bc

Be Yours

book_age0+
7.8K
FOLLOW
68.3K
READ
drama
comedy
sweet
like
intro-logo
Blurb

PULANG.

Selalu kata itu yang aku dengar setiap kali berusaha untuk lepas darinya. Singkat dan tegas.

Bukan hanya sekali dua kali, bahkan berkali-kali aku mencoba lepas, tapi akan tetap berakhir lagi di 'rumah'nya.

Apa dia punya banyak mata? Hingga kemanapun aku melangkah selalu dia temukan. Lalu setelah itu aku diabaikan, aku merasa menjadi tawanan belaka. Apa yang dia mau dariku???

chap-preview
Free preview
Prolog
"Vira... tungguin dong!" Gadis yang dipanggil Vira itu menoleh ke belakang. "Cepetan! Gue gak mau ntar si patung liberty keburu datang jemput gue!" "Yaelah lo, kasar banget sih ngomongnya! Gitu-gitu juga suami lo, Neng! Nyebut gitu napa, kualat lo ntar!" "Nah lho, kalo lo mulai ceramah gue gak jadi traktir lo." Raila mensejajarkan langkahnya. Vira berjalan terlalu cepat membuat ia susah payah mengejar di belakang. Mereka baru bubar dari kampus. Adzan dzuhur berkumandang sekitar 1 jam yang lalu. Saat yang pas untuk kembali mengisi perut dan merilekskan seluruh badan setelah berjam-jam menerima hidangan materi dari sekian dosen. Mereka segera meluncur menuju mesjid kampus. Menunaikan kewajiban 4 rakaat. Kewajiban yang gak boleh ditinggalkan sesibuk apapun aktivitas seharian. "Kita langsung ke kedai Mang Joko ya, Vir?" Raila merapikan kembali rambutnya sehabis shalat dan sedikit menengok wajahnya di cermin mesjid barangkali butuh make up tambahan setelah di sapu air wudlu. Vira sendiri masih duduk selonjoran dengan nyaman. Rasanya ia ingin seperti ini dulu. Menikmati hawa kebebasan lebih lama lagi, sebelum ia kembali ke rumah dengan sejumlah keruwetan yang kerap menghampirinya. "Oke. Gue juga udah keroncongan banget." Vira bangkit dari duduknya. Ia menggeliat pelan. Ugh...beberapa menit menikmati kebebasan itu sungguh asyik! Serunya dalam hati. Vira dan Raila keluar dari mesjid. Vira hampir memekik kaget. Di teras mesjid seorang lelaki berdiri dengan tenang. Kedua tangannya bersidekap menatap lurus halaman mesjid. Kemeja berlengan panjang berwarna hijau toska dibiarkan menggulung sebatas sikut. Mungkin dia habis shalat juga. Vira tergagap. Pria itu menoleh ke arahnya. Datar seperti biasa. "Se-sejak kapan Om ada di sini?" Cicit Vira seolah suaranya hilang termakan gugup dan takut. Yang ditanya malah diam tak menjawab. Lalu lelaki itu berjalan dan memakai sepatunya. "Pulang." Hanya itu yang keluar dari bibir pria yang menunggunya entah sejak kapan. Vira menghela nafas lemas. Tadinya ia ingin sedikit bersenang-senang bersama Raila walau harus pake acara nyogok traktir bakso Mang Joko. Raila sejak tadi hanya diam. Menatap Vira dan suami-yang-Vira-panggil-patung-liberti itu secara bergantian. Memang benar-benar patung liberti. Irit banget ngomongnya Tapi ganteng juga sih. Vira menoleh ke Raila dengan tatapan pasrah. Begitu juga Raila melihat punggung Vira yang menghilang bersama mobil sport putih beberapa menit lalu. Sebenarnya sih, bukan kepergian Vira yang ia sesalkan, tapi jatah gratisan yang ia dambakan sejak tadi hangus sudah. Vira sendiri masih duduk kaku di samping suaminya yang sedang fokus menyetir. Selalu seperti ini. Sepi. Tidak ada yang membuka pembicaraan. Seakan ini adalah rutinitas kaku yang selalu terjadi setiap hari. Urutannya adalah : 1. Vira bangun shubuh lalu menyiapkan sarapan 2. Vira mandi sambil berharap sarapan untuk suami-yang-bagai-es itu sudah habis dimakan. Tapi hasilnya tetap sama. Utuh dan tak tersentuh. 3. Vira selalu mencoba lari sepulang dari kampus tapi tetap berakhir dengan kata "PULANG" dari mulut suaminya itu. Vira menatap jalanan yang di laluinya. Mereka melewati taman kota yang di sana berjejer pasangan muda yang bercengkrama. Tertawa lepas. Seandainya iri itu dibolehkan, maka ia iri dengan banyak pasangan di luar sana yang menikah atas nama cinta lalu mereka bahagia dengan kebersamaannya. Mobil yang ia tumpangi akhirnya berhenti di depan halaman rumah yang ia tempati setelah menikah. Dengan langkah gontai Vira keluar dari mobil. Lalu sedikit membungkuk melihat ke dalam mobil. "Terimakasih," ucapnya. Dan jangan harap dapat jawaban. Lalu setelah itu mobil sport putih  melaju kembali. Vira masuk ke dalam, masih dengan keadaan yang sama. Sunyi. Dan Vira benci ini semua. Setelah ia berganti pakaian, Vira mengambil novel lalu duduk di ayunan yang berada di belakang rumahnya. Mungkin ini satu-satunya cara mengusir bosan dan jenuh selama ia menjalani sisa harinya. Lalu menunggu hari esok saat ia bisa tertawa bersama teman-temannya di kampus.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Sweetest Diandra

read
70.5K
bc

The Unwanted Bride

read
111.0K
bc

Enemy From The Heaven (Indonesia)

read
60.7K
bc

Turun Ranjang

read
578.8K
bc

The Ensnared by Love

read
103.8K
bc

LEO'S EX-SECRETARY

read
121.1K
bc

Tuan Bara (Hasrat Terpendam Sang Majikan)

read
111.0K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook