Part 3 - ambil atau relakan !

806 Words
ALAARIC: "Masih mengingatku,love?" Baiklah, aku akui bahwa aku menjijikan, tapi mungkin ini baru pertama kalinya aku seperti ini, jangan salahkan aku bila aku penasaran dan tertarik dengannya. Salahkan saja dia yang membuatku penasaran. "Maaf sir, apakah kita pernah bertemu?" Jawabnya dengan nada getar, bahkan bisa kita perhatikan bahwa ia meremas remas tangannya sendiri dengan pelan. Astaga masih mau pura pura ternyata dia? "Baiklah kalau begitu , mau ku bantu untuk mengingat?" Jawabku dengan seringaian di bibirku. "Ma,ma,maksud anda apa sir?" Jawabnya tersendat sendat. Lucu sekali dia saat gugup seperti ini. MISSHA: Apa maksudnya tadi? Apa dia ingin menciumku lagi? Oh Tuhan ini sangat berbahaya, jika kemarin aku bisa menamparnya atau meminta tolong sekarang bagaimana mau minta tolong jika ruangan ini saja berjarak jauh dari meja sekretaris dan sepertinya kedap suara, dan jika aku menamparnya? Aku bisa saja dipecat , Aku harus bagaimana??? Batin Missha sambil menggelengkan kepalanya sendiri. "Ya membantumu untuk mengingat lah, aku akan mengulang kejadian seperti apa diawal kita bertemu." Jawabnya dengan serius dan dia berdiri dan mulai mendekat kearah sofa yang ku duduk, aku duduk persis di hadapan dia, paling tidak itu berjarak satu meter dan dia harus memutari meja dulu, dan sekarang.... "Jadi, kau ingin mengakhiri pura pura mu? Atau ingin aku....," Katanya sambil mendekati ku, dan aku langsung mencelanya. "Astaga, stop disana sir!" Ucap ku sambil memperlihatkan 5 jari ku dan memalingkan wajah . "Mengapa?" Katanya sambil menyisir rambut bergaya undercut tak begitu tipis dengan jarinya. "Baiklah,baiklah aku jujur aku mengingatmu." Jawabku dengan nada kasar Persetan dengan kesopanan, mana ada bos seperti dia lagi, aku sedikit menyesal telah bekerja mengikuti recommend dari lectureku Lebih baik di airline yang biasa biasa saja. "Oh ya? Apa yang kau ingat?" Katanya sambil memiringkan kepalanya. "Sudah lah,Mr.Hamilton aku cukup lelah untuk mengingatnya , aku bahkan ingin melupakan dan merelakan nya." Jawab ku dengan nada lelah dan lesu serta letih mungkin biar komplit sekalian. "Apa maksudmu merelakan?" Katanya. "Kau yang pertama sir, kau yang telah mengambilnya" Kataku dengan nada bingung. Apa seharusnya aku tak menceritakannya? Nanti dia semakin keras kepala , ah aku sudah salah ambil jalan. "Benarkah? Kalau begitu berarti aku beruntung? Atau malah kau yang beruntung?" Katanya sambil tersenyum sinis. "Sudah lah sir, jadi apa tujuan mu memanggilku?" Kataku dengan nada sarkasme. "Ah kau ini ingin to the point sekali, kau bersemangat ya" Katanya sambil tertawa ringan. Apa dia gila? Aku ? Bersemangat? Jelas jelas aku lemas seperti ini! Sabarkan aku ya Tuhan. Aku tidak menjawab perkataanya , melainkan meliriknya saja. Dan dia berkata "baiklah, aku ingin kau jadi sekretarisku." "Whattt??!! Apa maksudmu sir? Sekretarismu?" Jawabku dengan nada teriak dan frustasi. "Iya, kau , jadi , sekretaris ku, sekretaris, pribadi ." Jawabnya dengan kalimat diperjelas. "Ta,tapi... Tapi kan aku pramugarii..." Jawabku dengan sambil menunduk dan bingung. "Ya tinggal pelajari saja bagaimana jadi sekretaris, apa susahnya sih?" Jawabnya dengan santai. Ahh, ya, aku rasa dia benar benar gila. Dia fikir buat apa ada kuliah sekretaris bila menjadi sekretaris itu sangat mudah dipelajari. Baiklah, aku tak akan mau dan aku akan katakan itu . "Tidak! Aku tidak mau! Aku kan pramugari bagaimana bisa aku jadi sekretaris. Tidak, tidak, tidak." Jawab ku dengan cara menjelaskan dan ya sedikit menekan. Lalu aku berdiri meninggalkan nya. Tapi saat aku memegang handle pintu... "Ya, tinggalkan tempat ini dan kau akan merelakan pekerjaan mu serta pekerjaan kakakmu!" Serunya. Aku langsung berhenti melangkah dan tetap ditempat tanpa melihatnya. "Pilih! Ambil pekerjaan yang kuberikan atau relakan semuanya. Jangan berfikir kau dan kakakmu bisa dengan mudah mencari pekerjaan ditempat lain, karna aku akan memblacklist namamu dan kakakmu dari seluruh perusahaan dari bumi ini!" Katanya dengan nada menekan dan lama. Aku, aku rasanya kesal. Kenapa dia gila seperti ini? Aku takut... "Mengapa? Mengapa aku?.." Jawabku dengan nada seperti tak bernyawa, kecil sekali namun masih terdengar. "Karna aku menginginkannya. Jadi putuskan pilihanmu. Datang kemari besok pagi dengan pakaian kerja rapih jika kau tak ingin merelakan semuanya." Katanya dengan nada santai sambil kembali ke tempat duduk bertuliskan CEO utama itu. Astaga aku lelah sekali , padahal aku tidak ngapa ngapain hari ini, tapi berhadapan dengannya sangatlah membutuhkan energi. Apa disini akan ada yang memilih merelakan semuanya? Tentu saja tidak kan? Pasti mau tidak mau aku harus memilihnya. "Tidak, aku akan memutuskan nya sekarang." Jawabku tanpa melihatnya. "And...?" Katanya seperti menunggu apa yang ku putuskan. "Aku mengambilnya," Kataku pasrah dengan memegang handle pintu dan menunduk . Seakan akan bila aku tidak memegang handle itu aku akan ambruk. Dan aku langsung keluar dari ruangan itu dengan langkah gontai . ALAARIC: Aku jahat? Sepertinya iya. Habisnya mau bagaimana lagi? Setelah aku hidup duapuluh empat tahun, baru kali ini aku tertarik dengan manusia . Bukannya aku tertarik dengan hewan ya! Astaga pokoknya baru kali ini aku menyukai wanita. Maka itu aku bingung dan ingin mengetes seperti apa perasaan aku ini. Aku memang sering ke club tapi hanya untuk minum minum, aku pun bingung teman teman ku banyak langsung tertarik dengan wanita jalang? Mungkin.. Tapi aku? Aku hanya bermain main sedikit dengan jalang jika aku bosan..tapi aku tidak pernah serius. Dan aku merasakan hatiku berdetak cepat dan senang jika dia berada didekatku. Apa itu artinya.. Aku menyukainya?
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD