Hari ini adalah hari yang seharusnya mereka rayakan ulang tahun Fezya, setiap tahun kebelakang ini sudah tidak ada lagi perayaan apa-apa lagi di rumah ini. Entah itu perayaan ulang tahun dirinya, Mommy, Daddy nya ini benar sudah hilang semua sudah tidak ada lagi perayaan atau sekedar ucapan pun tidak ada lagi.
Sesampainya Grisel di rumah
seperti hari-hari sebelumnya rumah ini terasa sepi, setiap Grisel pulang dari sekolah seketika dadanya kembali dengan sesak mendera, namun kehadiran adik semata wayangnya memberikan kehangatan tersendiri dalam dirinya.
Kebersamaan antara adik dan kakak ini terjalin dengan waktu yang lama mereka berdua saling berbagi cerita dan berharap satu sama lain.
"Kakak kenapa kakak pulangnya lama ?" Ucap Fezya menyambut sang Kakak.
"Masih ada kegiatan sekolah yang harus Kakak kerjakan. " Ucap Grisel, dia terpaksa harus bohong dia tidak pengen membuat Zya khawatir.
"Fezya, apakah Mommy dan Daddy sudah pulang ?"
"Belum Kak."
Grisel menghela napasnya lagi, apakah Mommy dan Daddy nya melupakan lagi ulang tahun Fezya atau mereka memang tidak peduli lagi mereka punya anak di rumah ini. Grisel membatin.
Grisel mulai terbiasa atau lebih tepatnya terbiasa membiasakan diri dengan kondisi ini.
"Ayo Fezya ke ruangan tengah dulu Kakak bawa sesuatu untuk Fezya ?"
"Bawa apa Kak ?"
"Bentar, Kakak tarok tas Kakak dulu ya Fezya ke ruang tengah aja dulu."
Fezya mengangguk dan menuju ke ruangan tengah.
Grisel berlari menuju ke dapur menyiapkan semuanya dia menghidupkan lilin kecil di atas kue, membawa pisau, garpu dan piring kedua tangan Grisel penuh dengan barang bawaannya.
"Surprise.."
Happy birthday to you... happy birthday to you.. happy birthday to you.. happy birthday to Fezya.
"K—kakak, ingat ulang tahun Fezya?"
"Tentu dong."
"Ayo mendekat kesini." Grisel menepuk kursi di sebelahnya.
"Sebelum tiup lilin harus doa dulu ya."
Fezya tersenyum sambil mengangguk.
Fezya berdoa kemudian dia meniup lilinnya.
Doa Fezya sangat sederhana sekali. Semoga Daddy dan Mommy nya menyayangi dia dan kakaknya.
Tidak lupa Grisel mengabadikan momen indah ini walaupun sederhana.
"Selamat ulang tahun ya Dek, maaf Kakak cuma bisa beliin kue kecil ini dan ada kado juga dari Kakak. "
"Ini Dek,, semoga Fezya suka ya tadi Kakak lihat bajunya cantik sekali dan itu cocok untuk Fezya."
"Kak kok repot-repot sekali beliin Fezya hadiah segala. Dan makasih ya kak udah ingat hari ulang tahun Fezya. Maaf udah merepotkan Kakak selama ini."
"Tidak repot sama sekali, Fezya termasuk prioritas utama Kakak tentu dong Kakak akan membahagiakan Adiknya."
Fezya memeluk Kakaknya.
"Sekali lagi terima kasih ya kakak." cuma itu yang Fezya ucapkan dia tidak tahu lagi menggambarkan perasaannya ini, dia sangat beruntung memiliki Kakak hebat seperti Kak Grisel.
"Iya sama-sama ini kan hari spesial Fezya. Ayo coba di lihat dulu hadiahnya suka atau nggak ? Pokoknya kita harus bahagia hari ini."
"Prangg.. !"
Pintu tiba-tiba dihempas begitu keras, sontak membuat Grisel dan Fezya terlonjak kaget mendengarnya. Jantung mereka tiba-tiba berdebar tak karuan, seolah ikut berpacu dengan suara hempasan pintu barusan.
Fezya dengan sigap menoleh ke arah sumber suara di depannya tersebut, tiba-tiba matanya membulat sempurna, sementara itu Grisel mematung, napasnya tiba-tiba tertahan di kerongkongannya. Mereka berdua terkejut dan kecemasan dengan kehadiran orang tuanya tiba-tiba dengan wajah yang emosi.
"Kamu kira aku tidak melihat kamu bersama dengan pria hari ini ?" Ucap Lucas marah.
"DASAR PEREMPUAN MURAHAN KAMU !"
"Haha... " Via tertawa mengejek berasa dia tidak merasa bersalah sama sekali apa yang di tuduhkan kepadanya.
"Kamu kira aku tidak melihat kamu bermain di belakang ku selama ini Hah, jangan sok suci kamu ? kamu yang memulai semua ini dengan berselingkuh di belakang ku sialan kamu dengan beraninya membawa perempuan itu masuk ke hotel, Kamu sudah tidur dengan wanita lain. Apa perlu aku kasih bukti sama kamu. ?"
Lucas menatap via dengan tajam.
"Aku terpaksa mengikuti kamu selama ini karena aku sudah tidak tahan lagi dengan sikap semena-mena kamu kepada ku."
"Kenapa kamu diam ? kamu seolah kamu tidak memiliki kesalahan sama sekali, selalu menuduh ku ini itu, sekarang ini tuduhan kamu itu sudah aku wujudkan."
Grisel dan Fezya kembali mendengarkan pertengkaran Mommy dan Daddy nya. Kali ini sepertinya sudah di tingkat puncak emosi Mommy nya.
"Jadi kamu mengikuti aku selama ini ?"
"Iya, aku mengikuti mu dan aku membalas mu dengan berselingkuh juga di belakang mu."
"Oke berarti semuanya sudah jelas. Tidak ada lagi yang harus di pertahankan lagi dalam rumah tangga kita. Mulai hari ini juga aku menceraikan kamu."
"Oke, itu yang aku mau aku juga tidak tahan lagi hidup bersama dengan mu. Sudah cukup aku bersabar selama ini, keluarga mu yang selalu menganggap aku salah di mata mereka. Aku akan bawa anak-anak ku pergi dari rumah ini."
"Iya silahkan kamu bawa mereka aku tak sudi punya anak perempuan seperti mereka apalagi anak penyakitan itu."
"LUCAS, jaga omongan mu. Dia darah daging mu sendiri. Ini urusan kita berdua kamu—,"
"Besok kita akan bertemu di pengadilan."
"Oke dengan senang hati."
"D—Daddy." Fezya tiba-tiba bersuara.
Fezya dan Sella mendengarkan ucapan dari Daddy yang menyakitkan itu.
Seketika Via dan Lucas menoleh ke sumber suara tersebut. Mereka tidak memperhatikan di sekelilingnya tadi.
"Tolong jangan lakukan itu Daddy." Ucap Fezya suara bergetar.
"Mommy dan Daddy tidak boleh bercerai, Fezya mohon jangan lakukan itu ." Fezya menghampiri kedua orang tuanya dia menangis bersimpuh memohon kepada Mommy dan Daddy nya.
"Aku tidak peduli dengan kalian lagi."
Lucas langsung pergi begitu saja dia benar sudah tidak peduli lagi dengan keluarganya ini, kini dia memantapkan hatinya memilih meninggalkan anak dan istrinya.
"Grisel, Fezya maaf kan Mommy ya Nak. kalian pasti dengar sendiri kan tadi ? Daddy tidak mencintai Mommy lagi dan Mommy juga tidak mencintai Daddy lagi."
"Tapi Mommy, Fezya tidak mau Mommy dan Daddy bercerai."
"Stop Fezya, Apakah kamu tidak dengar mommy bilang tadi ? Mommy dan Daddy tidak saling mencintai lagi. Dan kami memutuskan untuk bercerai."
"Tapi Mommy—,"
"Stop, Mommy tidak perlu mendengarkan pendapat dari mu. Mommy akan segera mengajukan gugatan perceraian seperti Daddy perintahkan tadi dan Mommy akan menikah lagi dengan orang yang Mommy cintai. Kalau suami baru Mommy tidak suka dengan kalian terpaksa kalian berdua Mommy titipkan sama Nenek dan Kakek di Indonesia."
"MOMMY..!" tiba-tiba suara Grisel meninggi.
"Maafkan Mommy Grisel.. ! aku harap Kamu bisa mengerti keadaan Mommy."
"Tapi tidak harus begini Mommy. Kenapa Mommy seperti tidak ada harga dirinya, kenapa Mommy selingkuh ?"
'Plaak.. !'
Sebuah tamparan keras melayang di pipi Grisel.
"Jaga ucapan mu, kalau Daddy tidak melakukannya duluan Mommy pun tidak akan selingkuh."
Grisel terdiam membeku. Mommy menamparnya. Batin Grisel.
"Sekarang keputusan Mommy sudah bulat kalian akan Mommy antar ke Indonesia untuk sementara waktu dan Grisel akan pindah sekolah ke Indonesia silahkan siap-siap barang kalian dalam beberapa hari ini kita akan ke Indonesia." Via meninggalkan Grisel dan Fezya dalam kebekuan.
"Kak..! " Fezya menangis di pelukan Kakaknya.
"Kak apakah begini takdir hidup kita berdua kak, Kenapa harus kita yang mengalaminya anak yang tidak dicintai kedua orang tuanya?"
"Apakah karena Fezya punya penyakit ini, Mommy dan Daddy sangat membenci Fezya, Kak ?"
Pertanyaan bertubi-tubi Fezya lemparkan kepada kakaknya.
"Apa sebaiknya Fezya mati aja Kak ?"
"FEZYA... ! jangan pernah berkata seperti itu Kakak tidak suka, sekali pun mereka tidak suka sama Fezya, Kakak sayang sama Fezya ingat itu."
"K—kakak.. Aku minta maaf.. ! " Fezya memeluk kakaknya, dia menangis terisak-isak bagaimana tidak ulang tahunnya hari ini sekaligus menjadi kehancuran untuknya.
"Mommy dan Daddy tidak menyayangi kita lagi kan Kak ?"
"Hmm,, Fezya jangan khawatir ada Kakak yang akan menjaga Fezya." Grisel mengurai pelukannya.
"Fezya, apakah Fezya setuju kita tinggal di Indonesia saja bersama dengan Nenek dan Kakek?"
Fezya mengangguk." Dimana pun kalau bersama dengan Kakak, Fezya akan setuju."
"Tapi kak apakah Nenek dan Kakek setuju kalau kita tinggal di tempatnya ?."
***