Chapter 1

881 Words
Geraldo POV Begitu mendengar suara pintu pagar terbuka, aku langsung meninggalkan PS yang sedang aku mainkan, begitu saja tanpa sempat men-pause-nya. Dengan secepat kilat, aku berlari ke pintu masuk. Langsung tersenyum semringah melihat sesosok malaikat pujaan hatiku, Takuto-ku tercinta. "Takuto selamat datang!!" seruku, menyambut kepulangan calon suami masa depan. Masih sambil berlari menghampirinya, tanpa basa-basi lagi, aku langsung saja memeluknya. Akan tetapi, sebelum Takuto berhasil aku peluk, kekasih hatiku itu sudah mengelak dengan cepatnya. Membuat aku jadi memeluk salah satu bodyguard yang berdiri di belakang Takuto tadi. Dengan santainya, calon suamiku itu, merapikan setelan jasnya. Ia bertanya padaku, "Greg? Lama tidak berjumpa. Kapan Adik pulang?" Mukanya datar. Dari kalimatnya, terdengar ragu. Kayaknya tak terlalu ingat padaku. Belum lagi panggilannya. Adik!? NOOO! Kami bukan saudara! Aku tidak mau dipanggil adik oleh Takuto-ku tercinta. "Tadi pagi dan jangan memanggilku adik! Panggil Greg seperti dulu. Sebelum Dean mengirimku ke tempat Sir Juan." Aku langsung protes, tapi setelah menjawab pertanyaan Takuto. Keingintahuan kekasih hatiku itu, selalu harus jadi prioritas. Takuto hanya menatap datar. Lalu berkata, "Kita ini bersaudara bukan? Saya kira lebih nyaman bila kamu memanggil saya, kakak dan saya memanggilmu adik." Dengan nada bicara terlewat formal pula. "Nggak!! Pokoknya panggil Greg, sayang, honey, darling, atau baby juga boleh, tapi tidak ada istilah kakak-adik di antara kita!" bantahku cepat. Kini kami berada di posisi saling berhadapan di depan pintu. Mataku terus menatap tajam ke wajah putih mulus itu. Setelah 3 tahun tidak bertemu, ternyata sekarang tinggi badanku sudah melebihi tinggi badan Takuto. Kekasihku itu, terpaksa harus mendongakkan kepalanya agar mata kami bisa bertemu pandang. Tingginya hanya sampai sebahuku, kami bisa menjadi pasangan yang sempurna. "Kamu membenci saya, Dik? Itukah sebabnya kamu tidak berkenan mengakui saya sebagai kakakmu?" Pertanyaan bodoh apa itu cintaku!? Takuto tersayangku salah paham. Dengan cepat, aku menggelengkan kepalaku. "Tidak ... tidak ... tidak ... aku sangat sayang padamu, Takuto!!" Menjawab dengan cepat, seraya kembali berusaha memeluknya. Namun sekali lagi, Takuto tercintaku mengelak. Ia mendorong bahuku agar badan kami tidak bisa menempel. Ditambah lagi dengan ucapan dinginnya. "Jika demikian, tidak masalah jika kita mempererat hubungan persaudaraan kita, bukan?" Takuto, teganya kamu padaku! Hilang sudah kesabaranku. Kami bukan saudara!! "Tidak!! Aku mencintaimu Takuto!! Aku tidak mau menjadi adikmu!!" protesku, tanpa sadar aku menyatakan cintaku. Aku yang terkejut dengan ucapanku sendiri, terdiam cukup lama. Lalu kemudian menatap ke arah Takuto yang juga terkejut? Hm ... atau mungkin tidak. Sebab, wajahnya masih datar dan dingin. Secepat kilat, Takuto my sweet heart menolak cintaku. "Maafkan saya, tapi saya sama sekali tidak mencintaimu, Greg. Jika kamu tidak berkenan saya panggil adik, maka saya tidak keberatan memanggilmu Greg seperti dulu. Akan tetapi, untuk hubungan asmara yang lebih dalam, saya tolak." Dia bahkan tak perlu waktu untuk memikirkannya lagi, langsung memutuskan begitu saja. "Takuto ...," panggilku lirih, saking sedihnya, tapi Takuto tetap melangkah pergi meninggalkan aku yang patah hati karenanya. *** Esok paginya, aku bangun dengan perasaan yang sedih. Dengan langkah gontai, aku menyeret tubuhku berjalan ke meja makan untuk sarapan. Di sana sudah ada Takuto. Dia tengah menyerap teh hijau favoritnya dengan elegan dan memesona. Seketika itu juga, rasa sedihku lenyap dicuri setan. Aku kembali tersenyum lebar menyapa Takuto belahan hatiku. "Selamat pagi, Takuto sayang!" Lalu bergerak dengan lincah ke sampingnya. Berniat mengecup mesra pipi mulus itu, tapi niat romantisku itu ... dihentikan dengan jahatnya oleh Takuto. Dengan gerakan tangan gesit terlatihnya itu, ia segera meletakkan sepotong roti bakar di depan mulutku. Yang hampir saja, menempel dengan pipinya. Menyumpal roti yang masih agak panas itu ke dalam mulutku. "Tahakuhto kahu jhahaat!" protesku dengan mulut penuh. Niatku berkata 'Takuto kamu jahat!’ malah terdengar tidak jelas. "Selamat pagi, Greg." Takuto malah menyapa. Seolah-olah tidak terjadi apa pun semalam, maupun barusan. Kemudian dengan elegan dan sopan, Takuto menikmati sarapannya tanpa melihatku sedikit pun. Ugh. My snow white dingin deh, tapi aku tetap cinta kok! Dengan terpaksa, aku pun ikut sarapan sambil menatap penuh cinta ke my lovely prince Ice. Ulalala ... saat makan saja, Takuto tercintaku terlihat memesona. "Takuto, nanti kita berangkat kerja bareng ya?" ajakku, membuka pembicaraan yang dari tadi sepi. "Tidak. Karena tugas kita berbeda, Greg. Saya perlu sering keluar masuk kantor, untuk beberapa perjamuan. Begitu juga denganmu. Maka dari itu, lebih efisien jika kita membawa mobil masing-masing." Takuto menolak dengan tegas. Memberikan alasan segala, mungkin agar aku tak punya alasan untuk membantahnya. "Ya sudahlah, tapi aku tidak punya mobil. Hari ini kita bareng, besok kalau mobilku sudah terbeli, baru deh kita berangkat sendiri-sendiri. Gimana, Honey?" Balasku centil, dengan nada bicara menggoda yang diajarkan oleh Marvis. Adik Dean yang terkadang aku temui, saat Sir Juan membawaku serta untuk mengunjungi si jala – eh maksudku adik tersayang Dean. Kata botty bin – bukan maksudku, botty imut itu. "Tidak. Kamu bisa menggunakan mobil Onii-sama untuk sementara." Uh, trik centil bodoh! Mana ngefek! Marvis penipu! "Tapi Taku – " Protesku terpotong begitu saja, ketika Takuto mengangkat ponsel-nya yang berdering. Ia mendekatkan jari telunjuknya ke bibir merah merekah itu, mengisyaratkan agar aku diam. Dengan sebal, aku menyantap habis sarapanku sambil menunggu Takuto cintaku selesai dengan teleponnya. Namun setelah satu jam berlalu, Takuto tidak kunjung kembali ke meja makan. Merasa heran, aku pun berjalan ke pintu depan berniat mencari Takuto my lovely kitten. Hiks. Aku langsung merasa kecewa, mobil Takuto sudah tidak ada lagi di halaman depan. Aku ditinggalkan begitu saja. Takuto sungguh tega!!!  
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD