CHAPTER 17

1043 Words

Aku memasukkan kotak cincin ke dalam saku jas dan duduk di sofa menunggu Nadi pulang kerja. Hampir tiga puluh menit berlalu, kini pukul lima lewat tiga puluh menit. Gadis itu tidak lembur karena aku sudah memastikannya tadi. Mungkin saja dia tertimpa kemacetan di jalan pulang. Ceklek. “Al, aku pulang!” Suaranya menggema dari pintu masuk. Aku berdiri bersiap-siap. Apakah semua pria yang hendak melamar kekasih mereka seperti ini? Karena aku sulit mengontrol diri sejak tadi. Jantungku bertalu-talu berlebihan, dan pikiranku tidak tenang menanti jawaban dari pertanyaan yang belum kuutarakan. “Al?” tanya Nadi. Dia tertegun melihat penampilanku. “Kau mau pergi?” tanyanya. Aku mengangguk, “Aku tahu sebuah tempat yang bagus. Kita akan makan malam di sana,” ucapku. Nadi terkejut. Aku mendekat pa

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD