Bab 5: Menyelinap Masuk

1715 Words
Aku melihat kakak ipar dan Han Juan saling menjamah satu sama lain sambil telanjang di atas kasur! Han Juan sedang meraba-raba tubuh kakak ipar dengan satu tangan, sedangkan tangan satunya lagi sedang memegang sebuah benda silindris berwarna merah muda, dan sepertinya sedang bersiap-siap untuk menusuk kakak ipar.   Han Juan berkata sambil tersenyum, “Bagaimana? Aku mengurusmu dengan baik, kan?”   Kakak ipar melihat barang yang ada di tangan Han Juan dan sedikit menghela napas, “Ah, betapa indahnya jika ada seorang pria pada saat sekarang ini! Pria manapun tidak masalah.”   “Akan lebih bagus jika itu adalah adik iparmu kan?” kata Han Juan tiba-tiba.   Kakak ipar memelototinya dan berkata, “Jangan bicara omong kosong! Pelankan suaramu, jangan sampai membangunkan Xiaowei dari tidurnya.”   “Membangunkan dia?” Han Juan menjilat bibirnya, sebuah ekspresi nakal muncul di wajahnya, “Aku pergi ke toilet dulu.” Selesai bicara, Han Juan pergi dengan santainya.   Aku buru-buru menyelinap kembali ke kamarku, begitu aku berbaring, sesosok diam-diam masuk ke kamarku, aku menyipitkan mataku untuk melihat, ternyata itu adalah Han Juan!   Begitu Han Juan masuk ke dalam, dia langsung menghidupkan lampu. Dia memutar pinggangnya dan bagian atasnya yang bulat penuh juga ikutan berayun-ayun sepanjang dia berjalan menuju ke sisiku. Dia memanggilku dua kali, dan ketika dia melihat aku tidak menjawab, dia langsung meletakkan tangan kecilnya yang dingin ke atas dadaku.   Tangan kecil yang dingin ini dengan lembut meraba sepanjang garis otot tubuhku, aku merasakan napas Han Juan menjadi terengah-engah, lalu Han Juan menggerakkan tangan kecilnya dan akhirnya dengan santainya menyentuh alat kelaminku.   Aku hampir tidak bisa bernapas, Han Juan menyentuhnya sebentar, lalu tiba-tiba dia membuatnya berdiri pelan-pelan. Aku menyipitkan mataku, Han Juan menggigit ringan bibirnya, sepertinya dia tidak merasa puas. Dia mendesah genit lalu menarik pertahanan terakhirku ke bawah.   Han Juan menatap daerah ituku dengan tajam, dan ekspresi tidak percaya muncul di dalam tatapannya. Dia dengan tenang menjamahnya, kemudian dia tiba-tiba menarik tangannya seperti tersiram air panas.   Sesaat, Han Juan terlihat bimbang, kemudian dia berbalik dan kabur. Aku pun agak kecewa karena tadinya aku sudah tidak sabar menunggu tindakan luar biasa apa lagi yang akan dilakukan oleh Han Juan selanjutnya. Namun tak lama kemudian aku menemukan Han Juan kembali masuk, dan tidak hanya itu, Han Juan juga diikuti oleh kakak ipar dari belakangnya!    “Besar, kan? Aku tidak membohongimu, kan?” kata Han Juan.   “Sangat besar. Jika benda ini masuk ke dalam, maka…” Kakak iparku menelan ludahnya, tidak tahu apakah dia takut atau sebenarnya dia sedikit tergoda.   Han Juan berkata dengan mata berbinar, “Apakah kamu ingin mencobanya? Senjata asli ini jauh lebih bagus dibandingkan dengan mainan yang baru saja kita pakai tadi.”   Kakak ipar ragu dan tidak menjawab, Han Juan menatapnya, dan dengan konyolnya berkata, Aaku belum pernah mencoba yang sebesar ini. Aku akan mencoba mendapatkan apapun yang aku katakan hari ini.” Selesai bicara, Han Juan langsung menghampiri dan duduk mengangkang!   Aku dan Han Juan sudah membentuk sebuah garis, mata menawan Han Juan menjadi tipis, dia benar-benar mengangkang dan bergerak ke bawah dengan pelan-pelan.   Hatiku langsung kaget seketika.   Aku dan Han Juan sudah menjadi seperti satu garis, begitu Han Juan duduk, aku akan langsung mengucapkan selamat tinggal kepada keperjakaanku.   Tepat pada saat ini, tiba-tiba kakak ipar mengambil alih barangku.   Begitu tangan kecil kakak ipar yang halus menyentuhnya, hatiku bergetar.   Sekarang Han Juan menjadi tidak senang, “Shen Li, apa yang kamu lakukan? Bukankah kamu tidak ingin menyentuhnya? Kalau kamu tidak menginginkannya, kenapa kamu tidak membiarkan aku mencobanya?”   Kakak ipar berkata sambil tersenyum, "Aku menyesal, aku tidak bisa menahan rasa cemburuku ketika melihatnya." kata kakak ipar sambil satu tangannya bermain dengan buasnya di bagian bawahku    Tenaga yang digunakan kakak ipar tidaklah kecil, aku merasakan sebuah kejutan yang besar datang menyerang. Kali ini aku tidak bisa berpura-pura tidur lagi, aku mengerang dan menjulurkan tanganku menuju bagian bawahku, dan begitu aku mengulurkan tanganku, kakak iparku dengan cepat melepaskan tangannya.   Aku memegangnya beberapa kali, dan dengan sengaja mengocoknya. Saat Han Juan melihatnya, dia tidak bisa menahannya.   Ketika aku melihat hal ini, aku juga tidak bisa menahannya lagi, dengan sengaja aku langsung menyentuh bagian itunya Han Juan. Tapi sentuhan ini sangat luar biasa, dan Han Juan masih duduk di atas aku.   Begitu aku menyentuh bagian bawah Han Juan, ternyata di sana sangat basah. Han Juan menggertakkan giginya dengan kuat, tapi dia tidak melawan. Aku dengan mudah menyentuhnya beberapa kali, ingin merasakan hal ini secara keseluruhan.   Han Juan mendesah ketika tersentuh olehku, dan desahannya ini sangat menawan. Seketika tubuhku langsung melemas.   “Apa ini?” Aku sengaja bergumam dan mengangkat tanganku, seuntai cairan yang tidak diketahui menyebar.   “Xiaowei, kamu masih belum tidur?” kata kakak iparku.    “Kakak ipar?” teriakku pura-pura kaget, “Aku barusan merasa sedikit tidak nyaman, jadi aku terbangun. Kenapa kakak di sini?”   “Tidak ada apa-apa, aku dan kakak Han Juanmu takut kamu tidak bisa tidur dengan tenang, jadi kami datang untuk menengokmu, dan ketika Han Juan membantu membenarkan selimutmu, kamu langsung bangun.”   Membenarkan selimut? Lebih tepat kalau dibilang Han Juan sangat ingin untuk berbaring di atas tubuhku dan menjadi selimutku. Aku mengangkat tanganku ke hidung dan menciumnya, sebuah bau aneh muncul, sedikit amis, tapi masih ada aroma aneh lainnya.   “Apa ini? Kenapa sangat basah?” Tanyaku.   Tindakanku ini membuat wajah Han Juan memerah, dan dia agak sedikit malu. Sebelum kakak ipar sempat berbicara, Han Juan menggigit bibirnya dan bertanya dengan malu-malu, “Apakah baunya enak?”   Aku mengangguk, “Baunya sangat enak, ada bau harumnya.”   Han Juan sangat tersipu sehingga dia ingin buang air, dia menepukku dan berkata, “Kakak akan mengajak kamu makan malam lain kali! Tapi kamu juga harus mempersiapkan makan malam untuk kakak ya.” Setelah selesai bicara, Han Juan menatap kakak ipar dan pergi meninggalkan kamar.   Senyuman di wajah kakak ipar agak sedikit kaku, dan dia juga segera pergi.   Ketika aku bangun keesokan harinya, kakak ipar sudah menyiapkan hidangan di atas meja besar. Dan jejak Han Juan sudah tidak kelihatan sama sekali. Aku bertanya pada kakak ipar dan mengetahui ternyata dia sudah kembali setelah menerima telepon dari suaminya.   Aku memperhatikan semuanya dengan santai, dan kelihatannya semuanya adalah makanan kesukaanku. kakak ipar tersenyum kepadaku dan berkata, “Xiaowei, kamu sudah bekerja dengan keras, kemarilah dan coba cicipi keahlian kakak iparmu, dan lihat apakah semuanya sesuai dengan selera kamu.”   Ketika mendengar kata-kata kakak ipar, mataku hampir memerah, kakak ipar benar-benar memperhatikan aku. Aku tidak pernah mengatakan apa-apa tentang makanan kesukaanku, tapi melihat semua makanan yang ada di atas meja ini, sangat jelas kalau semuanya adalah kesukaanku. Kakak ipar pasti memperhatikan setiap hari apa saja makanan yang aku sukai, sehingga bisa membuat makanan sebanyak meja besar ini.   Mataku memerah, bagaimana caranya aku bisa membalas kebaikan kakak ipar yang seperti in?   Memikirkan ini, hatiku seketika menjadi sangat tersiksa, kakak ipar selalu baik terhadap aku, tetapi aku selalu mempunyai pemikiran yang seperti itu terhadapnya, yang mana pasti selalu membuat kakak ipar menjadi tidak nyaman.   “Xiaowei? Ada apa? Apakah kamu tidak menyukai makanan yang kakak ipar buat?” tanya kakak ipar dengan sangat khawatir melihat aku sama sekali tidak menjawab.   Aku menggelengkan kepalaku dengan cepat.   Sebelum aku sempat bicara, kakak ipar kembali berkata, “Aku tahu, pasti XIaowei ingin mencari pacar! Kamu tenang saja, ok? Karena kakak ipar sudah berjanji kepadamu! Aku pasti akan membantu kamu mencarikannya! Hal ini sudah berada di tangan kakak iparmu.”   Aku tercengang melihat kakak ipar, dan moodku menjadi sangat rumit. Aku langsung berteriak di dalam hati, ‘kakak ipar, kenapa kamu begitu baik kepadaku?’   Saat makan, kakak ipar langsung duduk di sampingku. Sekarang karena hanya ada kami berdua saja di rumah, semuanya terasa agak sepi. Kakak ipar yang duduk di samping aku seperti ini membuat semuanya terasa nyaman untuk melakukan apa saja.   Aku kelelahan setelah makan semua makanan ini. Aku bisa dengan sangat jelas mencium aroma tubuh dari kakak ipar yang duduk di samping aku. Akhirnya setelah selesai makan, aku langsung kabur.   “Dasar anak ini,” Aku mendengar kakak ipar menghela napasnya samar-samar dari belakang ku.   Apa yang terjadi beberapa hari belakangan ini sungguh sangat rumit, membuat aku tidak bisa tidur sampai larut malam. Ketika aku sedang kesulitan menunggu sampai bisa tertidur nyenyak, aku tiba-tiba mendengar suara teriakan kakak ipar dari dalam rumah!   Aku langsung terbangun dalam sekejap, lalu dengan cepat membuka pintu dan bergegas masuk ke kamar kakak ipar. Begitu aku masuk ke kamar, aku melihat kakak ipar sedang terbaring di atas kasur dengan kedua tangannya memegangi perutnya, sekarang dia telah mengecil seperti seekor udang.   “Kakak ipar, ada apa?” tanyaku tidak sabaran.   “Tidak apa-apa, perutku cuma sedikit sakit saja.” Wajah mungil kakak ipar yang cantik menjadi sangat pucat, dan mengeluarkan keringat dingin. Tapi dia tetap mencoba untuk tenang demi membuat aku tidak terlalu cemas.   Dia begitu kesakitan hingga aku tahu dia hanya berpura-pura dalam sekali lihat saja. Aku bergegas ke sisi kakak ipar, meletakkan kedua tanganku di atas perutnya dan mengusapnya dengan lembut. Begitu aku menyentuh tubuh kakak ipar, tubuhnya langsung bergetar. Tubuhnya sekarang hanya mengenakan sehelai tipis piyama saja, sentuhan kedua tanganku ini, sama seperti menyentuh kulitnya secara langsung.   Seiring usapanku, rona wajah kakak ipar pelan-pelan mereda.   “Xiaowei, sudah cukup, kakak ipar sudah merasa baikan.”   “Tidak! Kakak ipar, kamu sudah menderita sakit perut ini dalam waktu yang lama! Harus terus diobati!” Aku langsung membantah ucapan kakak ipar, dan terus mengusap perut kakak ipar.   Perut kakak ipar memang sudah sakit dari dulu, jika tidak diobati tepat waktu, maka pasti akan menimbulkan masalah nantinya!   Ini pertama kalinya aku tidak mematuhi perkataan kakak iparku, sambil memijat perut kakak ipar dengan lembut, aku menjelaskan kepada kakak iparku tentang bahaya dari sakit perutnya ini.   Aku tidak tahu kenapa wajah kakak iparku memerah, dia menghela napas dan berkata, “Sebelumnya, ketika sepupu kamu masih di sini, agar tidak mengganggu dia tidur, aku terus-terusan menahannya sampai akhirnya aku tertidur. Tapi kali ini aku tidak bisa menahannya lagi, maafkan aku Xiaowei.”   Kakak ipar bahkan sampai meminta maaf karena telah mengganggu waktu tidurku. Sekarang aku akan bertekad! Aku akan menyembuhkan penyakit perut kakak ipar ini! Aku ragu-ragu sesaat, lalu berkata, “Kakak ipar, aku mempunyai cara untuk menyembuhkan sakit perutmu ini, hanya saja ini membutuhkan pijatan khusus.”   Kakak ipar langsung mengerti apa yang aku maksud begitu dia mendengarnya, tanpa ragu-ragu dia mengangguk dan berkata, “Oke, lakukanlah.”
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD