2. Sa Rang is My Name

956 Words
"Cho Sa Rang, apa benar kau Cho Sa Rang?"" tanya Ha Ru. Pertanyaan macam apa itu? '"Ne," jawab Sa Rang singkat.  Ha Ru menggelengkan kepalanya. Pasti hanya mirip belaka! "Ahh baiklah. Sebelumnya kau bekerja sebagai make up artist siapa? Girlgroup atau boygroup?" kata Ha Ru. "Aku belum pernah bekerja sebelumnya," ucap Sa Rang. Ha Ru pov "Aku belum pernah bekerja sebelumnya," jawab gadis berpakaian serba hitam bernama Cho Sa Rang itu. Tak pernah bekerja dia bilang? Apa aku tak salah dengar? Cih! Sejak kapan agensi memperkerjakan make up artist yang belum punya pengalaman seperti ini? Padahal setauku untuk menjadi make up artist di dunia entertaint itu sangat sulit. Tapi kenapa sekarang malah memperkerjakan seorang amatiran seperti ini?! "Jin hyung, bagaimana bisa agensi kita memperkerjakan seorang make up artist yang belum punya pengalaman kerja seperti ini?" tanyaku pada Jin hyung. "Entahlah. tapi kata Manager Kang, gadis ini merupakan rekomendasi dari eomma-mu," jawab Jin hyung. Aku terkejut! Eomma-ku? Merekomendasikan seorang make up artist amatiran?! Apa dia mau tampilanku buruk di stage nanti?! "Mwo? Nae eomma?!" seruku. Jin hyung menganggukkan kepalanya. Sedangkan aku jadi tak habis pikir pada eomma-ku sendiri. "Gwaenchanna Ru-ah, lagi pula Sa Rang hanyalah make up artist sementara," ujar Jin hyung. "Ne? Maksudmu?" tanyaku tak mengerti. "Jadi sebenarnya make up artist barumu yang asli bernama So Ra. Ia masih berada di Los Angeles untuk menyelesaikan kontrak kerjanya. Ia baru bisa menjadi make up artist mu 3 bulan lagi. Jadi intinya Sa Rang akan menjadi make up artist-mu sampai So Ra menyelesaikan urusannya. Ah iya jam kerjanya juga dimulai pukul 2 siang karena pada pagi hari Sa Rang sekolah," papar Jin hyung. Aku mengacak rambutku sebal. Selama 3 bulan aku harus di make up oleh seorang amatiran. 3 bulan bukanlah waktu yang singkat! Apalagi sepertinya gadis yang akan menjadi make up artist-ku ini adalah anak kecil yang tak punya tata krama. Lihat saja, dari tadi bahkan ia tak tersenyum sama sekali! Nada bicaranya bahkan datar! Memangnya dia pikir dengan siapa ia berbicara? Dengan batu? Ish! "Ah baiklah terserah saja! Kau, jangan terlambat di hari pertamamu bekerja besok! Besok akan ada shooting MV pukul 12 siang, tapi kau datang saja pukul 2 karena kau sekolah," ucapku. "Baiklah kalau begitu aku permisi." ucapnya lalu membungkuk hormat masih dengan wajah datarnya itu. Aish benar-benar menyebalkan! ...   Author pov   Sa Rang telah keluar dari komplek tempat dorm SEVEN STARS berada. Ia mengeratkan jaket hitamnya karena udara musim semi yang cukup dingin. Untungnya hujan telah berhenti semenjak tadi. Jadinya Sa Rang tak perlu berhujan-hujanan lagi. Gadis bersurai hitam itu melewati sebuah toko bunga. Ia berhenti sejenak dan masuk ke dalam toko itu. Toko bercat biru yang dipenuhi dengan berbagai macam bunga. "Bunga Lily putih tiga buket ahjumma." kata Sa Rang kepada sang penjaga toko. ...   "Eomma, appa, oppa ini hadiah dariku. Aku mendapat pekerjaan paruh waktu. Semua berkat doa kalian." ucap Sa Rang sambil meletakkan dua buket bunga lily putih yang tadi ia beli ke atas dua buah makam dengan batu nisan bertuliskan 'Cho Kyuhyun' , 'Jung Yoo Rae' , dan 'Cho Sungjae'. "Eomma ... besok hari pertamaku bekerja," kata Sa Rang lagi. Ia menatap batu nisan di depannya lekat-lekat. "Appa ... ujian kemarin aku dapat nilai 100 di delapan mata pelajaran," lanjutnya. Sa Rang pov Sekarang ini aku sedang berada di sebuah komplek pemakaman. Aku menemui eomma, appa, dan oppa-ku. Ya, mereka sudah berada di pangkuan Tuhan sekarang ini. Ah iya, kalian sudah tau namaku kan? Tapi aku akan memperkenalkan diriku lagi. Namaku Cho Sa Rang, anak dari Cho Kyuhyun dan Jung Yoo Rae. Orang tua dan kakak laki-laki ku meninggal dalam sebuah kecelakaan 11 tahun yang lalu. Waktu itu umurku kira-kira 6 tahun dan sekarang aku sudah berumur 17 tahun. Semenjak mereka meninggal aku tak memiliki siapa-siapa lagi dan akhirnya aku tinggal di sebuah panti asuhan bernama 'Jeon Foundation'. Di sana banyak anak-anak yang juga tak memiliki orang tua sepertiku. Panti asuhan itulah yang merawat dan membiayai segala kebutuhanku sampai saat ini. Cita-citaku adalah menjadi seorang Jaksa. Itulah penyebab aku menjadi make up artist sementara. Aku sadar bahwa biaya untuk sekoah jaksa itu sangat mahal. Maka dari itu aku akan menabung uang hasil gajiku nanti. Tujuanku menjadi seorang jaksa adalah untuk menegakkan keadilan. Karena orang yang menabrak orang tuaku dulu tak dihukum sama sekali, dunia memang tak adil. Hukum hanya berpihak pada mereka yang memiliki harta. Jika kalian kira aku adalah seorang gadis manis dengan tingkah menggemaskan maka kalian salah. Aku jauh dari kata manis, aku bahkan tak pernah tersenyum. Mengapa aku tak pernah tersenyum? Karena dulu aku sudah bersumpah di depan makam keluargaku. Aku berjanji bahwa aku tak akan pernah tersenyum sampai aku menemukan siapakah orang tak bertanggung jawab yang menabrak mereka waktu itu. Tsk! Lagi pula tersenyum adalah pekerjaan orang-orang lemah! Ah sudahlah aku tak terlalu suka membicarakan hal penting seperti ini.   ...   Ha Ru pov   Aku melangkahkan kakiku untuk memasukki sebuah restoran bernuansa Perancis. Dengan penyamaran serba hitam, aku masuk tanpa diketaui orang. Mengapa aku kesini? Aku sudah membuat janji dengan eomma-ku untuk makan siang bersamanya di restoran ini. Di sudut restoran aku melihat eomma-ku yang tengah fokus dengan gadget-nya. Pasti ia sedang mengatur pertemuan dengan para donatur Jeon Foundation. Jeon Foundation adalah panti asuhan milik eomma-ku. Ada sekitar 80 anak yang bernaung di panti asuhan itu. "Eomma ...," panggilku. Eomma lalu memandangku sambil tersenyum. Aku duduk tepat di depannya. Wanita paruh baya itu tetap mengenaliku walau aku memakai masker dan topi seperti ini. "Ada apa? Mengapa kau tumben sekali mengajak eomma makan siang?" tanya eomma. Tumben? Tentu saja, biasanya aku jarang makan bersama eomma. Bukan apa, waktuku bersama SEVEN STARS terlalu padat. Dan kali ini aku mengajak eomma makan siang karena aku ingin membicarakan sesuatu. "Aku ingin membicarakan sesuatu eomma," jawabku. "Apa yang ingin kau bicarakan?"
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD