah Rawamangun jarang ya bu?” Leeyara bertanya kepada salah satu petugas perempuan yang sedang asik mengamati kondisi halte “ Biasanya ada banyak mbak, tapi tadi ada kecelakaan transjakarta  dengan transjakarta, jadinya lama mba” jelas petugas tersebut Leeyara terlihat menghela nafas “ pantesan lama banget” keluhnya “ makasih banyak informasinya bu” “ ya, sama-sama mbak. Naik ojek online aja kalau memang buru-buru, keluarnya dari sebelah kanan kalau mau ke arah Rawamangun” petugas tersebut seakan mengetahui kondisi Leeyara yang saat ini sedang terlihat buru-buru             Tanpa pikir panjang, Leeyara langsung mengambil kartu e-money nya dan keluar dari halte. Dia segera memesan ojek online, karena dia tidak ingin terlambat ke lokasi casting kedua ini. tempat itu merupakan harapan utama Leeyara untuk mencapai cita-cita yang selama ini diinginkannya. *** Seorang satpam langsung mencegat Leeyara yang hendak masuk ke dalam gedung. “ mau ke lantai berapa bu?” tanya satpam tersebut, sembari merentangkan tangan kanannya untuk  mencegah Leeyara “ oh iyaaa” Leeyara segera minta maaf karna asal masuk begitu saja tanpa menunjukkan kartu identitasnya “ saya mau ke lantai 3 pak” ucapnya sambil memberikan KTP nya “ casting ya?” tanya satpam tersebut.             Sejak tadi memang sudah datang puluhan anak muda baik itu laki-laki maupun perempuan yang hendak ke lantai tiga, dan satpam tersebut sudah mengerti apa kepentingan mereka “ silahkan ke bagian informasi dulu ya mba, supaya dapat kartu pengenal untuk bisa ke lantai tiga” kata satpam tersebut             Leeyara mengangguk dan tidak lupa mengucapkan terimakasih. Baru beberapa langkah berjalan, dia kembali lagi ke hadapan satpam itu “ pak, toilet disebelah mana ya ?”             “ lihat lorong yang di ujung sana kan mba? Nanti dari sana belok kiri aja, pasti ketemu”             “ baik pak, terimakasih” ucap Leeyara lagi             “ sama-sama, semoga berhasil” balas satpam tersebut Leeyara terlihat tersenyum sambil menundukkan kepalanya “ Amin pak. Terimakasih untuk doanya” ucapnya sambil berlalu pergi. Peralatan make up yang sudah dia siapkan tadi malam diambilnya dari dalam tasnya. Lipstik, pelembab, bedak dan parfume sudah cukup untuk memaksimalkan penampilannya saat ini. Walaupun merasa gugup, Leeyara terus menerus memberikan semangat kepada dirinya. “ akan selalu ada jalan untuk orang yang berusaha dan berdoa Lee, jadi jangan takut” *** Kinara keluar dari pintu ruangan casting. Gilirannya sudah selesai, dan tinggal menunggu pengumuman dari juri sekitar satu jam lagi. Hari ini memang baru seleksi pertama, dan jika nantinya dia lolos maka akan lanjut ke tahap kedua.             Model. Leeyara saat ini mengikuti seleksi untuk menjadi seorang calon model disalah satu agensi ternama di Jakarta. Menjadi seorang aktris dan model adalah cita-cita Leeyara sejak lama, karena dia sangat mencintai dunia fashion. Kecintaannya kedunia fashion semenjak SMA saat  dia bekerja menjadi penjaga butik. Dari sana, dia kemudian belajar memadu padankan pakaian dan beberapa pelanggan banyak yang puas dengan selera Leeyara. Melihat bakat yang ada pada Leeyara, pemilik butik akhirnya memberikan pujian kepadanya dan mengatakan bahwa Leeyara sangat berbakat dan cocok menjadi fashion designer.  Pujian dari atasannya  tersebut  membuat Leeyara menyadari bakatnya dan akhirnya semenjak saat itu dia berusaha mencari cara untuk mencapai hal tersebut.             Leeyara pernah berencana untuk mengikuti kursus fashion designer, namun melihat harga yang harus dia bayar untuk mengikuti kursus tersebut sangat mahal, maka dia perlahan-lahan mundur. Dia juga tidak berani meminta  bantuan kepada orang tuanya karna dia tahu kalau saat itu orang tuanya sedang kesusahan. *** Leeyara terbatuk karena tenggorokannya kering. Karena perasaannya yang gugup dia sampai melupakan rasa haus yang sejak tadi dia tahan.             Seseorang tiba-tiba menyodorkan sebuah kotak makan kepadanya “ tadi petugas disini kasih dua buat gue” ucap laki-laki tersebut Leeyara yang awalnya bingung langsung mengucapkan terimakasih. “ sama-sama “ jawab laki-laki tersebut Beberapa pasang mata melihat ke arah mereka berdua. Merasa di perhatikan, Leeyara langsung mengabil headsetnya guna menghilangkan rasa gugupnya. Berada diantara banyak orang merupakan hal yang melelahkan buatnya, dan dengan mendengarkan musik, dia akan merasa lebih tenang.             Laki-laki tersebut memperhatikan Leeyara sekilas, namun kembali dengan kesibukannya bermain handphone. Di lorong tersebut ada banyak orang yang akan mengikuti casting atau bahkan yang sudah selesai casting. Leeyara yang sudah biasa berhadapan dengan banyak pesaing, biasanya hanya bisa pasrah. “ yang penting sudah berusaha” ucap Leeyara dengan suara berbisik yang tentunya masih bisa didengar oleh laki-laki disampingnya. Laki-laki tersebut bisa melihat Leeyara sedang menenangkan dan menguatkan diri. “ Makan dulu, biar ga gugup” ucap Laki-laki tersebut Walaupun suara musik Leeyara dengan volume yang cukup tinggi, dia masih bisa mendengar suara Laki-laki tersebut. “ kenapa mas?” Bukannya menjawab, laki-laki tersebut malah tertawa mendengar panggilan yang begitu sopan dari mulut Leeyara. “ Sabian. Nama gue Sabian, jangan panggil mas” ucapnya sambil mengulurkan tangan untuk berkenalan             “ Leeyara. Panggil Leeya aja” balasnya             “ okee, Leeya” ucap sabian sambil mengangguk-anggukkan kepalanya  “ salam kenal ya” ucapnya Ada begitu banyak orang di lorong ini dan berada disamping Leeyara bukanlah kebetulan tapi sebuah kesengajaan yang dilakukan oleh Sabian.             Beberapa orang yang ada diruangan tersebut tentunya ada yang merasa iri dengan cara Sabian yang sejak tadi seakan memberikan perhatian kepada Leeyara. Bagaiamana tidak iri dengan Leeyara. Wajah laki-laki itu sungguh sangat tampan dan berkarisma, dan sejak awal dia berada dilokasi sudah menarik banyak perhatian dari peserta maupun juri disana. Bagaimana dengan Leeyara? Apakah dia tidak tertarik ?
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD