Praanngg …! Tiba-tiba saja gelas yang ada di tangan Dira terjatuh dan pecah berserakan. Ia tidak tahu kenapa gelas yang dia pegang terasa licin. “Pertanda apakah ini?” lirih Dira. Perasaan perempuan cantik itu tiba-tiba terasa tidak enak seakan ada yang mengganjal di hatinya. Ia pun kemudian berjongkok untuk membersihkan serpihan gelas yang terbuat dari kristal. Di tengah-tengah fokusnya tiba-tiba saja ponselnya berdering. Ia melihat ada nama kakak iparnya tertera di layar yang tampak menyala. Ia kemudian bergegas menggeser ikon telepon berwarna hijau untuk menerima panggilan. “Halo, Kak Avan,” ucap Dira. “Ra, kamu siap-siap sekarang dan segera berangkat sama Yanto,” pinta Avan tanpa berbasa-basi. Untuk sesaat Dira terlihat bingung. Ia masih sibuk mencerna permintaan dari kak

