“Hi Sersan, apa kabar dirimu?” Suara Sean yang terdengar senang dan antusias. Pertanyaan yang meluncur dalam saluran ponsel milik Matheo yang menghubungkan dirinya dengan Sean Patrick, rekan Matheo Andrew di kesatuan. “Jangan berbasa-basi, Kawan,” seloroh Matheo disusul dengan kekehan pelan yang terdengar apatis. Seorang diri di ruang makan yang hening, hanyut dalam masa lalu dirinya saat remaja. Berbeda halnya dengan Sean yang terdengar sibuk, terdengar dari suara di belakang Sean. Roda kursi yang berputar di lantai. “Apa yang menyebabkan dirimu menghubungiku?” tanya Matheo tanpa basa-basi. Matheo beranjak dari kursi berkaki tinggi yang ia duduki lalu berjalan ke arah pintu ganda kaca yang menghubungkan ruang makan dengan taman di belakang rumah dengan kolam renang yang tak terlalu besa

