Bab 2: Pijatan

1496 Words
Kakak iparku mendongak dan kaget melihat aku yang basah mandi keringat, dia buru-buru bertanya, “Xiaowei, ada apa? Apa kamu sedang tidak enak  badan?”   Aku dengan cepat menggelengkan kepalaku dan berkata, “Tidak apa-apa, kakak ipar bagaimana? Sudah enakan?”   Kakak ipar tersenyum dan berkata, “sudah mendingan. Xiaowei, kakak ipar belakangan ini sepertinya kelelahan, pijatan ini mungkin tidak seberapa tapi tidak masalah, aku akan tidur saja sekarang.”    Seketika rasa bersalah timbul di hatiku, aku sebenarnya tidak terlalu menggunakan tenaga saat memijat barusan, pertama, aku takut akan menyakitinya jika menggunakan tenaga terlalu keras, kedua aku takut akan mengagetkannya. Tapi setelah dilihat, pertimbanganku ini malah tidak membantu kakak ipar untuk relaks sedikitpun.   Kugertakkan gigi ku lalu berkata, “Kakak ipar, sebenarnya aku masih belum selesai, selanjutnya aku akan menekan titik akupunktur yang akan menghilangkan rasa lelah dengan mudah.”   Kakak ipar bimbang sejenak tapi kemudian mengangguk dan berkata, “Baiklah! Kalau begitu Xiaowei, bantu aku untuk menekannya, aku percaya padamu.”   Kakak ipar sangat jujur dan lugas tanpa rasa curiga sama sekali, namun aku, aku sedikit bimbang.   “Kakak ipar, letak titik akupunkturnya agak sedikit melenceng.”   “Seberapa melenceng?” tanya kakak iparku.   Aku ingin menekan titik akupunktur yang disebut Tiga Titik Akupunktur Surga, dan titik akupunktur ini berada di bagian pangkal paha wanita, yang mana berada di dekat daerah itu.   Aku jelaskan poin ini kepadanya, dia lalu berpikir sejenak dan tersipu malu kemudian berkata, “Tidak apa-apa Xiaowei, kamu boleh memijatnya tapi kamu tidak boleh menyentuh sembarangan.”   Wajahku memerah, karena aku tahu apa yang dimaksud oleh kakak ipar dengan menyentuh sembarangan, tapi letak titik akupunktur ini sangat melenceng, salah sedikit saja aku akan langsung menyentuh bagian itu.   Aku mengangguk dengan sungguh-sungguh, mengambil napas yang dalam, dan menghadap ke arah kakinya. Aku menggerakkan tanganku sepanjang kakinya dan akhirnya menyentuh Tiga Titik Akupunktur Surganya.   Setelah itu aku dengan mudahnya melebarkan kedua kakinya, seketika itu juga mataku menatap lurus, bagian bawah kakak iparku kosong, tanpa mengenakan apa-apa, semua rahasia terkuak di udara.   Saat ini, daerah yang ingin aku tekan hanya berjarak beberapa senti dari daerah penting kakak ipar, dan sedikit cairan gemerlap menetes keluar.   Tanganku tanpa sadar bergerak menuju daerah penting pada bagian bawah kakak ipar dan menyentuhnya.   Begitu tanganku menyentuh di sana, cairan gemerlap itu keluar lebih banyak, lalu tubuh kakak ipar tiba-tiba bergetar.   Dia menatapku dengan kesal, namun dia tidak menghentikanku dan membiarkan tanganku tetap berada di sana.   Tanganku perlahan-lahan terbenam ke dalamnya seperti dihisap oleh rawa-rawa.   Kakak iparku mendengus   Aku sangat kaget dan tidak berani menggerakkan tanganku sedikitpun.   “Ada apa? Kakak ipar?”   Wajah cantik kakak ipar memerah, dan dengan curiga berkata, “Xiaowei, apakah ini titik akupunktur yang kamu bilang? Letaknya memang benar agak sedikit melenceng.”   Jantungku berdegup, sebenarnya titik akupunktur yang sesungguhnya bukan di sini. Tapi sekarang aku hanya bisa menggunakan segala cara agar lolos dari keadaan ini, jika tidak, aku pasti akan mati dibunuh. Aku mencoba untuk menjelaskannya sekali lagi kepada kakak ipar, tapi semuanya hanyalah kebohongan, mengatakan bahwa saat aku selesai menekannya kakak ipar akan merasa nyaman.    Kakak ipar menatapku malu-malu dan berkata, “Tidak apa-apa Xiaowei, kamu bisa melanjutkan menekannya untukku.” Kakak ipar menatapku dengan tenang dan dengan sedikit malu-malu berkata, “Sejujurnya, aku merasa cukup nyaman.”    Hatiku bergelora, dan aku memijatnya maju-mundur, saat aku memijatnya aku bisa dengan jelas melihat semakin banyak air merembes keluar dari bagian bawah kakak ipar.   Melihat jejak noda air ini membuat gerakanku mau tak mau semakin cepat, lalu ekspresi kakak ipar mendadak berubah!   Tapi dia tidak menyuruhku untuk berhenti, kakak ipar menggigit bibirnya, matanya sedikit kabur akibat pijatan maju-mundur ku, tiba-tiba aku mulai merasakan kalau tubuh kakak ipar mulai bergetar secara teratur!   Kakak ipar tiba-tiba mencengkram tanganku dengan kuat, mencegah tanganku untuk pergi, barulah setelah sekitar 5 detik kakak ipar melepaskan tangannya.   Ketika kakak ipar bangkit, aku menemukan genangan noda air di atas kasur yang mana masih mengeluarkan bau amis. Meskipun aku tidak mengalami hal semacam itu selama bertahun-tahun, tapi saat ini aku mengerti apa itu. Aku bereaksi dalam sekejap, bagian bawahku berdiri dan mengangkat celanaku tinggi-tinggi.   Sekarang aku jadi lebih malu, sebenarnya aku sudah beraksi dari tadi, hanya saja aku terlalu fokus memijat kakak ipar sebelumnya jadi aku tidak mempedulikannya. Sekarang karena sudah santai, hal ini menjadi tidak terkendali.   Wajahku merona merah, dan aku menundukkan kepala karena malu, kakak ipar menatapku, dia mengerti kalau aku malu, dia tersenyum lalu berkata, “Xiaowei, kakak ipar juga pernah mengalaminya, aku sudah melihat semuanya, apa yang salah dari seorang anak muda dewasa yang penuh dengan gairah.”   Kakak ipar yang mencoba menghibur membuatku semakin malu, semakin kakak ipar mencoba menghibur dan memahami aku, semakin aku merasa bersalah. Kakak ipar sangat baik terhadapku, dan aku beraninya mempunyai pemikiran tentang hal itu terhadapnya, apakah aku masih bisa disebut sebagai seorang manusia?   Memikirkannya membuatku ingin memukul diriku sendiri.   “Xiaowei, tidak apa-apa, kamu seorang laki-laki, kakak ipar tahu itu. Hanya saja itu tidak baik jika kamu terus-terusan menahannya. Jika seorang pria terus menahannya, dia akan kesakitan. Soal ini, biarkan kakak ipar memperkenalkan seorang pacar padamu Xiaowei, oke?”   Aku tercengang, memperkenalkan seorang pacar? Tidak pernah terpikirkan hal semacam ini olehku sebelumnya. Walaupun sekarang aku sudah tidak buta lagi, aku tetap tidak boleh membiarkan kakak ipar tahu tentang hal ini. Kakak ipar menganggap aku buta makanya dia membiarkan aku memijatnya, jika dia tahu aku sudah bisa melihat lagi, dia pasti akan membunuhku. Bahkan jika kakak ipar tidak membunuhku, sepupuku pasti tidak akan memaafkan aku.   Aku tersenyum pahit dan berkata, “Memangnya ada orang yang mau dengan orang buta?”   Kakak ipar menepuk dadanya dan dengan yakin berkata, “Jangan khawatir, serahkan saja semuanya kepadaku!”   Setelah kakak ipar selesai berbicara, dia pergi.   Keesokan harinya ketika aku bangun, aku menemukan bahwa sepupuku telah pergi. Setelah bertanya pada kakak ipar, aku baru mengetahui bahwa sepupuku telah pergi untuk perjalanan bisnis, dan kali ini urusannya lebih merepotkan dan akan memakan waktu yang lama sebelum dia bisa kembali.   Kakak ipar menjawab pertanyaanku ini sambil bersih-bersih.   Karena sedang di rumah, ditambah lagi karena aku tidak bisa melihat apa-apa, kakak ipar selalu berpakaian sesuka hatinya, meskipun begitu, itu tetap saja baju tidur biasa. Namun saat kakak ipar membungkuk untuk menyapu lantai aku menemukan sesuatu yang luar biasa tersembunyi di balik baju tidurnya.   Kakak ipar ternyata tidak memakai dalaman sama sekali!   Begitu kakak ipar jongkok, pandanganku dipenuhi oleh kulit mulus seputih salju, dan pinggulnya sangat ramping sekali, hampir sejauh aku melihatnya, aku bisa melihat semuanya langsung dari leher hingga ke bawah.   Kakak ipar berbalik, dan serentak membuat mataku melihat lurus ke depan.   Tubuh bagian bawah kakak ipar terpampang di hadapanku tanpa tertutup apapun.   Sebagian darahku naik ke kepala, sedangkan sebagian lagi mengalir ke bagian yang lain.   Karena kakak ipar tidak memakai dalaman, aku bisa melihat semuanya dengan jelas bagian p****t kakak ipar yang menonjol ini.   Napasku menjadi cepat, dalam situasi ini setiap laki-laki yang melihatnya pasti tidak bisa menahannya, apalagi aku. Aku belum pernah melakukan hal semacam itu selama bertahun-tahun, singkatnya aku adalah seorang perjaka. Aksi dari kakak iparku ini benar-benar menggodaku untuk berbuat dosa.   Aku hampir tidak bisa menahan diri, melihat p****t kakak ipar membuat aku mengulurkan tanganku tanpa disadari.   “Xiaowei, kamu masih belum pergi bekerja?” Kakak ipar tiba-tiba menoleh dan bertanya.   Aku menarik tanganku kembali secepat kilat, kaget. Benar, sudah waktunya untukku pergi bekerja!   “Ini aku baru mau pergi.”   Aku sangat ingin menghajar diriku sendiri sekarang, bisa-bisanya aku melakukan hal seperti itu kepada kakak ipar sendiri, aku tidak tahu jika kakak ipar melihat tindakanku barusan, jika dia melihatnya, aku tidak tahu bagaimana harus menjelaskannya.   Perasaan ku campur-aduk, aku ingin lari dan kabur dengan terhuyung-huyung, tapi baru saja aku mengambil dua langkah, tiba-tiba kakiku terpeleset dan aku hampir jatuh!   Aku jatuh terduduk di lantai, aku jatuh dengan sangat keras, pantatku rasanya seakan mau pecah.   Kakak iparku bergegas menghampiri, “Xiaowei, bagaimana? Apakah ada yang sakit?”   Melihat kehangatan dari kakak iparku, hatiku juga menjadi hangat.   “Bicaralah, katakan padaku bagian mana yang sakit? Hari ini tidak usah pergi bekerja, istirahat di rumah saja.” Kakak ipar menjadi sangat khawatir melihat aku yang tidak menjawab sedikitpun.   Merasakan kekhawatiran yang dalam dari kata-kata kakak ipar membuat rasa bersalah di hatiku semakin berat. Terhadap orang yang seperti ini, bagaimana mungkin aku bisa membayangkan hal seperti itu terhadapnya?   Aku buru-buru menepuk pantatku dan berdiri lalu berkata, “Kakak ipar tidak perlu khawatir, aku tidak apa-apa. Aku tidak bisa bicara banyak, aku masih harus pergi bekerja.”   “Xiaowei, tolong pelan-pelan dan hati-hati di jalan,” Kakak ipar membantuku merapikan kerah ku, dan lalu menginstruksikan aku lagi.   Semakin lama aku bersama kakak ipar, semakin tersiksa hatiku.   Dengan begitu banyak hal yang ada di pikiranku, aku menjadi banyak melamun saat bekerja hari ini. Aku berkali-kali dihardik oleh pelanggan dan bos. Selesai bekerja, aku buru-buru pulang ke rumah.   Sesampainya di rumah aku langsung mencari-cari kakak ipar, tapi aku tidak menemukan tanda-tanda keberadaannya sama sekali.   Aku mendengar suara gemericik air datang dari kamar mandi.   Apakah mungkin kakak ipar sedang mandi? Telingaku tiba-tiba berdiri.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD