09

1689 Words
***ZACKI*** Hari ini aku ajak istriku ke kantorku, aku ingin dia tahu apa pekerjaan suaminya, seperti apa suaminya bekerja dan dimana suaminya bekerja. Dan aku juga ingin memperkenalkannya pada semua karyawanku. Agar tak ada lagi karyawati – karyawati yang menggoda aku di kantor. Bukannya aku sombong tapi memang banyak dari karyawatiku yang terang – terangan menggodaku tapi selalu ku acuhkan. Mereka sampai memakai baju – baju yang sexy dan kurang bahan yang memperlihatkan bentuk tubuhnya. Sampai aku suruh Ardhi untuk membuat peraturan agar semua karyawan perempuan menggunakan baju Panjang dan celana/Rok Panjang dan lagi dilarang ketat. Aku jengah dengan penampilan mereka. Dari sejak turun dari mobil aku genggam erat tangan istriku, tak ku lepas barang sebentar. Kulihat Kiara menatapku heran, mungkin dalam pikirannya terbesit ‘ada apa dengan suamiku?’ entahlah apa yang sedang dia pikirkan. “ Pagi Pak Zacki!” sapa sania di meja reseptionis. Aku tak menjawab hanya menganggukan kepalaku sedikit untuk membalas sapaannya. Setiap karyawan yang berpapasan denganku menatapku heran dan aku yakin Kiara sekarang sedang merasa tidak nyaman dengan tatapan mereka. Mungkin aku yang mereka kenal begitu dingin tidak bisa di goda oleh Wanita secantik apapun tapi hari ini menggandeng seorang perempuan yang bisa dibilang jauh dari kata seksi. Karena tubuhnya tertutup oleh gamis longgar dan rambutnya tertutup hijab Panjang melewati dadanya. Perempuan yang bahkan hanya memoles wajahnya dengan bedak tipis dan bibirnya pun hanya diolesi lipstick merah muda tipis. “ Pagi Bos… meeting kita dimulai 30 menit lagi” Sapa Ardhi menghampiriku dengan membawa berkas – berkas untuk meeting hari ini. Kemudian dia juga menyapa Kiara yang ada disampingku. “ Pagi nyonya Bos” sapa Ardhi membuat Kiara tidak nyaman dengan panggilan yang ardhi ucapkan. “ Panggil Kiara ja ya pak… kalau dipanggil nyonya kaya udah tua” ujar Kiara membuat Ardhi tergelak. Dan aku hanya tersenyum sambil memandang tingkahnya. “ Jangan dong… Nanti saya kena semprot si Bos kalau manggil nama saja” sahut Ardhi melirikku dan mengangkat kedua alisnya. Sebelum meeting dimulai, aku meminta Ardhi agar membelikan Kiara makan dan camilan, karena pagi ini dia belum makan apapun di rumah. “ Kamu tunggu disini ya Ki, aku ke ruang meeting dulu. Kalau kamu perlu apa – apa tinggal telp Ardhi saja. Aku sudah masukan kontaknya ke HP kamu tadi.” Sambil ku kecup keningnya. Dan dia hanya mengangguk. Aku ingin membiasakan diriku menjadi suami yang baik, memperlakukan istriku dengan baik dan memberikan dia perhatian. Walaupun mungkin saat kami menikah belum tumbuh cinta, tapi aku yakin seiringnya waktu cinta itu akan tumbuh dan bukan cinta buta tapi cinta karena Allah. ** Selesai meeting aku segera Kembali ke ruanganku, aku takut Kiara merasa bosan sendirian disana. Saat ku masuk dia sedang terlelap di sofa dengan sebelah tangannya memegang HPnya. Kulihat makanan yang dibelikan Ardhi sudah habis dimakannya, tinggal sisa beberapa Snack saja. Karena Kiara sedang tidak sholat kubiarkan dia tidur dan aku pergi ke mushola kantor untuk sholat Dzuhur. “ Istrinya pak Zacki biasa aja ya… gak cantik” ucap salah satu karyawatiku yang tak sengaja aku dengar saat ku berjalan menuju mushola. “ Iya bener, cantikan juga gue” tambah karyawati yang lain. “ Dan seksian juga gue” seorang lagi menambahkan. Aku hanya menggelengkan kepala mendengar mereka bergibah, apakah Kiara akan sakit hati kalau mendengar omongan mereka???. Dari kejauhan Ardhi mengernyitkan dahinya seolah bertanya kepadaku ada apa. Aku hanya menggelengkan kepalaku dan melanjutkan langkahku menghampiri Ardhi yang juga hendak ke mushola. “ Nanti tambah peraturan kantor kita ya! Dilarang bergibah di kantor jika ketahuan ada yang bergibah akan diberhentikan secara tidak hormat.” Pintaku pada Ardhi membuat ardhi menatapku dan bertanya. “ Ada yang ngomongin Lo?” “ Mereka menjelek – jelekan Kiara, aku takut Kiara dengar nanti dia kepikiran “ jawabku. Selesai sholat Dzuhur aku mengumpulkan semua karyawanku di aula, seperti rencanaku dari awal aku ingin memperkenalkan istriku secara langsung pada mereka. Karena Sebagian dari mereka tidak datang ke resepsi pernikahan kami kemarin. “ Aku gak mau kak aku malu” Kiara menolak ikut denganku ke ruang meeting antuk kuperkenalkan pada semua karyawan. “ Malu kenapa sih? Orang Cuma kenalan doang sama mereka, kamu cukup diam aja aku yang ngomong Kiara.” Setelah beberapa lama aku membujuknya akhirnya dia mau juga ikut denganku. Di aula semua keryawan sudah berkumpul mereka bingung kenapa mereka dikumpulkan semuanya disana. Ruangan yang awalnya reme sampai suaranya terdengan keluar berubah jadi hening saat aku masuk ke dalam ruangan itu. Ku ucapkan salam kepada mereka semua sebagai awal perkataanku, kemudian disahut oleh mereka secara serempak. “ Maaf mengganggu kegiatan kalian semua saya hanya ingin memperkenalkan Wanita disamping saya ini pada kalian semua. Mungkin Sebagian dari kalian belum tahu siapa dia.” Kataku sambil ku rangkul pinggang Kiara lekat tanpa ada jarak antara kami. “ Dia adalah Kiara Nabilla Istri saya. Tujuan saya memperkenalkan Istri saya pada kalian adalah jika mungkin suatu saat nanti istri saya ini datang ke kantor ini kalian bisa mengantarkan dia langsung ke ruangan saya tanpa harus kalian tanya lagi keperluan dia apa karena kalian tidak mengenal siapa dia. Dan tolong hormati dia sebagaimana kalian menghormati saya. Terima kasih..” tambahku mengakhiri pertemuan singkat siang ini dan aku langsung mengajak kiara Kembali ke ruanganku. Ardhi mengambil alih pertemuan itu dan memberitahu peraturan baru yang aku minta tadi sebelum sholat Dzuhur. “ Kapan kamu masuk kerja Ki?” tanyaku memulai obrolan sambil duduk santai di sofa di ruanganku. “ Hari sabtu ini kak” jawabnya singkat. “ Sebentar lagi dong, ini kan udah hari senin.” “ Aku Cuma dikasih cuti 7 hari kak, makanya kemarin aku minta dinas malam dulu supaya dapat tambahan libur.” Jelasnya sambil memakan snack yang tadi dibelikan Ardhi. “ Biar lebih lama ya bareng akunya” godaku sambil kudekatkan wajahku ke wajahnya. Semburat merah segera terlihat diwajahnya yang segera dia sembunyikan dengan memalingkan wajahnya membelakangi aku. “ Supaya istirahatku lebih lama kak.” Katanya tanpa melihat ke arahku. “ Masa lagi ngobrol sama suami tapi malah suaminya di punggungin. Dosa tahu” Kiara langsung berbalik menghadapku dan bilang “ Maaf.” Menundukan wajahnya. “ Kamu enak sekali makan, padahal suaminya lagi puasa. Sengaja ya menggoda yang lagi saum” aku bersedekap menatapnya dengan mata disipitkan padahal tanpa disipitkan pun mataku sudah sipit. “ Astgfirullah… Maaf kak aku lupa kalo kakak saum” Kiara segera meletakan camilannya ke meja dan berhenti memakannya. Aku hanya terkekeh kecil melihatnya. Aku bingung kenapa aku senang sekali menggodanya, padahal sebelumnya aku tidak pernah melakukan ini pada gadis manapun. Atau akunya saja yang lupa… mungkin saat aku masih nakal aku sering melakukan ini pada setiap gadis? Tak tahulah aku lupa dan aku tak mau mengingat Kembali saat – saat aku masih nakal dulu. Karena pekerjaanku hari ini tidak banyak, aku memutuskan mengajak kiara pulang dan mengajaknya makan malam diluar nanti ba’da magrib. Sebelum pulang ke rumah sesuai janjiku pada Kiara, aku mengajaknya ke supermarket di salah satu mall untuk belanja keperluan rumah dan mengisi kulkas kami yang kosong. Dia mengambil barang – barang sesuai list yang sudah dia buat tadi di kantor dan aku hanya mengikutinya dari belakang sambil mendorong troli belanjaan. “ Aku boleh ga ngambil es krim dan coklat?” pintanya sambil menatapku dengan wajah memelas. “ iya boleh…” jawabku dan Kiara tersenyum senang sambil berkata “ Terima Kasih” lalu dia berlari ke tempat coklat dan es krim. Ku pikir dia hanya akan mengambil sebatang coklat dan sekotak kecil es krim, ternyata dia mengambil beberapa batang coklat beda merk dan permen coklat warna warni. Dan lagi yang membuatku kaget dia mengambil es krim yang di ember besar. Aku terkekeh melihat kelakuan istriku ini kenapa kesukaannya kaya bocah. “ kenapa ketawa?” tanyanya sadar bahwa aku sedang menertawakannya. Wajahnya di tekuk membautku gemes ingin mencubitnya. “ Enggak apa – apa. Ini belanjaannya udah semua? Aku lemes nih.. nanti aku pingsan lagi.” Kataku mengalihkan pandangan darinya. ** Ba’da isya aku mengajak Kiara makan di sebuah restoran, rencananya aku ingin ngasih kejutan padanya yang akan aku berikan di Restoran ini. “ Makanannya enak ya!” ujar Kiara dengan mulut penuh makanan. “ Kamu suka?” tanyaku, langsung dibalas anggukan oleh Kiara. “ Kak… Boleh aku pesan es krim?” pintanya dengan wajah memohon. Lalu aku panggil pelayan dan memesankanya es krim. “ Aku mau kasih kamu kejutan” kataku sembari tersenyum manis padanya. “ Apa?” Kiara tampak penasaran. “Udah abisin dulu makanannya. Ntar baru aku kasih tahu.” Jawabku membuat Kiara dengan cepat segera menghabiskan makanannya. “ Udah abis kak! Tapi aku mau ke toilet dulu ya kak, ganti pembalut dulu” “ Yaudah sana aku tunggu! Kalau lama es krimnya aku habisin” ujarku membuat Kiara yang sudah berjalan meninggalkanku berbalik mendelikan matanya dan mengkerucutkan bibir kecilnya. “ Jangan dimakan!” ucap Kiara sembari menghentakan kakinya ke lantai dan Kembali berjalan kearah Toilet. Aku terkekeh melihat tingkahnya seperti anak kecil Ya Allah inikah jodoh yang kau berikan untukku? Saat ku menunggu Kiara yang tengah berada di toilet, Tiba – tiba ada seseorang yang memanggil namaku “ Kak Zacki” Ku tengokan kepalaku ke arah sumber suara itu dan kulihat sosok perempuan cantik yang selama beberapa tahun ini mengisi hatiku dan membuat diriku menjadi sosok pria yang dingin. “ Zahra……” gumamku. Perempuan ini pun mendekat ke arahku dan duduk di kursi di depanku. “ Apa kabar kak?” tanyanya yang entah kenapa selalu tersenyum kepadaku dan nadanya bicaranya sangat lembut, tidak seperti biasanya yang jarang sekali mengumbar senyum kepadaku. “ Alhamdulillah Baik, kamu lagi apa disini?” jawabku dan balik memberinya pertanyaan. “ Kebetulan ada acara janji sama teman, Cuma dia belum datang. Kak ada yang ingin aku bicarakan sama kakak. “ wajah Zahra jadi sedikit serius pas dia bilang ada yang mau dia omongin sama aku, apa ini soal…. “ Bicara aja Zahra, aku siap dengerin” kataku sambil sesekali aku melihat ke arah pojok restoran tempat toilet berada. “ Sebelumnya aku mau minta maaf sama Kak Zacki! Aku tidak menjawab lamaran kak Zacki sampai sekarang” kata Zahra menundukan kepalanya. “Iya gak apa – apa Ra, kamu gak perlu merasa bersalah. Aku ngerti ko ini urusannya sama hati dan masa depan.” Aku mencoba agar keadaan tidak canggung.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD