Delon masih menatap Keira dari atas, tubuh mereka kini telanjang sepenuhnya—tak ada kain, tak ada jeda. Hanya kulit yang bersentuhan langsung, penuh jejak malam yang liar dan belum selesai. Napasnya berat, menggeram seperti binatang buas yang masih lapar. Urat-urat di lehernya menonjol, dagunya menegang oleh godaan yang hampir tak tertahankan. Tapi ia belum menyentuh Keira. Belum benar-benar mengambilnya. Belum menghancurkan. Ia hanya menatapnya—menelanjanginya dengan mata yang lebih tajam daripada sentuhan apapun. Mata yang bicara satu hal: Kamu milikku. Dan malam ini kamu akan tahu artinya. Keira tahu permainan itu belum selesai. Ia tahu Delon sedang menahan dirinya di ujung tanduk. Dan justru itu—ketegangan itu—yang membuat desiran di tubuhnya semakin dalam. Payudaranya naik-turun, t

