Masalah datang silih berganti bak hantu gentayangan, Datang dan pergi dengan sesukanya, menyelinap untuk memberi rasa bahagia atau pembelajaran. Kini, Tessa merasakan diriny seakan berada di sebuah ruang sempit yang membuat dadanya sesak luar biasa. Kebohongan demi kebohongan yang mulai terasa nyata. Kebohongan dan sandiwara yang selama ini dirinya coba tampik. Pernikahannya dengan Darek memang sandiwara belaka dengan semua perjanjian yang sepenuhnya omong kosong bagi pemikiran Tessa. Tessa masih menekuri diriinya yang duduk sendirian di balik kemudi. Merasakan dadanya bergemuruh penuh kemarahan, tak hanya karena kebohongan yang dibuat Darek Wagner, tapi Tessa juga meratapi keputusannya untuk pilihan bodoh dengan bertahan. “Aku tahu kau memiliki pilihan lain, Tess. Kau bertahan bukan

