3

1340 Words
"mama" panggil Deva pelan setelah membuka pintu kamar Selena. "Kok cepet sayang?" Tanya Selena bingung karena belum ada satu jam mereka keluar sudah kembali saja. "Makanannya di bungkus mah, kasian mama sendirian ngurusin dedek kata papah" jawab Deva yang diangguki oleh Selena. "Papa mana?" Tanya Selena yang tidak melihat keberadaan Xavier. "Papa tadi nggak sengaja ketemu temennya di bawah jadi nyuruh kita naik dulu nemenin mama" saut Kanzie sambil membuka bungkus nasi padang yang baru saja dia beli. "Kak, mama mau nyoba dong se suap aja" minta Selena, membuat Kanzie diam sebentar lalu menatap Deva meminta pendapat. "Kasih aja sesuap, kasian mama masa makan ini nggak boleh itu nggak boleh" jawab Deva yang diangguki oleh Kanzie. "Satu suap aja ya ma" ucap Kanzie yang langsung berdiri dan berjalan kearah Selena dengan membawa piring yang berisi nasi Padang. "Kanzie suapin, nanti kena dedek nya" ucap Kanzie menyuapi Selena menggunakan tangannya langsung. Bukankah ini sebuah kemajuan? Akhirnya Kanzie dan yang lainnya bisa makan menggunakan tangan. "Enak ma?" Tanya Kanzie menatap Selena yang mengunyah makanannya dengan senang. "Dev minum Dev, ambilin buat mama" perintah Kanzie yang langsung dilaksanakan oleh Deva. "Makasih sayang" ucap Selena setelah meminum air putih yang diberi oleh Deva. "Mama, Aslan mau go food. mama mau apa?" Tanya Aslan yang memegang hp nya. "Kak Aslan nggak mau nasi Padang?" Tanya Selena bingung. "Aslan pengen fried chicken ma" jawab Aslan yang diangguki oleh Selena. "Pizza dong Aslan" saut Deva yang diangguki oleh Aslan. "Soto ayam kak" jawab Selena. "Ya elah mah, kalo soto ayam dibawah juga ada ngapain go food" saut Aslan. "Lah iya, yaudah kamu turun ke bawah tolong beliin mama soto" minta Selena. "Biar Deva aja yang beliin, sekalian ke kafe sebrang mau beli minum" ucap Deva yang diangguki oleh Selena. * "Sayang" panggil Xavier membuka pelan pintu kamar Selena "Kamu habis dari mana? Kok lama banget?" Tanya Selena dengan pelan karena takut membangunkan Kanzie, Aslan dan Deva yang sedang tertidur pulas di sofa bed setelah kekenyangan karena makan. "Habis ketemu temen dibawah" jawab Xavier. "Tolong pindahin dedek, aku tadi mau pindahin nggak bisa turun sakit banget" ucap Selena dengan ringisan nya. "Maaf ya kelamaan, kamu pasti kesusahan jaga mereka. Maafin aku sayang" sesal Xavier mencium punggung tangan Selena. "Iya nggakpapa, cepet pindahin dedeknya" minta Selena yang langsung dituruti oleh Xavier. "Aydin kemana sayang?" tanya Xavier yang hanya melihat ketiga anaknya saja. "pulang, tadi di jemput nanny" jawab Selena yang diangguki oleh Xavier. "kamu kepengen apa?" tanya Xavier duduk di sebelah Selena sambil mengelus tangannya halus. "temenin tidur sayang" manja Selena membuat Xavier tersenyum. "nanti kamu kesempitan" ucap Xavier lembut mengelus pipi Selena. "nggak, sini temenin aku tidur pengen di peluk sampe tidur" ucap Selena menggeser tubuhnya dengan pelan membuat Xavier yang melihatnya ketar-ketir sendiri. "jangan banyak gerak dulu sayang, kamu terlalu aktif buat orang yang baru lahiran tau nggak" omel Xavier. "nggak, udah ayo temenin tidur" ucap Selena menepuk-nepuk tempat di sebelahnya yang langsung di turuti oleh Xavier dengan merebahkan tubuhnya dan menaruh tangannya di bawah kepala Selena. "udah minum obat?" tanya Xavier yang diangguki oleh Selena. "yaudah tidur, kamu semalem nggak bisa tidur" ucap Xavier mengelus rambut Selena yang mulai berkurang karena kerontokan semasa hamil. "ayo tidur bareng hehehe" ucap Selena dengan tawanya membuat Xavier gemas sendiri. "ayo sayang" jawab Xavier mengelus punggung perut Selena halus. * "kak Kanzie" panggil Deva membangunkan Kanzie yang tidur di sebelahnya. "apa Dev?" tanya Kanzie dengan mata yang menyipit. "dedek nangis, mama sama papa masih tidur" adu Deva yang diangguki oleh Kanzie. "jangan di bangunin bairin aja tidur" ucap Kanzie berjalan kearah Kenzo yang menangis di dalam box nya. "kak Kanzie bisa gendongnya?" tanya Deva curiga. "bisa lah, dulu kakak ikut ngurus Aydin" jawab Kanzie yang daingguki oleh Deva. Deva sudah tau bagaimana masa kecil ketiga saudaranya Kanzie yang menceritakan kepadanya ketika mereka tidur bersama dan tentu saja kecuali kebenaran tentang Aydin yang ternyata bukan anak kandung Xavier, karena tidak ada yang tau kecuali Selena dan Xavier sendiri. "kenapa kak?" tanya Selena yang terbangun karena mendengar suara bisikan dan tangisan bayi. "dedek nangis mah, mama tidur aja biar Kanzie yang jaga" ucap Kanzie sambil menggendong Kenzo yang mulai diam di gendongan Kanzie. "sini kasih ke mama kak, udah waktunya dedek minum s**u" ucap Selena yang diangguki oleh Kanzie. "papa nggak di bangunin mah?" tanya Deva. "jangan, dari semalem papa belum tidur kasian" jawab Selena pelan yang diangguki oleh Deva dan Kanzie. "mama mau minum?" tanya Kanzie yang berjalan kearah dispenser. "boleh kak, tolong ya" minta Selena dengan suara pelan. "mau pakai sedotan mah?" tanya Kanzie lagi. "nggak usah, makasih ya sayang" jawab Selena menerima gelas yang diberikan oleh Kanzie. "kalian nggak pulang?" tanya Selena menatap Kanzie dan Deva bergantian. "kita mau nemenin mama disini jaga dedek" jawab Deva menatap Selena sebentar lalu memainkan hp nya. "pulang aja sana, mama ngusir kalian bertiga" usir Selena sambil membuka kancing bajunya bersiap-siap menyusui Kenzo yang merengek. "nggak mau mah, lagian dirumah sepi nggak ada mama" jawab Kanzie menyandarkan kepalanya di bahu Deva sambil memainkan Hp nya. "terus yang jaga adek siapa? Aydin di rumah sendirian nggak kasian kalian?" tanya Selena. "kasian, tapi nggak kasian-kasian banget. Kan ada nanny" jawab Kanzie lagi santai. "udah sana pulang kak, nanti malem kesini lagi sekalian baawain mama roti bakar keju coklat, coklatnya dikit aja tapi nanti papa ngamuk" ucap Selena yang akhirnya diangguki oleh Kanzie. "Aslan gimana?" tanya Deva menatap Aslan yang masih tertidur di sebelahnya dengan nyenyak. "biarin tidur, jangan dibangunin" jawab Selena sambil menyusui bayinya. "dih mama, kita disuruh pulang Aslan disuruh lanjut tidur. Pilih kasih ihh" protes Kanzie. "sebutin hal yang bikin kakak ngerasa kalo mama pilih kasih, selain tadi. Coba mama pengen denger" jawab Selena. Mana ada Ibu yang biasa saja mendengar anak-anak nya mengatakan bahwa dia pilih kasih meskipun hanya sebagai candaan semata itu bisa membuatnya overthinking. Apakah mereka tidak tau bahwa mereka ber-empat yang menjadi alasan Selena untuk tetap bertahan bahkan di sela-sela lahiran pun yang Selena bayangkan adalah wajah ke-empat anaknya bukan Xavier atau orangtuanya. "mama nyuruh kalian berdua pulang sedangkan Aslan nggak soalnya kalian yang udah bangun, mama kasian sama adeknya sendirian di rumah. Seenggaknya kalau ada kakak-kakaknya di rumah hati mama bisa tenang" lanjut Selena lagi, menatap Kanzie dan Aslan lalu bergantian menatap Kenazo. "sayang, kenapa? Berisik banget" ucap Xavier yang bangun mendengar suara Selena. "nggak papa, kamu tidur lagi aja" jawab Selena mengelus rambut Xavier. "yaudah ma, kita pulang dulu" pamit Kanzie sambil memakai jaketnya. "katanya nggak mau?" tanya Selena. "kata mama suruh pulang jaga adek, nanti malem kesini lagi!"saut Kanzie sambil menarik Deva yang mengulurkan tangannya. "oh iya, anak-anak pinter salim dulu sama mama nak" ucap Selena melambaikan tangannya kearah Kanzie dan Deva. "iya mama sayang, anaknya pamit dulu" ucap Kanzie menyalami tangan Selena lalu mencium pipi dan dahi Selena. "mama cuman nitip roti bakar aja nanti?" tanya Deva sambil menyalami tangan Selena. "iya, itu aja" jawab Selena. "nanti kesininya pake sopir, jangan naik motor" peringat Selena yang diangguki oleh keduanya lalu pergi keluar dari kamar inap Selena. * "sayang, bangun sayang" ucap Selena membangunkan Xavier dengan mengelus pipi suaminya yang sudah kepala tiga itu. "hmm...kenapa sayang?" tanya Xavier dengan mata yang masih tertutup. "kamu belum makan kan? Bangun, ajak Aslan sholat ashar habis itu kamu makan" perintah Selena yang diangguki oleh Xavier. "siapa tadi yang bawa dedek ke kamu?" tanya Xavier sambil mengelus pipi Kenzo yang mengembung karena sedang menyusu. "udah sana papaa" perintah Selena perintah Selena mendorong tubuh Xavier agar segera turun dari brankar nya. "sabar sayang, baru bangun ngumpulin nyawa dulu" jawab Xavier yang berdiri sambil mengusap wajahnya. "pah sakit pah" rintih Selena memegang perutnya membuat Xavier yang masih lusuh langsung membuka matanya lebar-lebar mendekati Selena dan memegang perutnya halus. "mana mah? Dimana yang sakit sayang? Mau panggil dokter?" tanya Xavier khawatir menatap Selena. "hehehe...nggak sakit, cuman bercanda aja biar kamu sadar" cengir Selena yang dihadiahi tatapan sinis oleh Xavier. "maaf sayang" ucap Selena lagi ketika melihat Xavier menatapnya datar. "iya, aku sholat dulu" jawab Xavier mengelus rambut Selena lalu berjalan menuju Aslan yang masih tidur di atas sofa bed memeluk guling Selena. Bersambung...
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD