80) KELUARGA AKU CUKUP KAYA

1163 Words

Setelah berhasil mendapatkan akses masuk duplikat di lobi, Elang dan Sheena pun kembali naik bersama. Saat pintu kamar terbuka, samar tercium aroma anyir darah yang menusuk hidung. Mereka berdua saling beradu tatap, seakan mencari kepastian di mata masing-masing, tapi tak ada satu pun yang berani membuka suara. Elang melangkah lebih dulu. Ia menahan napas, pandangannya menyapu ruangan dengan cepat. Di meja kecil di samping ranjang, ia melihat ponsel milik Papanya, Delon. Namun ketika hendak meraihnya, matanya tanpa sengaja terarah ke permukaan ranjang. Tubuhnya seketika menegang. Di sana, noda darah cukup banyak terlihat, menodai seprai putih yang kontras. Paniknya kembali menggedor, membuat tangannya refleks gemetar. “Sheen!!! Sini!” serunya nyaring, suaranya serak penuh tekanan.

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD