TUGAS TERAKHIR
Suatu hari di tengah malam yang sunyi terlihat bayangan seorang pria yang berjalan pelan dan seperti mengendap endap seakan dia tidak mau kehadirannya diketahui orang lain.
Setelah sampai di tempat yang dituju dia mengeluarkan senjatanya dan dia membuka pintu sebuah kamar didepannya secara perlahan supaya tidak terdengar suara kemudian secepat kilat dia menembakkan senjatanya"deb. deb..."suara pistol yang sudah diberi peredam meluncurkan timah panasnya tepat didada seorang pria yang sedang tertidur lelap sendirian"akh...."hanya terdengar pekikan sebentar dari pria itu sebelum menghembuskan nafas terakhirnya.Sipembunuh cuma tersenyum tipis dan bergumam " Tugas terakhir sudah selesai" kemudian dia segera bergegas keluar dari kamar itu dan keluar dari rumah itu sedikit berlari dia menuju motornya yang terparkir agak jauh dari rumah targetnya.
Setelah mengendarai motornya dia berhenti untuk menelpon seseorang "Tugas sudah aku laksanakan dan seperti yang aku sampaikan ini tugas terakhirku jadi jangan hubungi aku lagi "
Kemudian dia segera menutup telponnya tanpa menunggu jawaban dari orang diseberang sana dan melanjutkan perjalanannya
Besok paginya warga digegerkan dengan terbunuhnya seorang bos peternakan sapi yang terkenal bahkan polisipun sudah sampai disana terlihat sibuk melakukan olah tkp.
Terlihat juga beberapa orang yang sepertinya dari pers yang sibuk mengambil gambar dan mewawancarai beberapa orang disana
Sementara ditempat lain seorang pria sedang duduk santai di ruang tamunya Dimas sedang tertunduk membaca beberapa pesan di ponselnya dia membuka pesan dari nomer yang tidak di kenalnya " Hallo Dimas bagaimana kabarmu sekarang ? " Dimas mengernyitkan dahinya dia penasaran dengan nomer tersebut "Siapa ya ini aku tidak pernah memberikan nomerku pada orang yang tidak ku kenal" gumamnya lirih.
Akhirnya karena tidak mau rasa penasaran menghantui Dimaspun langsung membalas pesan itu jari jarinya mengetik dilayar ponselnya "Maaf ini siapa ya? " Tak menunggu sampe semenit pesan dari Dimas dibalas"Aku Resti maaf kalo aku baru menghubungimu lagi"
Dimas seketika tercekat melihat nama Resti diponselnya tenggorakannya terasa kering dan seakan jari jarinya pun terasa beku untuk membalas pesan itu
Dimas mulai membayangkan masa lalunya dimana dia dan Resti sangat akrab sering pergi bersama .
Flash back
" Hai Dimas gimana kabarnya hari ini" sambil tersenyum Resti mendekatiku" Suwe..loe Res kaya lama ga bertemu padahal kan belum 24 jam kita bertemu..eh..eh...he.."Aku terkekeh
Sambil melotot dan bibirnya mengerucut kedepan Restipun terlihat sebal mendengar jawabanku"Ah..loe mah orang nanya baik baik malah dijawab gitu ya udahlah gue pergi ah.." Dimas langsung menghalangi langkah Resti sambil tangannya dilipat memohon maaf " Sorry...ya Res gue kan cuma bercanda jangan ngambek dong ".Resti masih memasang muka sebalnya " Loe.tuh ga bisa jaga omongan mulu kali kali bicara sama cewe tuh yang manis biar cewe tuh senang"
"Ya..ya.maafin gue ya Res ntar makan siang gue traktir deh terserah loe mau makan apa" mendengar Dimas mau mentraktirnya makan Resti mulai tersenyum lagi "Janji ya loe mau traktir gue makan dan gak gitu lagi "
Flash back off
Bunyi ponsel Dimas membuyarkan mada lalunya dengan Resti " Hai..Dimas Gimana kabar loe ko ga dijawab sih chat gue ??" suara dari seberang wanita sana mengagetkan Dimas suara itu adalah suara yang dia rindukan selama ini " Eh...maaf aku kaget kirain bukan kamu Res yang telpon kabarku baik "
Resti cuma tersenyum tipis dia kaget juga jawaban Dimas yang biasanya loe gue jadi aku kamu seperti ada sekat yang membatasi mereka
"Mas..tumben loe kaku sama gue ga kaya dulu ?"Kata kata Resti membuat Dimas tercekat ia baru menyadari kalo kalimat yang dia ucapkan memang tak seperti dulu" Ow..maaf ya mungkin karena sudah lama kita tidak bertemu jadi seperti ini Res"
Jawaban Dimas membuat Resti mengernyitkan dahinya memang benar sudah lama mereka tidak bertemu tapi haruskah kini ada jarak "kenapa harus jadi seperti ini Mas"gumam Resti didalam hatinya
Setelah percakapan lama yang sepertinya memang terlihat kaku akhirnya Dimas menutup telponnya
Bagaimana kelanjutan Dimas dan Resti kita lihat di bab selanjutnya