Part 2

1113 Words
Beberapa tahun kemudian.... Samantha pulang ke rumah Stella setelah kuliah. "Aakh lelahnya.. kenapa juga ban mobilku bocor segala sih." Sam kesal dengan kejadian siang tadi ban mobil bocor entah perbuatan siapa. Untung ada Jonathan yang membantunya mengganti ban mobil kalau tidak bisa menderita dia ganti ban mobil sendirian. Sam langsung menuju kamar untuk mandi dari pada berkeringat tak jelas dan bau. Saat mandi  Sam pun bernyanyi-nyanyi kecil agar moodnya kembali baik. Setelah selesai mandi sam dengan santai saja keluar kamar dengan handuk melilit badan. Tiba-tiba ada tangan kekar memeluknya dari belakang. "Harum rambutmu Sam," kata Sean sambil menciumin leher Sam. "Seaaan apa yang kau lakukan, keluar dari kamarku," ujar Sam marah pada Sean "Tak akan Sam." tangan Sean langsung memeluknya dengan erat. "Sean lepas, nanti kak Stella datang bagaimana?" Sam tetap berusaha melepaskan diri dari pelukan Sean tapi yang ada malah Sean makin mempererat pelukannya. "Jangan Sean," tolak Sam. "Tak perlu menolakku sayang... kau tak ingat masa lalu kita," Sean dengan napsu yang sudah tak bisa ditahan lagi mencium Sam. "Kau gila Sean mencium adik iparmu sendiri." Sam marah pada Sean. "Yaa aku gila pada mu sayang dan tak ada penolakan atau kau akan menyesal," ujar Sean lagi yang tak terima penolakan. "Sudahlah Sean." Sam mendorong sean. Seakan telinganya tuli Sean langsung mencium bibir Sam dengan sangat mesra. Sam tak membuka bibirnya makin lama ciuman Sean makin mesra, Sam pun terlena dan membalas ciuman sean. Mereka terus berciuman. "Aku sangat menrindukanmu Sam," ujar Sean melihat Sam dengan mesra. "Sean aku tak ingin melukai kak Stella," kata Sam dengan mata berkaca kaca. "Jangan sebut nama Stella lagi sayang, aku tak bernafsu melihatnya," ujar Sean dengan marah. "Kau sukses membuat mood berubah sam, liat saja apa yang akan aku lakukan pada daddymu," ancam Sean pada Sam. "Please Sean jangan menghentikan pengobatan daddyku, dia sangat membutuhkannya." Sam memohon pada Sean. "Layanin aku seperti dulu kita pacaran Sam.. nikmati kebersamaan kita seperti dulu, baru aku akan mengabulkan permohonanmu," ujar Sean dengan licik. Samantha tak percaya Sean yang dulu penuh pengertian bisa berubah seperti ini. Sakit rasanya perasaan Sam melihat sikap Sean yang tak peduli lagi dengan perasaannya. Sudah dia menikahi kakaknya sendiri dan sekarang dia mengancam dia dengan kondisi keuangan daddynya Samuel yang sedang terpuruk karena habis buat pengobatan. "Aku memberikanmu kesempatan untuk berpikir Sam.. jangan sampai lama atau daddymu akan menderita tanpa pengobatan dan kakakmu tersayang itu akan ku buat hidupnya makin menderita," ancam Sean lagi pada Sam dan Sam terdiam tak bisa berkata apapun lagi. "Dan bila kau berhubungan dengan pria bernama Jonathan itu akan ku buat dia menyesal," "Apa hubungannya dengan Jonathan Sean?" tanya Sam heran. "Siapapun pria yang dekat denganmu akan ku singkirkan. Siapapun itu!! Kau hanya milikku dan cuman untukku," bentak Sean. "Sean please.. you my brother in law," ujar Sam. "I don't care Sam.. Kamu milikku hanya milikku Samantha," ujar Sean dengan melihat Sam serius. "Sean kenapa kamu seperti ini? Ini bukan kamu yang dulu," "Sean yang dulu sudah tak ada lagi Sam, aku adalah aku yang sekarang. Aku harap kamu mengerti itu," "Aku tak bisa mengerti yang aku tau kamu kakak iparku, suami kakaku Stella," "Walau aku suami kakakmu tapi kamu kekasihku Sam," ujar Sean lalu meninggalkan Samantha yang terdiam mendengarkan perkataan Sean. Samantha hanya bisa menangis, dia memang mencintai Sean dari dulu sampai sekarang tapi status dan keadaan mereka sudah berbeda. ********* Sudah seharian Samantha tak keluar kamar dan sudah tiga hari dirinya menghindari Sean. Sam membuka pintu kamarnya, menoleh kekanan kekiri memastikan tak ada Sean tapi sepertinya sean tak ada dirumah. Setelah Sam merasa aman tak Sean dia pun keluar kamar. Sam sebenarnya malas keluar kamar tapi dia terpaksa melakukannya karena mendadak lapar sampai cacing cacing diusus nya berdemo minta makan. Akhirnya Sam pun melangkahkan kakinya menuju dapur ingin memasak. Saking asyiknya Sam memasak sambil bersenandung hingga tak menyadari bahwa Sean berada dibelakang. Melihat Sam bergoyang goyang menikmati irama music dari ponsel. Sean langsung memeluk Sam dari belakang dan ikut bergoyang bersama. Sam yang dipeluk secara tiba tiba oleh Sean menjadi sangat tegang. "Sean apa yang kau lakukan," teriak Sam pada sean. "Lepaskan aku Sean, aku mohon padamu,"  "Salahmu hanya bergoyang membuat ku bernafsu sayang.. menggodaku untuk meminta kehangatan pada juniorku." Sean yang mencium leher Sam, tak lama Sean pun mengangkat tubuh Samke meja pantry dapur dan menciumin bibir Sam dengan sangat mesra. Sam yang merasa sudah lelah menolak Sean akhirnya menerima perlakuan Sean. Sam masih sangat mencintai Sean karena dia lebih dulu kenal Sean dari pada Stella. Merasa berciuman mesra, Sean makin menciumi dengan ganas bibir Sam membalas semua yang dilakukan Sean padanya, merasa tak ada penolakan lagi dari Sam.. "Kita selesaikan ini dikamar," ujar Sean dengan gairah tak tertahankan lagi langsung menggendong Sam dengan cara bridal style tanpa Sean melepaskan tautan bibir mereka. Sean pun membaringkan Sam di tempat tidur mencumbu setiap inci tubuh sam dengan perlahan, tubuh wanita yang begitu Sean rindukan. Kenikmatan yang Sean rasakan dulu 4 tahun yang lalu akhirnya bisa dia salurkan juga di tubuh mantan kekasih, adik iparnya dan sekarang jadi wanita simpanannya. Sean tak peduli dengan tujuan apa Sam mau ditidurnya kembali, walau Sean sebenarnya tahu betul kalau Sam bersedia ditidurinya demi biaya pengobatan Samuel dan demi kelangsungan kehidupan keluarga peter. Sean akan melakukan segala cara untuk mendapatkan apa yang dia mau entah itu memaksa, mengancam Sam tapi dia tak peduli yang penting saat ini dia ingin menikmati tubuh Sam dan bisa melakukan pelepasan. Walau Sean punya istri dia tak b*******h melihat Stella, saat Sean menyentuh Stella dia baru mengetahui kalau ternyata Stella sudah tak perawan lagi. Sebenarnya Sean tak mempermasalahkannya tapi inti Stella sangat berbeda dengan inti Sam, dia tak merasakan kenikmatan seperti di pijat milik inti Sam. Hanya sekali saja Sean menyentuh Stella saat malam pertama pernikahan mereka. Berciuman dengan stella pun Sean tak mau, berbeda dengan Sam yang memang Sean sangat mencintainya dan mendapatkan segala pertama dari milik Sam. Ciuman pertama dan perawannya gadis itu Sean lah yang pertama kalinya memasuki inti milik Samantha. Bles... Junior Sean masuk ke dalam inti Sam. Sean mendapatkan kenikmatan saat memasukin inti ,milik Sean seakan diremas remas oleh Sam di bawah sana. "Aaargh kau begitu nikmat sayang," erang Sean terus menghujam inti Samantha dengan bernapsu. "Faster Sean.. aaaaaah Sean," racau Sam sambil menyebut nama Sean. Sean lalu memberhentikan hujamannya di inti Sam. Sam membuka matanya dan melihat Sean dengan heran. "Why are you stop Sean," "Kau mau kan jadi kekasihku lagi Sam," "Aku bingung Sean," "Kalau begitu aku akan melepaskannya, aku ga mau memaksa kamu untuk bercinta denganku," "Please no Sean.. please f**k*ng me again Sean," ujar Sam memohon pada Sean. "No.. sebelum kau setuju menjadi kekasihku dan pemuas nafsu ku Sam," "Iya Sean aku bersedia, please again Sean... aku merindukan juniormu ini Sean," "With my pleasure dear," Sean terus saja menghujam inti Sam dengan gerakan lembut, cepat lalu lembut dan kasar dan Sam sangat menikmati semua itu. Suara desahan demi desahan terdengar merdu ditelinga mereka. Mereka mendesah bersama mencari kenikmatan, saling memuaskan satu dengan yang lain tanpa memperdulikan perasaan orang lain yang tersakiti dengan perbuatan terlarang yang telah mereka lakukan.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD