Kesaksian di Dalen Molder

1305 Words
Sudah bukan satu atau dua hari Atter berhasil bertahan di Dalen Molder, namun sudah satu minggu lamanya ia mampu bertahan di dalam lembah menyeramkan yang terkutuk itu. Bahkan ia merasa kini ia mendapatkan seorang teman baru … wanita misterius yang belum ia ketahui namanya, meski pun seperti itu, Atter tetap merasa bersyukur karena setidaknya ia tidak sendirian dan kini ditemani oleh wanita misterius itu. Seperti pagi yang biasanya, Atter meracik sebuah minuman untuk kemudian ia tegak sendirian saja, karena ketika ia menawari wanita muda itu tak ada satu pun kata yang ia ucapkan sehingga Atter menyadari jika ia tidak akan mungkin meminum hal yang diminum oleh Atter, minuman itu adalah ramuan penahan rasa lapar, sama seperti satu minggu lalu ia menegaknya, kini ia kembali meminum cairan biru terang itu agar rasa laparnya tertahankan. “Tidakkah kau akan mati secara perlahan jika terus menegak ramuan itu?” sebuah pertanyaan yang di lontarkan oleh wanita berkulit pucat di sana, membuat Atter yang baru saja meletakkan botol kosong itu kini menolehkan pandangan ke arah wanita tersebut, tanpa sedikit pun menghentikan pergerakan lengannya yang kini memasukkan botol itu ke dalam tas dan kemudian kembali menutup tas tersebut. “Apa maksudmu?? ini sama sekali tidak akan membunuhku!” jelas Atter kepada wanita itu yang kala itu sama sekali tidak menampakkan raut wajah yang berekspresi, melainkan menatap Atter dengan flat, “Berburu lah … bukankah manusia membutuhkan makan?” sebuah ucapan yang di lontarkan oleh wanita itu, membuat Atter terkekeh dan kemudian berucap, “Berburu?? tak ada apa pun di lembah ini selain pohon-pohon kematian!” jelas Atter kepada wanita itu yang kini kembali berucap, “Bukankah di luar sana ada banyak binatang yang baik untuk diburu?” sebuah pertanyaan yang di lontarkan oleh Wanita itu kepada Atter membuat Atter kini mengangguk dan berkata, “Ya! Tentu … tapi aku tidak bisa meninggalkan lembah ini!” ucap Atter kepada wanita itu yang kini dengan segera menolehkan pandangannya dan berjalan dengan cepat untuk kemudian berhenti tepat di hadapan Atter seraya bertanya, “Kenapa?? kenapa tidak bisa? Apakah kau memiliki sebuah janji untuk tetap berada di sini?” sebuah pertanyaan yang menekan Atter pada saat itu, membuat dirinya kini mengerutkan dahinya di hadapan wanita yang menyeramkan itu, dan kemudian berucap, “Tidak! Kau tidak perlu tahu apapun! Yang jelas aku tak bisa pergi ke luar sana!” ucap Atter menjelaskan kepada wanita itu, yang kini terdiam mendengarnya. Ia terdiam dan tetap menatap Atter dengan flat, yang kemudian pandangan itu kini ditolehkan ke arah sisi utara, di mana kini ada beberapa orang yang kini terngah berdiri tepat di perbatasan antara Dalen Molder dan juga hutan terbuka, yang tentu saja membuat Atter pun ikut menoleh dan menatap ketiga orang itu. “Apa yang tengah mereka lakukan di sana?” tanya Atter kepada wanita itu yang kini berjalan untuk kemudian berada tepat di samping Atter dan kemudian berkata, “Mereka tengah berdiskusi, Atter … apakah mereka akan lolos dari sini, atau kah mereka akan mati?” gumam wanita itu, yang kini membuat Atter menolehkan pandangannya menatap wanita yang tepat berdiri di sampingnya kini, biasanya wanita itu akan menampakkan wajah flatnya, namun kali ini wanita itu sedikit tersenyum seolah menantikan sesuatu hal terjadi. “Mereka akan datang kemari?” sebuah pertanyaan yang di lontarkan oleh Atter pada saat itu, membuat Wanita berwajah pucat itu kini menggelengkan kepala dengan pelan, sama sekali melepaskan pandangannya dari ketiga orang yang masih terlihat saling berbincang satu sama lain di perbatasan itu, seolah mereka sedang ragu untuk melewati Dalen Molder saat ini. “Tidak ada yang tahu, Atter … mereka hanya menunggunya saja, sama sepertiku saat ini!” ucap wanita itu, yang tentu saja membuat Atter yang mendengarnya kini mengerutkan dahi seraya menoleh menatap wanita tersebut dan kemudian kembali bertanya, “M… mereka? Siapa?” tanya Atter kepada wanita itu yang kemudian membuat wanita tersebut kini menoleh menatapnya lagi dan berkata, “Kau akan tahu nantinya, tapi ini belum saatnya!” jelas wanita itu, yang pada akhirnya membuat Atter hanya bisa menghembuskan napasnya ketika mendapatkan sebuah jawaban yang seperti itu. … Pandangan Atter kini ikut tertuju ke arah tiga orang yang terlihat berdiskusi di sana, yang kemudian membuat Atter pun bergumam dengan leluasanya, “Kenapa mereka harus berdiskusi seperti itu?? jika tidak berani, untuk apa menyebrangi Dalen Molder?” gumam Atter, yang tentu saja terdengar oleh wanita yang ada si sampingnya saat itu, yang kini beralih untuk menoleh ke arah Atter seraya tersenyum dengan sangat-sangat senang, dan berkata, “Ya … kau benar! Untuk apa mereka jalan kemari? Mungkin mereka sudah terlalu lelah untuk memutar, dan lagi kami pun terlalu lelah untuk menunggu!” jelas wanita tersebut, dan hal itu kembali menimbulkan tanda tanya besar di dalam benak Atter, “Menunggu?? apa yang kalian tunggu?” tanya Atter, namun wanita itu kembali tidak menjawab dan hanya menyeringai, yang tentu saja membuat Atter tahu, bahwa nanti ia pasti akan mengetahui apa yang dikatakan oleh wanita tersebut. “Baiklah … aku rasa saat ini aku hanya perlu untuk memerhatikan saja, bukan begitu?” sebuah pertanyaan yang di lontarkan oleh Atter pun membuat wanita tersebut kini mengangguk tanpa berucap, dan hal tersebut lah yang pada akhirnya membuat Atter kembali menatap apa yang akan terjadi selanjutnya di sana. Satu, dua, bahkan tiga jam lamanya mereka terlihat berdiskusi di sana, hingga Atter merasa bosan menunggunya, namun satu hal yang di sadari oleh Atter, bahwa wanita itu tetap terlihat menunggu dengan tidak sabaran, seolah mengharapkan jika ketiga orang tersebut masuk ke dalam wilayah Dalen Molder. Harapan yang di tunggu pun tiba, tepat di saat ketiga lelaki itu melangkah untuk masuk ke dalam Dalen Molder, dan di saat yang bersamaan wanita itu tersenyum dengan senang seraya berkata, “Akhirnya!” ucap wanita tersebuyt dengan nada yang cukup rendah yang tentu saja menyeramkan jika di dengar, dan bahkan Atter pun terkejut, bukan karena suara dari wanita tersebut, melainkan dari angin yang berembus dengan cukup kencang yang berasal dari sekitar tempat di mana Atter berdiri saat itu, yang tentu saja hal itu membuatnya bertanya-tanya, dari mana asal angin itu? Untuk persekian detik, Angin tersebut muncul, dan untuk detik kemudian ketiga orang yang baru saja berjalan dengan penuh keraguan yang kemudian masuk ke dalam perbatasan pun kini secara misterius terkoyak dengan cepat, tubuh mereka terpisah dan bahkan menjerit pun mereka tidak sempat, seolah ada sesuatu yang memperebutkan mereka hingga hancur seperti itu, dan mengejutkan Atter yang melihatnya. “A…. apa itu? K … kenapa mereka langsung seperti itu?” gumam Atter dengan keterkejutannya hingga mendatangkan kegugupan di setiap katanya. Mendengar pertanyaan itu, membuat wanita yang berdiri di sampingnya kini menoleh menatap Atter dan kemudian berkata, “Mereka datang membawa sebuah harapan, dan itu hal yang tidak boleh kalian bawa! Harapan dan sebuah niat hanya akan menarik kami untuk segera membunuh dan memangsa mereka, Atter!” jelas Wanita itu, yang tentu saja membuat Atter kini menoleh menatap wanita tersebut dan menyadari jika wanita yang ada di sampingnya saat ini, yang tengah berdiri dan baru saja menjelaskan sesuatu hal kepadanya … bukanlah seorang manusia, melainkan monster yang memangsa manusia. “S…siapa kau sebenarnya?? k… kau memangsa manusia?” tanya atter, dan kini membuat Wanita itu tertawa mendengar hal tersebut, untuk kemudian menggelengkan kepala dan berkata, “Tidak hanya manusia, Atter … kami memakan semua yang melewati lembah ini dengan sebuah harapan atau niat!” jelas wanita itu, dan membuat Atter tertegun mendengarnya. “Jadi … apa sebenarnya kau ini? Apakah kau hanya sendirian di sini? Atau kah ada banyak makhluk yang tidak aku ketahui?” pertanyaan Atter kala itu tidak membuat sang wanita langsung menjawab, melainkan tersenyum dan berkata, “Kau akan tahu ketika waktunya sudah tepat, Atter … untuk saat ini, cukup sampai di sini pengetahuanmu hari ini …. tidurlah!” ucap wanita tersebut, yang secara anehnya seketika membuat kesadaran Atter hilang hingga akhirnya ia terjatuh tak sadarkan diri di hari itu. …
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD