bc

Nayanika

book_age12+
6
FOLLOW
1K
READ
goodgirl
independent
confident
student
drama
sweet
bxg
highschool
school
like
intro-logo
Blurb

bercerita tentang perjuangan hidup seorang anak perempuan untuk memperbaiki kehidupannya yang penuh dengan warna-warni.

Nayanika memandang kehidupan tidak dengan kenaifan. karena dia tahu, tidak ada keberuntungan yang datang dengan tiba-tiba. semua diperoleh dengan kerja keras dan doa yang tidak pernah putus.

kehidupan tak selalu bercerita tentang air mata, tetapi juga banyak tawa yang mengiringi kehidupan setiap gadis dengan persahabatannya yang indah begitu pula dengan Naya. Walaupun Naya hanya seorang gadis miskin yang berkekurangan bukan berarti dia tidak dikelilingi teman - teman yang special. Yang selalu ada saat dia sendiri dan menangis menjalani kehidupan.

Kehidupan bermula ditahun kedua pernikahan kedua orang tuanya. Ya, kelahiran Naya penuh dengan dramatis. Ibunya berkutat dengan teriakan dan rasa sakit karena bayinya tak kunjung lahir selama tiga hari. Diujung Jakarta pada saat itu memang susah mencari dokter untuk melahirkan. Dengan susah payah nenek daus menemukan seorang dukun beranak untuk membantu persalinan ibu Eni. ibunya Naya. Sang Ayah yang menunggunya dengan kuatir hanya bisa mengusap d**a dan beristigfar. Hujan masih membasahi bumi ketika seorang bayi terlahir kedunia diiringi erangan hebat suara wanita menahan sakitnya melahirkan.

Ayah menggendong bayi perempuannya yang cantik bermata indah. Matanya besar, dengan warna coklat yang pekat dan jernih, bulu matanya lentik. Ditatapnya lalu dikumandangkan azan ditelinganya.

"Bu, aku menamainya Nayanika Pratiwi. Nayanika berarti mata yang indah, Pratiwi agar dia dapat bermanfaat bagi negeri" ucap ayah sambil memandang ibu dengan penuh haru yang masih terlihat lemah dan sakit. Ibu tersenyum tanpa suara.

"Naya.... sedang apa di atas pohon?? turun!!!!"

teriak ayah dari bawah pohon yang terlihat jauh dari atas.

Saat itu umur Naya 7 tahun dan sudah bersekolah di SD inpres. Dia nyengir. "Ayah..Naya ga tau caranya turun!!!Naya naik dahan dari jendela ante Rini.!!

"MasyaAllah ni anak!!ujar ayah yang sudah keliatan panik dan ternyata bukan ayah saja, karena sudah banyak orang, baik itu tetangga saudara, om - omnya dari ayahnya dan kakeknya yang sangat menyayanginya.

Kakeknya berseru"ambil tangga, ambil tangga, naik de. gendong si Naya. awas jatuh" disuruhnya adik ayah yang paling bontot menurunkan naya.

yang disuruh hanya tersenyum lalu berlari kebelakang mengambil tangga. setelah 1 jam akhirnya Naya bisa diturun kan dengan pelototan semua orang. " Kamu ngapain si naik-naik pohon tinggi begitu. 7meter itu tingginya tau ga??" kata ayah setengah marah setengah kuatir. yang ditegur cengar- cengir sambil ngomong" Jambunya keliatan enak yah, jadi mumpung ga ada orang Naya ambil. lagian deket sama jendela. eh pas uda nyampe, ternyata ayah udah dibawa sama semua, hehehe"

Bukan naya namanya kalau ga bikin kuatir ya teman- teman.

.....

Waktu berlalu saat ini usia Naya 14 tahun. Duduk di bangku SMP kelas 2. Dia menelungkupkan wajahnya diatas meja sekolah pagi itu.

"Naya.. Naya... Pr Fisika sudah belum. aku lihat dong mau nyocokin" pinta widia.

Dengan malas dia membuka resleting tasnya.

"Nih..." seruhnya. Lalu menelungkupkan lagi wajahnya.

" kamu abis nangis ya Naya?"tanya widia hati-hati.

Naya pun bangkit lalu berurai air mata. " Ayah bilang aku ga perlu sekolah lagi. Anak perempuan ga perlu sekolah tinggi. palingan hidupnya sekitaran sumur, kasur dan dapur. Ngapain sekolah tinggi-tinggi. katanya aku mau dinikahin sama anak temennya ayah." sambil mengelap hidungnya yang penuh air.

"aku tau sebenernya dia ga punya uang. adik aku banyak.ibu baru melahirkan adik ke enam. Dan Ayah baru di PHK. Aku masih ingin sekolah wid" isak Naya.

Naya adalah seorang siswi yang cerdas. dari kelas SD dia selalu dapat rangking satu. Walau selama ini hidupnya pas-pasan dia selalu semangat belajar dan tak pernah mengeluh dan bercerita ingin banyak hal. Hanya satu yang dia inginkan. Ingin tetap bersekolah. Karena sekolah adalah anak tangga untuk merubah kehidupannya yang sulit. Widia mengerti kesulitan temannya. dia hanya diam dan membiarkan temannya menangis meluapkan kesedihannya. Karena dia tahu sekali sahabatnya ini tak pernah menangis kecuali sesuatu yang amat berat membebaninya.

Sepulang sekolah Naya tidak pulang kerumah. Dia pulang kerumah nenek dari ibunya yang jaraknya tidak terlalu dan tidak juga dibilang dekat bila dilalui dengan berjalan kaki.

"Mbah.. Naya datang." katanya sambil mencium tangan neneknya.

"kok ga ganti baju dulu??"Mbah dan ibu membiasakan anak-anaknya mengganti baju sekolah dengan pakaian rumah selepas pulang sekolah. Agar pakaiannya tidak cepat rusak. Yang ditanya hanya meloyor pergi ke dapur. Mencuci piring.

Nenek Naya pedagang masakan matang. Jadi setiap kali Naya datang dia akan melihat tumpukan piring didapur yang tidak berkesudahan. Sehingga pekerjaan itu bisa mengisi kegiatannya yang bingung mau kemana mengadu nasibnya. Sambil menangis dia mencuci piring- piring dan gelas yang menumpuk.

bagaimanakah nasib Naya selanjutnya????Baca terus ya..

chap-preview
Free preview
Mbah Uti Marah!!!!
Naya masih mencuci piring sambil sesekalj mengusap air matanya. Om Erwan yang melihatnya lalu berlalu menghampiri Neneknya. "Mi, si Naya kenapa. kok dia nangis sambil nyuci piring??"kata om Erwan ke Mbah. "Lah ga tau, lagipula ga ada yang menyuruh dia cuci piring."kata mbah dengan mata bingung. " Pasti ada masalah. Si Naya tidak akan menangis kalau masalahnya tidak berat". Lanjut Om Erwan lagi. Setelah mencuci piring. Naya dipanggil ke ruang tamu oleh Om Erwan dan Mbah Uti. " Kamu kenapa Naya. Kalau ada masalah tuh bilang jangan diam aja sambil nangis begitu. Mana ada yang ngerti sama masalah kamu" kata mbah Uti lembut. Naya menjelaskan semuanya dengan berderai airmata, masalah yang sama diungkapkan pada widia pagi tadi. Om Erwan geleng- geleng kepala mendengar cerita keponakannya. Om Erwan terpaut sepuluh tahun dengan Naya. Tapi dia belum menikah. OM Erwan punya usaha Bengkel motor yang lumayan ramai. dan tentunya pacar yang cantik. "Sudah, begini saja. Naya tak usah bingung dan sedih. Naya tetap melanjutkan sekolah. dan tidak akan dinikahin ke siapa-siapa. Naya mulai sekarang tinggal disini sama Mbah, bantu Mbah dagang buat bayar sekolah Naya. Panggil Ayah sama Ibu. Naya tidak usah ngomong apa- apa dulu. biar Mbah yang bicara." diantar oleh Om Erwan dengan sepesa motornya. Naya kembali kerumah. memanggil ayah dan ibunya. ... sejak saat itu Naya resmi pindah ke rumah kakek nenek dari pihak ibu. Naya tinggal di loteng bekas kamar tante Ida yang sudah menikah. masih tersedia kasur, lemari dan meja rias tantenya. Hatinya senang sekali bisa tinggal disini. Senang punya kamar sendiri karena di rumah ibunya dia tidur dengan adik- adiknya berimpitan dirumah kontrakan yang kecil. Dan paling membuatnya gembira adalah bisa tetap bersekolah. walaupun dia tinggal tidak lagi dengan orang tua. Sebelum Ayah dan Ibu membawakan semua pakaian, buku dan alat sekolahnya. Ayah dan Ibu habis dimaki-maki sama Mbah uti dan Mbah akung. karena bisa-bisanya mereka mau nikahin anak perempuan pertama mereka yang masih sangat kecil itu. Hanya karena tak punya biaya. Mbah dan Mbah Uti masih sanggup menyekolahkan kalau mereka tidak bisa. begitu salah satu kalimat yang sempat terdengar Naya saat dia menguping di dapur. Om Erwan menemani Naya di dapur. Dia tersenyum lalu berkata. "Disini tidak ada anak perempuan. cuma adik-adik ibu yang laki-laki semua. jumlahnya 6 orang. Hanya om Endang yang sudah menikah. dan tinggal di kamar paling depan lantai 2 bersama istri dan seorang anak laki-laki berumur 2 tahun. Mbah akung dan Mbah uti tidur dibawah. Om sugeng dan Om teguh dibawah. Om Erwan dan Om Ujang diatas lantai 2. Om Encep tinggalnya diluar. Jadi Naya harus bantu Embah. Bantuin Mbah Masak air dan Nasi pagi-pagi saat Mbah kepasar. cuci piring terus Naya bisa siap- siap kesekolah. pulang sekolah Naya bantu- bantu Mbah cuci piring, Nyapu ngepel. kalau ada cucian baju Naya cucinya pakai mesin cuci. Baju dan celana om-om banyak yang levis. jadi berat kalau dicuci pakai tangan. Naya gapapa ngerjain itu semua."tanya Om Erwan prihatin. "Gapapa om. Naya senang kok. asal bisa sekolah gapapa Naya bisa cape sedikit kok"jawab Naya dengan mata berbinar. "Naya nanti biaya spp sama buku bisa minta sama Mbah. kalau uang jajan dan ongkos mintanya sama Om Erwan saja. ya mumpung om belum nikah"jelas Om Erwan. " asyik. kalau gitu. Om Nikahnya kalau Naya uda lulus sekolah SMA om, biar Naya dapat terus uang jajan. Kalau Om Erwan nikahnya deket- deket ini ntar siapa yang kasih uang jajan lagi."jawab Naya sambil nyengir. ini bocah malah ngelunjak. batin Om Erwan dengan muka cemberut. ..... Dan hari-hari Naya pun dimulai...

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

GARKA 2

read
6.2K
bc

Perfect Revenge (Indonesia)

read
5.1K
bc

B̶u̶k̶a̶n̶ Pacar Pura-Pura

read
155.8K
bc

Super Psycho Love (Bahasa Indonesia)

read
88.6K
bc

Sentuhan Semalam Sang Mafia

read
188.6K
bc

DIHAMILI PAKSA Duda Mafia Anak 1

read
40.9K
bc

TERNODA

read
198.7K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook