Setelah hari yang panjang dan melelahkan, Delon akhirnya tiba kembali di rumah. Ia datang bersama Elang… dan juga Elin. Wanita itu, dengan penuh percaya diri, meminta untuk tinggal di kediaman Atmadja. Para pekerja menyambutnya dengan salam hormat—meski tersirat keraguan di wajah mereka—karena Elin sendiri memperkenalkan diri sebagai Nyonya Rumah Atmadja. Delon sempat menolak. Lidahnya kaku, ingin sekali mengatakan tidak. Namun, seperti biasa, ancaman yang digenggam Elin membuatnya terdiam. Ia tahu benar, ia bukan lagi tuan di rumahnya sendiri. Bagi Delon, setiap langkah Elin di dalam rumah itu adalah beban. Sementara Elang, darah mudanya justru mendidih. Tangannya bergetar hebat, seolah gatal ingin mendaratkan pukulan di wajah wanita itu. Bahkan lebih jauh, ada dorongan gelap di hatinya

