bc

Mr. Cruel (Indonesia) ~ [COMPLETED]

book_age16+
2.5K
FOLLOW
22.9K
READ
pregnant
goodgirl
independent
brave
CEO
single mother
drama
bxg
city
waitress
like
intro-logo
Blurb

Seorang pelayan pengantar minuman di salah satu club ternama, dipertemukan dengan seorang pria 'Alpha' yang tidak pernah puas jika lawannya belum bertekuk di hadapannya. 'Money can talk'. Hal itulah yang Levi Mark Dronles lakukan jika ia tidak bisa mencapai keinginannya. Termasuk menaklukkan hati seseorang wanita yang baru pertama kali ia temui.

Namun, siapa sangka niatnya yang hanya ingin mempermainkan seorang pelayan wanita tetapi malah justru ia yang jatuh ke dalam pesona seorang Leandra Hearby dan melupakan niatnya?

Seperti apakah perjalanan sang 'Alpha' dalam usaha membuat wanita incarannya bertekuk lutut di hadapannya? Apa sajakah rintangan yang ia dapatkan?

***

Cover by Pinterest:

- https://pin.it/djuSYNH

Font by PicsArt:

- Free Fonts From Them

chap-preview
Free preview
Bagian 1
Wanita itu melangkahkan kakinya membelah kerumunan di lantai dansa sambil membawa nampan berisi sebotol Vodka dan gelas kosong dengan berhati-hati. Suara dentaman musik yang sangat memekakan telinga dan bau asap rokok yang sangat pekat selalu menemaninya selama 2 tahun ia bekerja di tempat itu. Dengan berbekal rasa keberanian dan membuang rasa malunya, ia rela bekerja menjadi pelayan di salah satu club terbesar di kota itu. Jangan berpikir buruk dulu tentangnya, karena ia bekerja di sana hanya sebagai pelayan pengantar minuman saja dan tidak lebih dari itu. Karena ia tidak ingin harga dirinya menjadi rendah dan ternodai jika ia menjadi stripper atau p*****r disana. Leandra, wanita itu memasuki ruang VVIP yang letaknya jauh dari keramaian orang-orang yang sedang menikmati malamnya disana. Setelah ia berada di wilayah VVIP, ia mencari ruangan dimana ia harus mengantarkan minuman itu, ketika ia sudah menemukannya ia langsung masuk ke dalam ruangan itu dan ia menemukan seorang pria yang sedang duduk disana dan sedang menikmati sebatang rokok yang ada di tangannya itu. "Selamat malam Tuan, ini minuman yang anda pesan," ujar Leandra sambil berlutut di samping meja di hadapan pria itu lalu menuangkan vodka itu ke gelas dengan perlahan. "Kau bisa menemaniku dulu disini," balas pria itu dengan nada angkuhnya dan ia menatap Leandra dengan pandangan mata menyorot tajam ke arahnya. "Maaf Tuan, tugas saya hanya mengantarkan minuman yang anda pesan saja. Jika anda menginginkan seorang teman, saya bisa memanggilkan rekan saya yang mungkin bisa menemani anda disini," ujar Leandra sambil berdiri dan sedikit menjauh dari pria itu. "Berapa harga yang kau tawarkan untukku?" "Maaf Tuan, sekali lagi saya katakan jika saya hanya bertugas untuk mengantarkan minuman yang anda pesan saja. Jadi saya tidak bisa melakukan permintaan anda," Namun setelah Leandra mengatakan penolakannya itu lagi, pria itu mulai beranjak dari duduknya dan menghampiri Leandra sambil menghisap rokoknya yang ada di tangannya lalu ia berhenti persis di hadapan Leandra. "Apa kau mencoba menjual mahal kepadaku?" tanyanya dengan dingin sambil menghembuskan asap rokoknya tepat di wajah Leandra. "Maaf Tuan, saya tidak bisa. Itu bukan tugas saya," balas Leandra dengan gugup sambil menahan sesak akibat hembusan asap rokok pria itu yang tepat mengenai hidungnya. "Baiklah, rupanya kau tidak bisa di ajak berkompromi. Kalau kau ingin bermain kasar denganku, aku akan mengabulkannya," Setelah pria itu mengucapkan kalimatnya, ia langsung menarik pinggang Leandra dan membanting tubuh wanita itu ke atas sofa yang membuat pria itu dengan otomatis langsung menindih Leandra. Dan pria itu juga mengunci kedua pergelangan tangan Leandra dengan mencengkramnya ke atas kepala Leandra. "Tu..tuan ap..apa yang anda lakukan?" tanya Leandra dengan rasa takut yang mulai menyerangnya. "Kau yang mengajakku untuk sekedar bermain-main sayang. Jadi nikmatilah permainanku ini," balasnya dengan suara serak tepat di depan bibir Leandra dan pria itu pun langsung mencium bibir Leandra dengan kasar. Dan Leandra pun langsung menolaknya dengan cara meronta-ronta disaat pria itu mulai mencium bibirnya dengan kasar. Tetapi sayangnya tetap saja tidak ada hasilnya, kekuatan Leandra yang sangat lemah itu tidak sebanding dengan pria itu. "Diamlah jalang dan nikmatilah cumbuanku!!!" serunya ketika ia melepas ciumannya yang langsung membuat Leandra menciut ketika mendengar teriakan pria itu. Air mata Leandra pun langsung mengalir deras di pipinya. Dan setelah itu Lea hanya bisa diam saja dan menerima perlakuan pria itu ketika dia mulai menyerangnya dengan ciumannya yang kasar dan melukai bibirnya itu. Setelah beberapa saat pria itu mencium Leandra dengan kasar, dia mengangkat wajahnya dan melihat wajah Leandra yang sudah berlinangan air mata dengan pandangan serba salah. Dengan berat hati akhirnya dia mengangkat tubuhnya dari atas Leandra dan melepaskan cengkramannya di kedua pergelangan tangan Leandra. Sedangkan Leandra yang mendapat kesempatan untuk membela dirinya itu langsung bangkit berdiri dan menampar wajah pria itu dengan cukup kencang. Sebagai seorang wanita ia merasa sangat terhina setelah ia dilecehkan layaknya p*****r oleh pria itu. "b******n!!!" teriak Leandra dengan emosi kepadanya. Lalu ia pun langsung berlari keluar dari ruangan terkutuk itu menuju toilet terdekat. Setelah sampai di toilet, Leandra pun langsung menumpahkan air matanya disana. Ia meluapkan emosinya karena harga dirinya itu yang baru saja di injak-injak oleh seorang pria b******n yang menganggapnya sebagai p*****r. *** Leandra membuka matanya dengan kepala yang terasa begitu berat. Semalam ketika ia sudah puas menangis di dalam toliet di tempat kerjanya, Leandra langsung meminta izin kepada bosnya agar ia di perbolehkan pulang lebih awal dengan alasan tubuhnya terasa sedikit tidak fit. Setelah cukup lama Leandra berdiam diri untuk sekedar menghilangkan rasa berat yang ia rasakan di kepalanya, lalu ia hendak bangkit dari ranjangnya dan melangkahkan kakinya menuju ke kamar mandi. Namun belum saja ia sempat melangkahkan kakinya, tiba-tiba saja ponsel miliknya berbunyi menandakan jika ada panggilan masuk. Dan Leandra pun langsung mengangkat panggilan masuk itu setelah ia melihat nama kekasihnya di layar ponselnya itu. "Morning, tidurku nyenyak," balas Leandra kepada kekasihnya di ujung sana. Daniel, pria yang saat ini telah mengisi relung hati Leandra. Mereka sudah menjalin hubungan sebagai sepasang kekasih semenjak mereka duduk di bangku sekolah. Sama seperti Lea, Daniel pun merupakan seorang anak yatim piatu dan memiliki kehidupan yang sederhana. Jika Leandra memiliki pekerjaan sebagai penjaga kasir restaurant cepat saji, sedangkan Daniel bekerja sebagai petugas kebersihan yang setiap harinya mengangkuti sampah yang ada di depan pintu perumahan. Leandra sama sekali tidak malu apalagi keberatan dengan pekerjaan yang dimiliki kekasihnya itu, yang terpenting kekasihnya itu bisa menghasilkan uang yang bukan dari hasil mencuri. Tetapi, justru Leandra-lah yang merasa malu kepada dirinya sendiri karena ia memiliki pekerjaan malam di sebuah club. Daniel tidak tahu jika Leandra memiliki pekerjaan di club, dan jika Daniel mengetahui pekerjaan sampingan Leandra, pria itu pasti tidak akan mengijinkan Leandra bekerja di sebuah club. Maka dari itu Leandra pun berusaha untuk menutupi hal ini dari kekasihnya. Daniel hanya mengetahui jika Leandra bekerja sebagai penjaga kasir di sebuah restaurant cepat saji. Gaji sebagai penjaga kasir di restaurant cepat saji tidak bisa menutupi kebutuhan Leandra selama sebulan, maka dari itu Leandra mengambil keputusan untuk menjadi pelayan pengantar minuman di club itu dengan menerima resiko yang cukup tinggi, sebagai contohnya seperti kejadian semalam yang benar-benar membuat Leandra merasa sangat terganggu. Setelah Leandra mengakhiri panggilan masuk dari kekasihnya itu, ia langsung bergegas menuju kamar mandi. Tidak membutuhkan waktu yang lama untuk Leandra membersihkan dirinya karena ia tidak ingin terlambat bekerja. Setelah ia menyelesaikan mandi paginya, Leandra segera memakai seragam kerjanya, lalu ia pun keluar dari flat-nya karena Daniel sudah mengirim pesan jika dia sudah sampai. "Pagi Bill," sapa Leandra kepada lelaki paruh baya pemilik flat tempat tinggalnya itu. "Pagi Lea, kau ingin berangkat kerja??" "Tentu, kalau begitu aku pamit dulu. Semoga harimu menyenangkan," Dan saat Leandra ingin keluar dari gerbang, tiba-tiba saja ia langsung di sambut dengan segelas kopi yang di suguhkan tepat di depan wajahnya. "Layanan kopi sudah datang, kau harus membayar ini Nona," ujar Daniel sambil menampilkan senyuman menawannya. "Sayang sekali aku sedang tidak memiliki uang, tetapi aku sangat ingin kopi itu. Lalu bagaiamana ya?" "Hhmm.. Bagaimana kalau pagi ini saya mengantarkan Nona kemana saja? Sebagai ganti rugi karena anda tidak memiliki uang," "Baiklah jika itu solusinya," balas Leandra dengan cepat. "Ini segelas kopi untuk anda Nona," ujar Daniel sambil memberikan segelas kopi itu.  "Wajahmu cocok sekali jika menjadi pelayan kopi," balas Leandra sambil tertawa. "Tapi kau jatuh cinta dengan pelayan kopi ini bukan?" "Dasar perayu ulung,". "Sudah ayo antarkan aku, aku sudah hampir terlambat," "Baiklah ini helm-nya dipakai dulu," Setelah Leandra memakai helm, Leandra pun langsung menaiki motor milik Daniel. Walaupun motor milik Daniel sudah sangat kuno, ia merasa senang karena moment seperti inilah yang membuatnya bahagia. "Sudah siap?" "Sudah," ujar Leandra sambil memeluknya dari belakang. "Baiklah, Ducati akan meluncur. Berpegangan yang kuat," balasnya sambil tertawa dan melajukan motornya. Lihatlah disaat mereka memiliki banyak kekurangan, namun mereka selalu merasakan hal yang dinamakan ‘kebahagiaan’. Daniel selalu mengerti bagaimana cara membuat agar kekasihnya itu bisa selalu tersenyum dan tertawa dengan bahagia. Dan Leandra pun sangat-sangat berharap agar di antara mereka berdua nantinya tidak ada yang saling mengkhianati ataupun mengecewakan. *** Sedangakan di tempat lain, seorang pria tidak bisa berhenti melamun perihal kejadian semalam yang selalu melintasi pikirannya. Ia tidak habis pikir dengan wanita yang semalam telah berani melawan dan menolaknya. Levi Mark Dronles, seorang pria yang selalu bisa meluluhkan wanita yang di inginkannya, namun sepertinya semalam keberuntungan sedang tidak ada di pihaknya karena wanita itu benar-benar menolaknya mentah-mentah. “Sir, bagaimana dengan kontrak kali ini? Apakah anda ingin menyetujuinya?” tanya Hanna, sekretaris Levi. “Taruh proposalnya di atas meja saya, saya akan mempelajarinya terlebih dahulu. Meeting kali ini kita akhiri,” Levi pun langsung bangkit dari duduknya lalu melangkahkan kakinya keluar dari ruangan meeting menuju ruangan kerjanya. Saat meeting saja pikirannya tidak bisa di ajak berkompromi dan malah memikirkan wanita yang tidak bisa ia dapatkan itu. Tidak lama setelah Levi menyandarkan tubuhnya di kursi kebesarannya itu, telepon miliknya pun berbunyi dan sekretarisnya pun memberitahu jika ada seseorang yang ingin bertemu dengannya. Setelah Levi mengijinkan untuk masuk, tidak lama kemudian pintu ruangannya terbuka dan munculah salah satu anak buahnya. “Selamat siang Sir, saya ingin mengantarkan berkas informasi yang kemarin anda perintahkan,” ujar anak buah Levi. “Baiklah, kau bisa pergi,” balas Levi singkat setelah ia menerima file itu. Setelah semalam ia di tolak dan bahkan wajahnya ditampar, ia tidak bisa melepaskan wanita itu begitu saja. Saat itu juga ia langsung menyuruh anak buahbya u tuk menyelididki asal usul dan siapa sebenarnya wanita itu. Lalu Levi pun membuka amplop yang cukup tebal dan mengeluarkan semua isinya. Ia membaca dengan saksama data diri Leandra dan kehidupan yang di jalani wanita itu selama ini. Levi pun mengangkat sebelah alisnya ketika ia melihat fakta yang ternyata Leandra adalah seorang anak yatim piatu, dan ternyata Leandra juga sudah bekerja sebagai penjual koran sejak umur 16 tahun.  'Saatnya memulai permainan sayang,'. batin Levi yang tersenyum dengan senang.  *** Waktu sudah menunjukkan pukul 2 siang, sudah saatnya bergantian shift dengan rekan kerjanya dan menandakan jika jam kerja Leandra telah berakhir. “Rain, aku pulang dulu ya,” ujar Leandra berpamitan kepada Rain, rekan kerjanya.  “Sudah dijemput oleh pangeran ya,” balasnya meledek Leandra. “Pangeran katak,” ujar Leandra sambil tertawa. “Baiklah kalau begitu sampai jumpa,” “Hati-hati Lea,” Setelah ia mengambil tas miliknya dan juga telah berpamitan dengan Rain, Leandra pun segera bergegas keluar dari temoat kerjanya dan menghampiri Daniel yang sudah berdiri di samping motornya. “Hai, bagaimana harimu?” tanya Leandra sambil menghampiri Daniel dan hendak memeluknya. Namun belum sempat Leandra memeluk, Daniel lebih dulu menghindar. “Jangan dekat-dekat denganku dulu sayang, aku lupa membawa parfume dan tubuhku bau sekali,” balas Daniel. Leandra pun terdiam sesaat setelah mendengar ucapan Daniel dan ia pun berpura-pura marah. “Hei jangan marah, tubuhku sangat bau dan aku tidak ingin kau mual menciumnya,” jelasnya sambil mengusap pipi Leandra. Leandra pun tersenyum dan langsung memeluknya. Wanita itu tidak peduli jika kekasihnya itu bau, dia menjadi bau karena itu bukti jika kekasihnya itu bekerja dengan sangat keras. “Aku menyukai bau keringat pekerja keras,” ujar Leandra sambil terkekeh di d**a bidang Daniel. “Kau menyukainya?” Leandra pun menganggukkan kepalanya sebagai jawaban jika ia memang menyukainya. “Baiklah, kalau begitu besok aku tidak perlu mandi agar kau tambah menyukaiku dan bisa terus memelukku seperti ini,” “Bukan seperti itu juga, itu namanya jorok,” Mereka pun saling melemparkan tawa bahagia. Bahagia itu sederhana asal kita menjalaninya dengan orang yang kita sayangi. “Kau lapar??” tanya Daniel. “Sangat,” balas Leandra cepat.  “Baiklah kali ini aku yang traktir. Kau ingin makan apa?” “Kita cari di ujung jalan sana saja ya. Katanya disana ada kedai kecil, namun makanannya cukup enak,” “Baiklah,”  *** Malam harinya Leandra pun kembali bekerja lagi, ia tidak boleh terlarut-larut dengan kejadian kemarin malam yang menimpanya itu, karena perutnya itu masih membutuhkan makanan. “Lea, kesini sebentar,” panggil George, bos Leandra. “Ada yang bisa ku bantu George??” “Antarkan minuman ini ke ruangan Tuan Levi,” ujarnya sambil memberikan Leandra nampan berisi gelas kecil dan sebotol Vodka. “Tuan Levi??” tanya Leandra dengan bingung. “Iya Tuan Levi. Pelanggan VVIP yang kemarin kau antarkan minuman untuknya,” ‘Ohh Tuhan lelaki itu. Aku akan bertemu dengan lelaki itu lagi?? Tidak!! Aku tidak mau!!!’ batin Leandra. “Maaf George aku tidak bisa, mungkin kau bisa menyuruh Farra untuk mengantarkannya,”  “Farra sedang mengantarkan pesanan pelanggan lain, lagipula ku perhatikan sejak tadi kau tidak banyak bekerja. Jadi aku menyuruhmu mengantarkan minuman ini,” “Tapi aku tidak bisa George,” “Kau ini, apa susahnya hanya mengantarkan minuman ini kepadanya? Sudah sana cepat antarkan,” “Baiklah akan aku antarkan,” balas Leandra dengan pasrah. “Lea satu hal lagi yang harus kau lakukan,” “Apa itu??” “Tuan Levi berpesan kepadaku agar kau mau mematuhi semua hal yang di perintahkannya, jika kau menolaknya kau bisa keluar dari pekerjaan ini,” ancam George. ‘Aku terpaku dengan ucapan George. Pergilah kau ke neraka lelaki b******n!!!’ batin Leandra geram. Setelah itu Leandra pun langsung bergegas menuju bagian VVIP yang berada di lantai atas dan sebentar lagi ia akan memasuki ruangan terkutuk itu lagi. Dan ketika Leandra menginjakkan kakinya di ruangan itu lagi, ia langsung bisa melihat pria itu yang sedang mencumbu seorang wanita yang berada di pangkuannya. Rasanya saat itu juga Leandra ingin pergi dari situ secepatnya, namun ia langsung teringat dengan ancaman yang dikatakan George tadi. Dengan sedikit memberanikan dirinya, Leandra pun berdeham untuk menyadarkan pria itu. “Selamat malam tuan, ini minuman anda,” ujar Leandra sambil menaruh botol Vodka itu di atas meja. “Terima kasih, kau bisa pergi,” balas wanita yang baru saja di cumbu oleh Levi tadi dengan sedikit ketus. “Tidak, kau yang pergi dari sini,” timpal Levi yang malah mengusir wanita yang masih merasa nyaman berada di pangkuan pria itu. “Tapi....” “Pergi!!!!” usir Levi yang kini dengan suara kencangnya yang menyeramkan itu. Dengan sangat kesal wanita itu pun bangkit dari pangkuan Levi lalu melangkahkan kakinya meninggalkan ruangan itu dengan amarah. Setelah itu Levi pun langsung memandang Leandra dengan tajam seakan-akan ia adalah predator yang sedang melihat mangsanya. “Ingin mengulang kejadin kemarin sayang?” Leandra pun hanya bisa terdiam dan tidak bisa berkutik ketika pria itu mulai bangkit dari duduknya dan menghampiri Leandra yang masih setia berdiri disana. “Jangan tegang sayang, kau sudah diberitahu oleh George bukan?” ujarnya lalu meraih pinggang Leandra dan menariknya agar tubuh Leandra bisa menempel dengan tubuhnya. Aroma parfume yang begitu addictive pun langsung menyapa indra penciuman Leandra. Tidak heran lagi jika setiap wanita yang berada di pelukan pria itu pun langsung melayang. Begitu pun dengan Leandra yang dengan tidak sadar sudah terpaku dengan ke-maskulinan pria itu.  “Su..sudah Tuan,” balas Leandra dengan gugup. “Kau tahu? Aku sangat menginginkanmu, menghangatkan ranjangku disaat aku sedang jenuh, memadamkan gairahku ketika aku sedang membutuhkan.... kau pasti sudah tahu arah pembicaraanku kemana,” bisik Levi dengan nada sensualnya tepat di telinga Leandra. “Ma..maaf Tuan jika itu permintaan anda, sa...saya tidak bisa melakukannya untuk anda,” “Apa kau tahu konsekuensi yang akan kau dapatkan ketika kau menolakku sayang?” “Ap..apakah anda tidak bisa mencari wanita lain saja Tuan?” balas Leandra semakin gugup ketika Levi menghirup dan menghembuskan nafasnya tepat di tengkuk Leandra. “Sayangnya tidak bisa. Kau sudah ku klaim sebagai milikku, kepunyaanku, mulai saat ini dan sampai selama-lamanya,” ujar Levi lalu ia langsung mendorong Leandra hingga wanita itu terjatuh dengan posisi tertidur di sofa yang cukup besar dan Levi pun juga langsung menindihnya. “Tuan, anda tidak bisa seperti ini kepada saya, lepaskan saya,” balas Leandra sambil meronta-ronta agar pria itu melepaskannya. “Mengapa tidak bisa? Aku bisa mewujudkan semua keinginanku dalan sekejap, termasuk memilikimu,” ‘Aku tidak peduli dengan semua omong kosongnya itu, aku ingin segera keluar dari sini dan menjauh darinya sejauh mungkin,’ batin Leandra. “Hei hei hei... Stop it Lea. Kau semakin menyiksaku sayang,” ujar Levi sambil menahan tubuh Leandra agar wanita itu bisa berhenti meronta. Setelah mendengar ucapan Levi, Leandra pun terdiam sejenak. Ia merasa bingung apa yang membuat pria itu tersiksa. Padahal sejak kemarin, pria itulah yang menyiksanya. “Kau membuat ‘milikku’ tersiksa sayang. Apa kau tidak merasakannya?” sambungnya sambil menekan selangkangannya yang membesar ke paha milik Leandra. “Dasar pria m***m!!! Cepat lepaskan saya,” teriak Leandra setelah ia sadar jika baru saja paha miliknya itu secara tidak langsung menyentuh kejantanan milik Levi. “Kau begitu naif sayang,” balas Levi sambil tertawa dengan kencang. “Cepat lepaskan saya!!!!” “Kau tidak ingin memuaskannya terlebih dahulu? Rasakan sayang, dia begitu tegang ketika bersentuhan dengan tubuhmu,” “Tidak!!! Dalam mimpimu. Cepat lepaskan ak...,” Belun selesai Leandra berbicara, mulutnya itu pun langsung di bungkam oleh mulut Levi. Kali ini Levi mencium Leandra dengan lembut, merasakan setiap inchi bibir Leandra. Tidak terkesan menuntut seperti kemarin, sehingga dengan tidak sadar Leandra pun mulai terbuai dengan ciuman itu. Ketika lidahnya baru saja memasuki mulut Leandra, tiba-tiba saja seorang pria yang mengenakan pakaian serba hitam pun berdeham dan menghentikan kegiatan kami. Leandra yang mendengar suara deh aman itu pun langsung tersentak dan ia pun segera mendorong Levi agar pria itu menyingkirkan dari atas tubuhnya.  “Sial!!! Apa yang kau lakukan bodoh??” umpat Levi dengan kesal karena kegiatannya itu terganggu. “Maafkan saya Tuan yang sudah mengganggu kegiatan anda. Saya hanya ingin menyampaikan jika Nona Halsey sudah ada di penthouse anda,” “Apa? Mengapa kau baru memberitahuku sekarang?”. “Ayo cepat kita kembali ke penthouse,” Lalu Levi pun langsung pergi dengan sedikit terburu-buru meninggalkan Leandra begitu saja yang masih terpaku karena keterkejutannya dengan hal yang baru saja terjadi tadi. Leandra pun merasa kesal karena pria itu meninggalkannya begitu saja, dan Leandra pun menjadi penasaran siapa wanita yang dimaksud tadi. ‘Kau bodoh Lea!!! Dia orang yang baru saja merendahkanmu. Mengapa kau berubah menjadi wanita yang sangat ingin tahu tentang pria itu?’batin Leandra. Setelah itu Leandra pun langsung membawa kembali botol Vodka itu dan sedikit membersihkan tempat itu juga. Lalu ia pun bergegas kembali untuk bekerja dan melupakan kejadian yang baru saja terjadi. *** Pagi yang terasa indah, dan Leandra pun juga baru saja bangun dari tidurnya dengan tubuh yang terasa lebih ringan jika di bandingkan dengan kemarin pagi. Setelah Leandra telah selesai mandi, ia pun bergegas memakai seragam kerjanya dan langsung berangkat menuju tempat kerjanya. Di karenakan pagi ini Daniel tidak bisa mengantar Leandra bekerja karena semalam pria itu mengatakan jika motornya kali ini lagi-lagi harus dibawa ke bengkel, jadi pagi ini Leandra memutuskan untuk pergi bekerja sendiri. Dan ketika Leandra baru saja membuka pintu masuk flat-nya, tiba-tiba saja ia langsung terkejut dengan kedatangan Levi yang sudah berdiri di depan pintu. "Selamat pagi sayang," sapanya sambil tersenyum tipis. Leandra yang mendengar suara dan melihat rupa pria itu pun langsung memandang Levi dengan tatapan sinis dan ia pun langsung menutup pintu flat-nya dengan kencang tepat di depan Levi hingga menimbulkan suara yang cukup gaduh. "Hey, mengapa kau menutup pintumu?" "Cepat pergi dari sini, saya tidak ingin melihat wajah anda lagi," balas Leandra yang berteriak dengan cukup kencang. "Lea, buka pintunya. Atau pintumu ini akan aku rusak saat ini juga," Leandra yang mendengar ancaman Levi itu pun tanpa berpikir panjang lagi, ia langsung membuka pintu itu lalu ia menguncinya setelah ia terlebih dulu keluar dari flat-nya itu. "Saya mohon kepada anda untuk jangan mengusik kehidupan saya lagi, saya tidak mengenal anda dan begitu pula sebaliknya. Jadi lebih baik anda bisa segera pergi dari sini, anda terlalu terhormat jika anda berdiri disini Tuan," ujar Leandra dengan pelan namum terdengar begitu tajam. Lalu setelah itu Leandra pun hendak pergi meninggalkan pria itu, namun baru saja beberapa langkah Leandra berjalan, tiba-tiba saja tangannya ditarik dari belakang lalu tubuhnya pun langsung dihimpit oleh Levi di tembok. "Apa maksudmu berbicara seperti itu??" tanya Levi dengan tajam dan aura dingin langsung dirasakan oleh Leandra. "Itu memang kenyataannya. Anda tiba-tiba saja datang ke kehidupan saya lalu anda juga memperlakukan saya semau anda saja. Ingat, saya bukanlah salah satu wanita p*****r anda yang dengan mudahnya bisa jatuh ke dalam pelukan anda. Dan satu lagi, saya masih punya harga diri yang tidak bisa anda beli dengan uang dan anda permainkan semau anda begitu saja,". "Sekarang lepaskan saya dan saya mohon agar anda bisa menjauh dari kehidupan saya," balas Leandra lalu ia mendorong tubuh Levi yang sejak tadi menghimpit tubuhnya dan ia pun segera pergi meninggalkan pria itu. Entah keberanian dari mana yang baru saja Leandra dapatkan hingga ia bisa mengeluarkan semua amarahnya kepada pria itu. Rasanya, beban hidup yang ia miliki semakin bertambah ketika Leandra bertemu dengan Levi. Namun sedikit lega bisa Leandra rasakan ketika ia bisa mengeluarkan keluh kesahnya kepasa Levi. Setelah meninggalkan Levi, Leandra pun melangkahkan kakinya menuju halte bus yang letaknya tidak jauh dari bangunan flat-nya itu. Setelah bus yang sejak tadi ia tunggu datang, Leandra pun langsung menaikinya dan mencari tempat duduk kosong. Hanya membutuhkan waktu 15 menit menuju tempat kerja Leandra karena memang jarak dari tempat tinggal dan tempat kerjanya itu tidaklah jauh. Setelah berjalan kaki dari halte menuju tempat kerjanya, Leandra memasuki restaurant itu dari pintu belakang. Namun, baru saja ia memasuki pintu belakang, beberapa rekan-rekan kerjanya yang sedang bersiap-siap itu pun langsung mengalihkan pandangannya ke arah tepat dimana Leandra berdiri dan memperhatikannya dengan pandangan kasihan. Sedangkan Leandra yang diberikan pandangan seperti itu pun merasa bingung. Dan ketika Leandra sedang menaruh tas ke dalam lokernya, Leandra pun di panggil dengan manager restaurant itu yang tidak lain adalah bosnya.  "Hai Lea, kebetulan sekali kau sudah datang. Ada suatu hal yang ingin aku sampaikam kepadamu," "Ada apa Blaire?" "Hhmm.. Begini, aku sudah mempertimbangkan semuanya secara matang-matang. Dan aku meminta maaf karena kau tidak bisa bekerja disini lagi," jelasnya dengan nada penyesalan. "Apa???” “Maafkan aku Lea,” “Memangnya apa salahku? Apa aku kurang giat dalam bekerja? Apa riwayat bekerjaku buruk selama ini? Aku berjanji akan bekerja lebih giat lagi. Aku berjanji akan memperbaiki cara bekerjaku, tetapi aku mohon jangan pecat aku, Blaire," ujar Leandra dengan air mata yang sudah mengalir di kedua pipinya. "Bukan seperti Lea. Aku pun juga sangat berat mengambil keputusan ini mengingat kau adalah salah satu karyawan teladan disini. Tetapi maaf kami harus memberhentikanmu disini, kau tahu restaurant ini sedang mengalami penurunan. Jadi, kami harus memberhentikan beberapa karyawan termasuk dirimu Lea," "Apa tidak bisa di pertimbangkan lagi Blaire? Aku sangat-sangat membutuhkan pekerjaan ini," "Kami sudah memikirkannya secara matang-matang Lea dan inilah keputusannya. Kami benar-benar sangat menyesal Lea," "Baiklah. Terima kasih Blaire, karena kau sudah menerimaku untuk bekerja disini. Kalau begitu aku pamit dulu," Dengan langkah yang sangat lemas, Leandra pun mengambil tas miliknya lalu ia keluar dari restaurant itu. Sungguh ia tidak menyangka jika hari itu adalah hari terburuk di dalamnya. Ia benar-benar tidak menyangka jika ia akan kehilangan pekerjaannya. Dan sekarang Leandra merasa sangat bingung, ia bingung harus melakukan hal apa setelah ini. *** "Apa sudah kau lakukan semua perintahku?" tanya pria itu kepada seseorang di ujung sana. "..." "Bagus, dan terus pantau apa yang dia lakukan setelah itu," Setelah memutuskan panggilan yang ia lakukan tadi, Levi menyandarkan tubuhnya di kursi kebesarannya dengan pikiran yang melayang kepada kejadian tadi pagi. ‘Lihat saja p*****r kecilku, jika kau masih berani bermain-main denganku, akan aku pastikan kau akan menyesal dan akan memohon kepada ku setelahnya,’ batin Levi dengan sinis. Baru saja Levi merasa senang karena sedikit demi sedikit permainan yang ia lakukan itu telah berjalan, tiba-tiba saja pintu ruang kerjanya terbuka dan munculah seseorang yang sangat pria itu ingin bunuh jika tidak ada yang namanya hukum dan dosa. "Babe, mengapa kau pagi-pagi sekali sudah pergi meninggalkanku?" ujar seorang wanita dengan suara cukup kencang dan sambil berjalan menghampiri Levi.  "Halsey, bisakah kau kecilkan suaramu? Ini sedang jam kantor, aku tidak ingin karyawanku merasa terganggu dengan suaramu yang terdengar sangat bising itu," "Sorry," balas Halsey lalu dengan lancangnya langsung mendudukan dirinya di atas pangkuan Levi. "Halsey, bisakah kau menyingkir dariku?" "Ohh ayolah, aku jauh-jauh datang kesini untuk bertemu denganmu dan kau masih bersikap seperti ini kepadaku? Dimana hatimu sayang?" "Seharusnya aku yang bertanya Halsey, dimana rasa malu yang kau miliki saat ini?" "Levi, itu sudah berlalu, dan 2 tahun menurutku waktu yang sudah cukup lama untuk sekedar melupakan masalah itu. Lagi pula aku sadar dan aku sudah ingin berubah untuk menjadi wanita yang lebih sabar lagi, jadi kau tidak perlu cemas lagi sayang," ujar Halsey lalu ia bangkit dari atas pangkuan Levi. "Tapi sayangnya aku masih mengingat persis masalah itu di dalam benakku. Waktu 2 tahun rasanya memang cukup untuk melupakan semuanya, dan ketika aku sudah melupakan semuanya tiba-tiba saja kau muncul kembali di kehidupanku Halsey. Dan sekarang aku yang bertanya kepadamu, dimana hatimu Halsey?" balasnya dengan sarkatis. "Levi itu sudah berlalu," "Memang sudah berlalu Halsey dan aku tidak ingin mengulang kebodohanku lagi,". "Sekarang kau bisa keluar, aku masih memiliki pekerjaan yang cukup banyak yang harus ku kerjakan,” "Kau berubah Levi," "Kau yang merubahku seperti ini Halsey, jangan lupakan itu," Setelah Halsey pergi meninggalkan ruang kerja Levi, pria itu pun langsung menghembuskan nafasnya denga berat ketika wanita itu dengan berani-beraninya datang ke kehidupannya lagi. Semalam setelah pria itu mendengar kabar dari anak buahnya yang mengatakan jika Halsey sudah ada di penthouse-nya, Levi pun langsung bergegas menuju penthouse-nya karena ia tidak ingin wanita itu membuat kegaduhan atau hal-hal seenaknya sendiri setelah dia mencampakkan pria itu begitu saja. Dulu Halsey adalah tunangan Levi, ia dan Halsey menemukan banyak kecocokan diantara mereka yang menjalin hubungan sebagai sepasang kekasih selama 3 tahun. Tetapi pada saat malam sebelum pernikahannya dilaksanakan, Halsey dengan rasa tidak berbelas kasihannya tiba-tiba saja memutuskan hubungannya dengan Levi dan membatalkan pernikahan mereka begitu saja dengan alasan dia sudah tidak kuat lagi menghadapi Levi yang sangat workaholic. Is that make sence? Maka dari itu Levi tidak ingin jatuh ke dalam lubang yang sama. Levi pun tahu jika Halsey kembali lagi ke kehidupan Levi karena ibunya sendirilah yang menyuruhnya untuk kembali dan membangun lagi hubungan yang sempat hancur itu. Ibunya Levi sendiri pun sudah tidak tahan dengan perlakuan anaknya yang senang sekali mengganti-ganti wanita setiap saat. Dan karena wanita itu jugalah yang merubah Levi hingga pria itu menjadi pria b******n yang sangat senang mengganti-ganti wanita setiap malamnya. Lalu disaat Levi ingin melanjutkan kembali pekerjaanya, kegiatannya pun di interupsi lagi dengan suara ponselnya yang kali ini berdering.    "Ada apa?" “Maaf Sir kalau saya mengganggu. Saya hanya ingin memberitahu, Nona Leandra baru saja mengalami kecelakaan,” "Apa? Sekarang kau berada dimana?" “Di rumah sakit yang berada tidak jauh dari restaurant cepat saji itu Sir,” "Baiklah, kau tetap disana sampai aku datang," Setelah mengakhiri panggilan masuk dari anak buahnya itu, Levi pun segera mengambil kunci mobilnya dan ia pun langsung bergegas menuju rumah sakit. Secepat mungkin ia melajukan mobilnya agar ia bisa cepat sampai di rumah sakit. Setelah sampai di rumah sakit yang dituju dan memarkirkan mobilnya, Levi pun berjalan tergesa-gesa menghampiri ruangan dimana Leandra sedang ditangani oleh dokter. Setelah menyusuri lorong demi lorong rumah sakit, akhirnya Levi menemukan keberadaan anak buahnya yang sedang berdiri di depan pintu emergency room. "Bagaimana bisa hal ini sampai terjadi?" "Begini Tuan, setelah Nona Leandra mengetahui bahwa ia dipecat, dia pun keluar dari restaurant itu dengan pandangan kosong ke depan. Sepertinya memang Nona Leandra yang sedang tidak konsentrasi dan juga tidak memperhatikan kalau di jalan yang sedang ia sebrangi ada beberapa mobil yang sedang berlalu lalang. Dan ketika Nona Leandra baru saja melangkahkan kakinya ke jalan itu, tiba-tiba saja ada sebuah mobil yang melaju dengan cukup kencang, dan kecelekaan itu langsung terjadi begitu saja. Dan mobil yang menabrak Nona Leandra langsung melajukan mobilnya dan meninggalkan Nona Leandra yang sudah tidak sadarkan diri di jalanan. Kurang lebih seperti itu kejadiannya Tuan,"  "Sekarang cepat kau cari mobil yang menabrak Lea, biar aku yang menunggu disini," "Baiklah Tuan," Lalu Levi pun mendudukan dirinya di kursi yang di sediakan di depan emergency room tersebut sambil menghembuskan nafasnya berat. Sebenarnya kalau di pikir-pikir lagj, seharunya pria itu tidak perlu repot-repot untuk menunggu disana, bertanggung jawab akan kecelakaan yang di alami wanita itu, apalagi sampai mengkhawatiri kondisi Leandra. Tetapi Levi pun berpikir kalau kejadian seperti ini bisa menjadi keuntungan baginya, karena dengan membuat Leandra merasa berhutang budi hubungan mereka bisa menjadi membaik dan permainan yang pria itu lakukan pun bisa berjalan dengan lancar nantinya. Dan setelah Leandra di tangani oleh dokter dan ia pun juga sudah di pindahkan ke ruang perawatan. Luka yang dialami Leandra cukup parah, luka di kepalanya karena setelah tertabrak tadi kepalanya terbentur jalanan, dan beberapa luka yang berada di tangan dan kakinya sudah cukup menjelaskan jika kecelakaan yang Leandra alami cukup parah. Namun setelah di tangani oleh dokter, semuanya sudah baik-baik saja dan kondisi Lendra sendiri pun sudah tidak kritis. Dan pada akhirnya Leandra pun sadar juga dari tidurnya selama kurang lebih setelah 5 jam ia selesai di tangani oleh dokter. Rasa pusing pun langsung menderanya saat Lea membuka matanya, namun tiba-tiba saja rasa sakit yang ia rasakan pun langsung tergantikan oleh rasa takut ketika ia melihat keberadaan Levi yang sedang duduk di kursi di samping ranjangnya itu. "Apa yang anda lakukan disini? Mengapa saya bisa berada disini?" "Kau sekarang sedang berada di rumah sakit, tadi pagi kau mengalami kecelakaan. Apa yang terjadi denganmu sampai-sampai kau tidak berhati-hati saat menyebrangi jalan?" Setelah Levi meleparkan pertanyaan itu, pria itu pun langsung bisa melihat raut wajah Leandra yang berubah menjadi sedih. Dan tiba-tiba saja Levi pun melihat setitik air mata yang turun dari mata Leandra. "Hei, mengapa kau menangis? Apa ada yang salah dengan pertanyaanku?" tanya Levi yang berpura-pura tidak tahu dengan hal yang sedang menganggu pikiran Leandra. "Ti..tidak apa-apa," balasnya sambil sesenggukkan. "Sshhh... Sudah jangan menangis. Jika kau ingin, kau bisa membaginya kepadaku?" ujar Levi sambil menghapus air mata Leandra lalu ia menarik tubuh wanita itu ke dalam pelukannya.  Levi yang merasa menjadi seseorang yang berguna itu pun langsung bersorak kegirangan di dalam hatinya. Sedikit demi sedikit rencana yang pria itu inginkan untuk mempermainkan Leandra pun akan berjalan dengan lancar. Dan setelah beberapa saat Leandra menangis dengan diam di pelukan Levi, ia pun menjauhkan wajahnya dan langsung menunduk malu. "Apa kau sudah puas?" "Ma..maaf jika saya sudah mengotori kemeja anda Tuan," balasnya dengan suara serak. "Tidak masalah. Dan bisakah kau tidak memanggilku Tuan? Aku juga ingin kau merubah cara bicaramu, sepertinya menggunakan kata 'aku dan kau' tidaklah buruk. Dan kau bisa memanggilku Levi," "Baiklah kalau begitu. Hhmm.... Terima kasih sudah membiarkan aku menangis di dadamu," "Aku senang bisa membantumu. Hhmm... Lalu sebenarnya bagaimana bisa kau berjalan dengan tidak hati-hati. Untung saja ketika kecelakaan itu terjadi aku sedang melewati jalan itu, dan aku bisa menolongmu," "..." "Jika kau masih tidak ingin membaginya kepadaku, tidak apa-apa," "Aku sangat terpukul sekali begitu mendengar jika hari ini aku tidak bisa bekerja di restaurant cepat saji itu, aku baru saja di pecat. Jadi ketika aku sedang berjalan keluar dari restaurant tempat kerjaku itu aku sedikit tidak fokus dengan jalanan, kemudian kejadian itu pun terjadi begitu saja," "Jadi, kau baru saja di pecat dari tempat kerjamu?" Leandra pun hanya menganggukan kepalanya sebagai jawaban. "Maafkan aku, aku telah bertanya tentang masalahmu yang membuatmu kembali sedih," "Tidak apa, mungkin aku harus belajar untuk menerima kenyataan," "Lalu setelah ini, kau tidak memiliki pekerjaan?" "Kau lupa jika aku masih bekerja di club malam itu? Tetapi rasanya aku harus mencari pekerjaan tambahan lagi mengingat gaji di club itu tidak cukup untuk memenuhi kebutuhanku selama satu bulan," "Begitu ya," "Seperti itulah. Hhmm... Levi, maaf jika aku menceritakan masalahku kepadamu, rasanya tidak pantas mengingat kita baru saja mengenal dan tadi pagi pun aku juga sudah bersikap kasar kepadamu," "Tidak masalah, aku senang jika kita bisa saling membantumu. Dan untuk masalah itu bisa kau lupakan. Lagi pula, disini aku yang salah, tidak seharusnya aku mencium dan memperlakukanmu dengan seenaknya," “Terima kasih. Aku tidak menyangka ternyata kau adalah seorang pria yang sangat baik,” "Sudah tidak perlu di pikirkan. Hhmm... Mengenai masalah kau yang baru saja di pecat, aku rasa aku ingin menawarkan sesuatu untukmu. Bagaimana jika kau bekerja di perusahaanku?" "Hhmm.. Apa boleh, aku hanya seorang lulusan sekolah tingkat akhir. Aku pikir, sepertinya aku tidak cocok bekerja disana. Melihat dari gaya penampilanmu, sepertinya kau adalah seorang pemilik perusahaan yang bonafit," "Jika aku sendiri yang memintamu untuk bekerja di perusahaanku bagaimana?" "Apa kau sedang tidak bergurau?"  "Apa wajahku terlihat seperti sedang bergurau? Ayolah, aku tahu kau adalah tipe pekerja keras, walaupun kau hanya lulusan sekolah tingkat akhir aku rasa kau layak untuk bekerja di perusahaanku," "Hhmm.... Baiklah aku menerimanya jika kau mengijinkanku untuk bekerja di perusahaanmu," "Setelah nanti kau di perbolehkan pulang dari rumah sakit, kau bisa langsung bekerja di perusahaanku," "Sekali lagi terima kasih Levi, kau sudah menolongku untuk yang kedua kalinya," "Aku senang bisa membantumu. Kalau begitu kau bisa istirahat kembali," Lalu Leandra pun menutup matanya kembali untuk beristirahat. Sedangkan Levi, pria itu sedang tersenyum dengan senang di dalam hatinya. Dengan mudahnya ia menarik Leandra untuk masuk ke dalam kehidupannya. Dan setelah pria itu mendapatkan apa yang di inginkannya, ia bisa membuang wanita itu kapan saja. *** Leandra membuka matanya ketika sinar matahari yang memasuki jendela rumah sakit itu mengenai wajahnya, dan mengganggu tidurnya. Leandra pun mengerjap-ngerjapkan matanya agar pandangannya itu bisa menyesuaikan cahaya di ruangan itu. Dan ketika Leandra sedang mengedarkan pandangannya, ada seseorang yang sedang tertidur di sofa yang letaknya berada di ujung ruangan itu. Dari kemeja yang Leandra lihat, sepertinya kemeja yang Levi kenakan itu masih sama dengan kemeja yang kemarin ia pakai. Leandra pun bertanya-tanya apakah semalaman Levi menungguinya di rumah sakit dan pria itu juga tidak pulang ke rumahnya. Dan tidak lama kemudian, Leandra melihat jika Levi sedang sedikit melakukan perenggangan otot, sepertinya dia sudah terbangun. "Hai selamat pagi, kau sudah bangun rupanya," sapa Levi. "Semalam kau tidak pulang?" "Bagaimana aku bisa pulang jika semalam saja tidak ada yang menungguimu disini," balasnya sambil melangkah menghampiri ranjang Leandra. Tiba-tiba saja Leandra pun baru teringat dengan Daniel. Kekasihnya itu belum mengetahui jika Leandra mengalami kecelakaan, dan 2 hari juga Leandra tidak mengabarinya. "Levi, apakah kau melihat tas milikku? Disana ada ponselku," "Hhmm.. Itu ada di sofa. Memangnya ada apa?" "Bisakah aku meminta tolong untuk mengambilkannya, aku ingin menghubungi seseorang," Setelah itu Levi mengambil tas milik Leandra dan ia langsung memberikannya. Setelah mengambil tasnya, Leandra pun langsung mencari ponselnya disana. Sialnya ketika ia ingin menelepon Daniel, ternyata ponselnya itu mati. 2 hari ia berada di rumah sakit dan jika ponselnya masih hidup, itu adalah hal yang sangat mustahil. "Levi, bolehkah aku meminjam ponselmu?"  "Tentu," Levi memberikan ponsel miliknya yang sangat canggih itu kepada Leandra, setelah itu Leandra pun mengetik nomor ponsel Daniel yang sudah ia ingat di luar kepala dan langsung menghubunginya. "Hai Daniel akhirnya kau mengangkatnya juga, ini aku Lea," "Lea!!! Kemana saja kau? Sejak kemarin aku menghubungimu mengapa ponselmu tidak bisa di hubungi?” "Maafkan aku karena sudah membuatmu khawatir. Ponselku mati dan aku lupa mengisi baterainya, dan saat ini aku..," ‘Apa yang harus aku katakan kepada Daniel? Aku tidak ingin membuat Daniel menjadi tambah khawatir, jadi lebih baik aku berbohong saja kepadanya. Sebentar lagi aku bisa pulang dari rumah sakit, jadi Daniel tidak perlu tahu jika aku baru saja mengalami kecelakaan,’ batin Leandra yang sempat berpikir. “Lea, kau masih disana?” "Ya..ya,, aku masih disini. Hhmm.. Maaf aku tidak memberitahumu terlebih dahulu, saat ini aku sedang menemani Rain karena kemarin adiknya baru saja masuk rumah sakit," ‘Maafkan aku yang sudah membawa-bawamu ke dalam masalahku Rain,’ batin Leandra. "Kenapa kau tidak langsung menghubungiku? Aku bisa membantumu dan menyusulmu ke rumah sakit bukan?"  "Kemarin aku ikut panik karena selama semalaman Rain terus menerus menangis, jadi aku tidak sempat berpikir untuk menghubungi dan memberitahumu," "Lalu, apakah semuanya sekarang sudah baik-baik saja?” “Ya, sekarang semuanya sudah baik-baik saja,” “Syukurlah. Setelah kau ke kembali ke flat-mu, kau harus langsung menghubungiku okay?” "Baiklah jika aku sudah kembali ke flat-ku, aku akan segera menghubungimu," "Aku mencintaimu Lea,” "Aku juga mencintaimu Daniel. Sampai jumpa," Setelah itu Leandra pun mengakhiri panggilan itu, lalu ia langsung mengembalikan ponsel itu kepada Levi. "Terima kasih Levi. Kau sudah banyak sekali membantuku," "Siapa itu Daniel? Aku sempat mendengar nama itu tadi," "Hhmm.. Di..dia kekasihku," Dengan seketika Levi pun langsung teringat jika Leandra itu memiliki kekasih. Pria itu tidak akan memenangkan permainan jika ia masih memiliki musuh atau lawan main. Tetapi sekali lagi, money can talk. Siapa di dunia ini yang tidak menginginkan uang? Apalagi jika pekerjaan tidak menjanjikan seperti yang kekasihnya Leandra itu miliki. Dan pastinya, Levi akan selalu menggunakan cara itu agar ia bisa mencapai semua keinginannya. "Kekasihmu? Aku tidak menyangka jika kau memiliki kekasih," ujar Levi yang sedikit menyindir Leandra. Dan Leandra pun seperti merasakan kembali sosok Levi yang dingin, arogan dan egois itu seperti saat pertama kali dia bertemu dengan pria itu di club. "Kalau begitu aku pergi dulu. Sepertinya kau sudah sehat dan sudah bisa di tinggal. Sampai jumpa," ujar Levi dingin dan ia langsung meninggalkan Leandra begitu saja. Leandra pun masih bingung kenapa Levi terkesan seperti menghindarinya setelah ia selesai menghubungi Daniel tadi. Leandra sendiri pun bertanya-tanya, apa baru saja ia melakukan kesalahan sehingga membuat Levi langsung terlihat marah seperti tadi. Leandra berpikir semoga saja Levi tidak marah kepadanya, karena Levi sudah sangat banyak menolongnya, jadi Leandra merasa tidak enak kalau sampai Levi benar-benar marah kepadanya.  To be continued . . .  ***  Happy Reading . . . 

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Super Psycho Love (Bahasa Indonesia)

read
88.6K
bc

KISSES IN THE RAIN

read
58.1K
bc

MANTAN TERINDAH

read
10.0K
bc

Rewind Our Time

read
168.7K
bc

Perfect Revenge (Indonesia)

read
5.1K
bc

Bad Prince

read
518.3K
bc

Long Road

read
148.2K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook