Di belakang Keira yang berdiri di ambang pintu, suara perdebatan Sheena dan Elang masih berlanjut. Sheena berusaha menahan, membujuk dengan sabar agar Elang tidak gegabah. Sementara Elang bersikeras, menjelaskan panjang lebar sebab dan akibat dari langkah yang ingin ia ambil. Kata-katanya deras, penuh tekanan, dan akhirnya ia menyeret nama Keira sebagai alasan paling kuat. Ia ingin Sheena mengerti, bahkan mendukungnya. Namun bagi Keira Wiranata, semua suara itu lenyap begitu saja. Seperti mendadak tuli, ia tak lagi mendengar apa pun selain detak jantungnya sendiri yang berdegup tak karuan. Tatapannya membeku. Di hadapannya berdiri sosok yang tak pernah ia bayangkan akan ia temui di tempat dan waktu seperti ini. Delon. Tubuh pria itu tegap, tetapi wajahnya kacau, sorot matanya memantulk

