Bab 1: Tinggal Di Rumah Sepupu

1429 Words
“Ah, sakit!”   Ketika aku sedang tidur nyenyak pada malam hari, tiba-tiba aku mendengar suara yang menggairahkan dari kamar sebelah. Desahan penuh gairah itu membuatku pelan-pelan menempelkan telinga ke dinding, suara dari seberang menjadi kedengaran dengan sedikit jelas. Itu adalah suara desahan yang bercampur dengan decitan kasur.   Aku mendengar sebuah dengungan keras di kepalaku.   Aku tahu itu pasti sepupuku yang sedang bercinta dengan Shen Li. Desahan Shen Li yang menggelora terdengar secara beruntun, yang membuat tubuhku mau tidak mau bereaksi terhadapnya.   Seketika itu juga tubuh Shen Li yang seksi dan mempesona muncul dalam pikiranku, berpikir bahwa dia sedang melakukan hal semacam itu dengan sepupuku pada saat ini, terjadi gejolak di hatiku, seberapa inginnya aku melihat tubuh Shen Li yang halus dan mulus itu saat ini. Sayangnya, kecelakaan mobil 2 tahun yang lalu membuatku menjadi buta.   Jika bukan karena sepupuku yang mau menampungku, mungkin aku tidak akan punya tempat untuk tinggal di kota ini.   Saat ini, aku justru berkhayal tentang istrinya, membuatku merasa bersalah.   Menutup telingaku, aku mencoba untuk tidak mendengarkan, tapi desahan Shen Li yang menggairahkan sangat memikat, membuat aku tidak bisa mengontrol setan yang ada di tubuhku sama sekali. Dan tanganku dengan sendirinya meraih bagian tubuh bawahku dan bergerak dengan lihainya. Membayangkan bahwa aku bisa melihat tubuh mulus Shen Li saat ini.   Sangat disayangkan bahwa aku buta.   Hal ini membuatku kesal sesaat dan disaat yang bersamaan rasa bersalah di dadaku ini membuatku mual. Kuangkat kepalaku dengan emosi dan membenturkannya ke dinding.   Suara dengungan memasuki indra pendengaranku.   Cahaya masuk ke mata, dan pelan-pelan gambar muncul di sekitarku.   Aku menatap kosong sesaat sebelum kembali tersadar. Aku bisa melihat kembali. Aku sangat bersemangat untuk bangkit dari kasur dan tak sabar untuk memberitahu sepupuku tentang berita baik ini. Tapi saat aku menoleh dan melihat lubang di dinding, aku terpikat dengan pemandangan di depanku.   Badan kekar sepupuku menindih tubuh kakak ipar, dan tangannya bolak-balik menggerayangi tubuh bagian atas Shen Li. Seprai di bawah tubuh Shen Li basah hingga seperti membentuk sebuah danau, mulutnya terus berteriak tanpa henti, dan wajah serta telinganya memerah akibat rangsangan sambil terengah-engah.   Dan sekali lagi tubuhku bereaksi.   Aku menelan ludah membasahi kerongkongan yang kering dan gatal, dan tanganku dengan sendirinya meraih tubuh bagian bawahku.   Hanya saja sebelum aku keluar, sepupuku melenguh dan mengeluarkannya langsung di tubuh Shen Li, Shen Li sedikit mengernyit, jelas sekali sedikit tidak puas. Tapi dia tidak menunjukkannya, dia hanya membersihkannya lalu berdiri.   Aku melihat dia berdiri, sosoknya yang sempurna terpampang dengan jelas di depan mataku. Mataku bergerak mengikuti tubuhnya, melihat dia keluar dari kamar, kemudian aku mendengar suara air dari kamar mandi di luar.   Aku tahu bahwa itu Shen Li yang mandi di luar.   Sepupuku membeli rumah ini dulu sekali, dengan 2 kamar tidur dan 1 ruang keluarga. Kedua kamar tidur tidak ada kamar mandi di dalamnya, jika ingin mandi hanya bisa di kamar mandi yang ada di ruang keluarga saja. Aku tidak bisa melihat Shen Li. Aku melihat kembali ke sepupuku, dia sudah tertidur dengan nyenyak di atas kasur.   Mendengarkan suara air di luar membuat hatiku gelisah, dan di saat yang bersamaan aku merasa bersalah terhadap sepupuku. Aku berbaring di atas kasur dalam keputusasaan, mencoba menenangkan diriku sendiri. Tetapi, di dalam pikiranku adalah tubuh Shen Li yang seksi dan mempesona masih terbayang, bagian bawahku kembali gelisah. Aku dengan nakalnya mengulurkan tanganku dan membayangkan membelai tubuh mulus Shen Li.   Tok tok …   Saat itu, tiba-tiba ada suara ketukan pintu dari luar hingga membuatku terkejut, dengan cepatnya aku menarik kembali celanaku ke atas.   “Apakah Xiaowei sudah tidur?” Bisik Shen Li dengan pelan.   Aku dengan susah payah menelan ludah dan berkata, “Masih belum.”   “Oh, kalau begitu aku masuk untuk mengambil bajuku.” Shen Li tersenyum ringan lalu membuka pintu dan masuk.   Melihat sosok Shen Li, mataku seketika membelalak.   Tak disangka ternyata dia masuk tanpa memakai apapun, dan bahkan dia juga menyalakan lampu. Aku bisa melihat semua tentang dia dengan sangat jelas. Aku belum pernah melihat tubuh wanita sangat dekat, dan seketika jantungku berdetak dengan cepat.   Melihat tubuhnya yang gemulai, membuatku menderita, apakah ini semacam godaan untuk membuatku melakukan kejahatan?   Tapi aku mengerti mengapa Shen Li begitu berani masuk ke kamarku tanpa memakai apapun, karena dia tahu aku orang buta.   “Aku menyimpan pakaianku di lemarimu, aku akan mengambilnya.” Shen Li pasti tidak pernah menyangka bahwa aku sudah bisa melihat. Jadi dia tersenyum padaku sebelum memindahkan bangku dan menaikinya untuk mencari pakaiannya di dalam lemari.   Aku tidak sadar kalau aku sudah melihat seluruh tubuhnya, dan bagian bawahnya ternyata basah.   Aku merasa seluruh tubuhku hampir meledak   “Oops,”   Saat itu Shen Li mengerang lemah, seluruh tubuhnya jatuh ke arahku, aku dengan cepat menangkapnya, merangkul tubuh seksinya yang menggairahkan, dan sensasi lembut tubuhnya di tanganku membuatku gemetaran.   Shen Li terpeluk olehku, wajah cantiknya merona merah, dia lalu bangkit dan berusaha duduk dengan pelan menatapku dan berkata, “Xiaowei, aku tidak menindihmu kan?”   “Gak, gak!” Aku menggelengkan kepalaku dengan paniknya, tidak berani untuk terus melihat ke arahnya, takut kalau dia tahu bahwa aku sudah bisa melihat kembali.   “Ok.” Angguk Shen Li, lalu mengulurkan tangannya dengan penuh kasih dan menyentuh keningku, “Tuhan benar-benar tidak adil, kenapa kamu tidak bisa melihat?”   Mendengar kata-katanya membuatku gugup, bagaimanapun juga, sekarang aku bisa melihat.   Hanya saja aku masih tidak berani mengungkapkannya.   Jika aku ingin mengatakannya, Shen Li mungkin tidak akan membunuhku, tapi sepupuku pasti akan membunuhku jika dia tahu.   Shen Li menggelengkan kepalanya dengan kecewa, dia hendak bangkit dan kembali, tapi begitu dia berdiri, dia merintih dan kembali duduk di kasur. Aku melihatnya dengan jelas, tapi aku tidak berani mengatakannya, jadi aku berpura-pura bodoh, “Kakak ipar, ada apa?”   “Aku baru saja memelintir kakiku.” jawab Shen Li sedih, lalu membungkuk untuk memijat kakinya.   “Bagaimana kalau aku memijatnya untukmu?” kataku blak-blakan.   Shen Li melirikku dengan kaget, lalu tersenyum tipis, “Ah, aku hampir lupa kalau Xiaowei kita seorang ahli pijat yang luar biasa.”   Sejak aku menjadi buta, aku mempelajari cara memijat untuk orang buta, dan sudah hampir setahun aku belajar.   Aku tidak bisa dikatakan jago, tapi melihat Shen Li menyemangatiku, dadaku jadi hangat. Aku merasa malu ketika teringat pikiran kotorku terhadapnya, yang mana membuatku semakin malu untuk mengakui bahwa aku bisa melihat. Shen Li dengan lembut mengangkat kakinya dan meletakkannya di hadapanku, “Xiaowei, tolong bantu aku memijatnya.”   “Baiklah.” Aku mengangguk, masih berpura-pura tidak bisa melihat. Aku mengusap kaki mungil Shen Li di atas kasur, dan dengan lembut memijatnya.   Mm.   Mulut Shen Li mengeluarkan suara rintihan, serta penampilannya yang mempesona tepat di hadapanku.   Ditambah lagi, dia hanya mengangkat satu kakinya saja sementara kaki satunya lagi masih di bawah. Aku bisa dengan jelas melihat daerah itu dia, merah muda dan mulus dengan tetesan air. Aku merasa hampir tercekik tapi aku tidak berani menunjukkannya, aku hanya bisa menekan nafsu di hatiku untuk membantu memijat Shen Li.    Dengan sentuhan lembut tanganku, tubuh Shen Li bergetar. Dan daerah itunya dia sangat basah, disertai cahaya aneh yang bersinar terang.   Seiring dengan pijatanku, Shen Li mengeluarkan suara yang memikat.   Setelah memijat beberapa saat, Shen Li menatapku dan dengan malu-malu meminta, “Xiaowei, bisakah kamu memberikanku pijatan di seluruh tubuh? Bagaimana kalau kamu memberikanku pijatan di seluruh tubuh?”   Aku membelalakkan mataku, tak diduga dia memintaku untuk memijat seluruh tubuhnya.   Bagaimana mungkin aku…   Aku menoleh ke samping dan menelan ludah dengan susah payah, dan dengan suara yang bergetar aku berkata, “Selama kakak ipar tidak masalah dengan teknikku yang tidak seberapa, aku akan melakukannya untukmu.”   “Bagaimana mungkin? Kakak ipar percaya dengan keahlianmu.” Shen Li tersenyum genit, kemudian dia mengambil dan memakai piyama yang telah diambilnya dari lemari tadi.   Lalu dia berbaring di atas kasur dan berkata, “Ayo.”   Meskipun dia memakai baju, tapi itu hanyalah piyama, dan itu masih sangat tipis dan membuatnya semakin menggoda. Darah di sekujur tubuhku mendidih, kedua tanganku sedikit gemetar saat mencoba untuk menyentuh tubuhnya.   Khususnya pada saat sekarang ini, dia berbaring tengkurap, dan pantatnya yang bahenol sangat seksi dan menggoda, aku menelan ludahku dengan segera dan mulai memijatnya dari punggung.   Kulit Shen Li sangat lembut dan mulus, dan ketika aku menyentuhnya, aku segera menarik tanganku kembali merasa seperti tersengat listrik.   Namun Shen Li tidak bereaksi sedikitpun, dia masih menutup matanya dan menungguku untuk memulai memijat.   Aku menarik napas dalam-dalam dan berhenti ragu-ragu, lalu aku mulai menekan titik akupunktur di punggung Shen Li satu per satu.   Saat aku menekan titik akupunktur terakhir yang ada di punggungnya, aku sudah mandi keringat.   Seumur hidupku dan selama aku memijat, ini pertama kalinya aku sangat gugup, tubuh kakak iparku bagai sutra, mulus dan lembut saat disentuh.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD