Demo

1320 Words

Nayla tiba di sekolah pagi itu langsung menuju area parkir. Ia membawa satu plastik keripik untuk diberikan kepada Edwin. Hari itu ia akan sibuk, mungkin tidak bisa bertemu Edwin sampai sore. Langkahnya terhenti saat baru saja memasuki area parkir. Dari kejauhan tampak Edwin sedang berbincang-bincang dengan Firza. Nayla memutuskan untuk mengurungkan niatnya, ia meneruskan langkah menuju ruang kelas. “Ugh, perasaan apa ini, ya Allah,” gerutu Nayla dalam hati. Ia merasa tidak senang melihat kebersamaan Edwin dan Firza. “Mereka pacaran, itu hak mereka, aku nggak berhak melarang apalagi marah. Nggak, nggak,” gumam Nayla lagi sambil melangkah cepat, tidak jauh lagi ia tiba di kelas Biologi. * Di tempat parkir, Firza masih terus bertahan berdiri di hadapan Edwin, padahal cowok itu mengabaik

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD