08

1226 Words
***KIARA*** Hari sudah sore Ketika aku sampai di kosan. Bukan untuk tidur disni tapi untuk mengambil barang – barangku yang sudah aku rapikan sebelum pulang ke kampung beberapa hari lalu. Hari ini aku resmi keluar dari kosan dan pindah ke Apartmentnya Zacki. Aku mengeluarkan 1 koper besar ukuran 24 inci dan sebuah tas jinjing. Barang – barangku tidak banyak disini hanya baju saja dan sepatu – sepatu serta sendal. “ Gak ada yang tertinggal?” tanya Zacki membantuku membawa koper. “ Insya Allah gak ada.” Jawabku. Ku kunci kamar kosanku yang sudah kutempati selama kurang lebih 5 tahun kemudian ku serahkan Kembali kunci itu ke pemilik kosan. Selama perjalanan menuju Apartment Zacki tak terasa aku tertidur pulas, mungkin karena badan masih terasa Lelah setelah resepsi semalam. Aku terbangun tepat mobil Zacki terparkir di parkiran apartmennya. “ Tahu aja kalau kita sudah sampai” kata Zacki saat melihatku terbangun. “ Udah nyampe ya?” tanyaku yang mengumpulkan nyawa. “ Udah… saking nyenyaknya tidur ya ilernya ngeces ga sadar.” Ujar Zacki sambil menatap wajahku. Raflek aku langsung ambil tisu dan mengusap bibirku sampai ke dagu tapi tidak ada basah sama sekali. Kulihat Zacki tertawa geli melihat kelakuanku. “ Kak Zacki bohong ya? Orang gak basah “ kataku dengan wajah kesal kutatap Zacki. “ Kamu tuh lucu juga ya! Gemes dech…” Zacki berhenti tertawa tangannya menjawil daguku. Lucu? Emangnya aku badut. Masa wajah semanis ini disamain kaya badut sih. Punya suami nyebelin kaya gini sih…. _ _ Selesai merapikan baju – bajuku ke dalam lemari aku pergi mandi karena aku sudah merasa gak nyaman, pembalutku minta diganti. Sehabis mandi aku keluar kamar mencari Zacki yang dari tadi gak keliatan batang hidungnya. Kulihat dia duduk diatas sajadah sedang memegang alquran, mungkin baru beres ngaji. Sayang sekali aku tidak mendengarnya mengaji padahal aku ingin mendengar suaranya Ketika membaca ayat – ayat Allah. Mungkin tadi dia mengaji pas aku lagi mandi jadi tidak terdengar oleh suara keran air. “ Kenapa menatapku seperti itu? Pake gak berkedip segala lagi. Terpesona sama ketampananku ya?” kata Zacki membuyarkan lamunanku. “ Ih… Pede banget sih kak!” aku segera pergi dan duduk di sofa menghindari Zacki menggodaku lagi. “ Laper gak? Kita makan diluar yuk!” ajak Zacki. “ Oke… Aku siap – siap dulu ya” sahutku pergi ke kamar memakai hijab dan sweaterku. Kami pergi keluar untuk makan malam, Zacki melajukan mobilnya dan berhenti di pondok sate. “ Kita makan disini aja! Hari ini aku lagi pengen Sate madura dan sop Iga” kata Zacki. Aku hanya mengangguk sambil tersenyum padanya. Aku sih gak masalah makan apa aja aku kan omnipora pemakan segala jenis makanan tapi yang halal ya… “Mas… “ Zacki memanggil pelayan. Kemudian pelayan yang dipanggil Zacki mendekat. Pesan apa mas Zacki” tanya pelayan itu. Sepertinya Zacki sering ke tempat ini deh sampe pelayannya aja kenal sama Zacki. “ sate ayam 20 tusuk, sate kambing 20 tusuk, sop iga 1 porsi ya. Minumnya es jeruk ya 2.” Pelayan itupun segera pergi. Dia mesen sate banyak banget, apa bakal abis? Trus kenapa aku ga ditanya mau makan apa dan minum apa. Kayanya Zacki ini tipe cocok dictator nih. Saat pesanan datang Zacki segera melahap makanan yang tadi dipesan dengan penuh semangat seperti orang kelaparan. “ Hati – hati kak makannya” kataku mengingatkan “ Maaf ya aku laper banget soalnya” jawab Zacki sambil terus memakan satenya dengan lahap. Tadi pagi memang aku ga lihat Zacki sarapan. Dia hanya membawa sarapan untukku ke kamar, kupikir karena aku bangun kesiangan jadi dia sudah sarapan duluan. Trus tadi siang juga aku gak lihat dia makan siang, aku makan Cuma sama bunda dan kak safira. Dijalan pulang juga aku perhatiin kak Zacki gak minum sama sekali. Apa dia….. “ Kak Zacki tadi puasa ya?” tanyaku penasaran “ Ko tahu?” tanyanya balik. “ Pantesan…” kataku dengan suara lirih tapi masih terdengar oleh kak Zacki “ Pantesan apa?” tanyanya berhenti makan dan menatapku. “ Pantesan makannya Rakus kaya orang kelaparan” jawabku keceplosan. Langsung ku tutup mulutku dengan tangan. Kenapa sih ini mulut nakal asal ceplos ja. Zaki terkekeh sambil meneruskan makannya. Untung dia gak marah aku sebut rakus. Kalau marah kan gawat nanti sikapnya berubah dingin lagi ke aku. ¬_ _ Dua hari sudah aku tinggal di apartment Zacki, Seperti biasa aku terbangun saat dini hari mungkin karena sudah terbiasa bangun di jam segini. Kulihat Zacki tengah melipat sajadah, sepertinya dia baru selesai sholat tahajud. Dia berjalan keluar kamar, kubangun dan ku ikuti dia keluar ternyata dia pergi ke dapur. “ Kak Zacki mau sahur?” tanyaku sedikit mengejutkannya. “ Kamu udah bangun?” tanyanya. “ heueum…” aku mengangguk. “ mau aku buatkan sesuatu?” tanyaku lagi. Ku lihat isi kulkas hanya ada daging cincang, aku buka lemari ada spageti. “ mau aku buatkan spageti” tanyaku lagi. “ Emang kamu bisa masak?” tanya Zacki meremehkan aku dalam memasak. Emang sih aku gak pandai memasak tapi kalau sekedar spageti mah bisa lah. “ Sedikit…” kataku sambil memasak spageti ala Kiara yang simple. 20 menit kemudian aku antarkan masakanku ke Zacki yang sedang duduk di meja makan. “ Hmm… wangi” ucapnya kemudian mencicipi spageti buatanku. Dia memakannya sampai habis tak bersisa. “ Lumayan juga masakanmu” ujarnya sambil melirikku. Tak lama adzan subuh berkumandang, Zacki pergi ke kamar mandi siap – siap untuk sholat. Karena aku gak ada kegiatan, jadi aku putuskan untuk membersihkan apartment ini ku ambil lap ku bersihkan semua meja dan lemari dari debu – debu. Pintu kaca ke arah balkon aku lap bersih hingga mengkilat. Lantai ku sapu dan ku pel tak terasa pagi pun datang, gelap berganti terang. Hanya kamar kami yang belum aku bersihkan karena ada Zacki di kamar aku tak mau mengganggunya. Selesai bersih – bersih aku merebahkan diri di depan sofa ruang tamu sambil menyalakan TV. Mataku terasa berat, kantuk yang menyerang tak bisa ku tahan, aku pun terlelap. Ku terbangun karena cahaya matahari masuk ke dalam dan mengenai wajahku. Tapi entah kenapa pas tidur aku merasa ada yang mencium bibirku, pipiku dan hidungku. Mungkin itu hanya mimpi. Aku langsung pergi mandi agar badanku segar, aku tidak biasa tidur di pagi hari karena akan membuat badanku sakit – sakit dan tidak enak. Tapi entah kenapa pagi ini rasa kantuknya tak bisa aku lawan. “ Aku mau pergi ke kantor sebentar, kamu mau ikut?” tanya Zacki, terlihat sudah Rapi sedangkan aku baru keluar dari kamar mandi. “ emang gak apa kalo aku ikut?” tanyaku, takutnya nanti aku ganggu dan dia tidak focus kerja. “ enggak… nanti abis dari kantor kita pergi belanja biar si bibi nanti bisa masakin buat kita” katanya. Si Bibi? Mungkin ada yang suka ngebantuain Zacki beres – beres rumah dan masak untuk dia kali. Aku pun segera bersiap dan mengikuti suamiku ini pergi ke kantornya. Pas aku buka lemari aku bingung memilih baju yang pantas aku pake untuk pergi ke kantor Zacki. Beberapa menit aku pandangi paju – bajuku. “Ck… repot banget sih Ki, baju apapun yang penting sopan gak perlu ribet jadi orang.” Gumamku seraya mengambil satu gamis dari lemari gantung. Dan hijab warna senada dengan gamis yang aku ambil. Setelah memakai gamis pilihanku, wajahku sedikit aku poles dengan bedak tipis. Setelah terlebih dahulu aku beri pelembab. Tidak lupa lipbalm warna bibir agar tidak terlihat pucat.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD