4

1364 Words
Dua tahun kemudian "paah...papaah" panggil Selena dengan suara keras sambil berjalan menuju kearah balkon rumahnya. "kenapa sayang?" tanya Xavier yang duduk di balkon membaca berita melalui ipad nya. "Kenzo nggak ada dari siang, Aydin juga nggak ada" adu Selena membuat Xavier mengehela nafasnya besar dengan senyuman pasrahnya "aku bantu cari" ucap Xavier berdiri menutup tabletnya lalu merangkul pinggang Selena untuk diajaknya berjalan kearah lift. "liat aja nanti kalau ketemu aku marahin dia" ucap Selena. "emang yakin bisa marahin dedek?" tanya Xavier yang diangguki oleh Selena yakin. Pasalnya istrinya ini paling tidak bisa mengomeli anaknya hanya karena hal sepele, apalagi dengan Kenzo yang memiliki wajah polos+tengil jadi satu. Jangankan Selena bahkan Xavier dan kakak-kakaknya pun tidak pernah tega untuk memarahi anak berusia dua tahun yang sedang aktif-aktifnya itu. "budhe, liat Kenzo sama Aydin nggak?" tanya Selena kepada salah satu ART nya yang sedang menyapu halaman belakang. "tadi saya terakhir liat di belakang Gazebo buk" jawab ART yang dipanggil budhe itu oleh Selena. "ayo sayang" ajak Xavier yang diangguki oleh Selena. "makasih ya budhe" ucap Selena yang diangguki oleh Budhe. "aku tadi tanya lewat Ht nggak ada yang tau, masa orang sebanyak ini nggak ada yang liat anak dua sih" omel Selena sendiri. "sabar sayang, kayak kamu nggak tau tingkah anakmu aja" ucap Xavier mengelus punggung Selena. "Kanzie juga, masa udah jam segini belum pulang-pulang?! mentang-mentang udah masuk SMA" omel Selena lagi. "kamu ngomel terus dari pagi, kamu hamil lagi ya?" tanya Xavier menebak yang langsung dibalas dengan tatapan sinis oleh Selena. "aku lagi mens, nggak usah ngada-ngada" jawab Selena. "untung udah ambil jatah semalem" ucap Xavier dengan nada lega. "diih...ayo cari anak kamu" ucap Selena berjalan lebih dahulu melepas rangkulan Xavier. "kalo lagi nakal anak aku, kalo lagi pinter anak kamu. Dasar cewek" rutuk Xavier sambil menggelengkan kepalanya. "sayang sini, masa aku di tinggal" panggil Xavier berjalan mengejar Selena. "kenapa berhenti?" tanya Xavier "denger nggak? Kayak suara Kenzo sama Aydin" tanya Selena yang diangguki oleh Xavier. "mamaaa" panggil suara anak kecil dari arah atas, Selena yang merasa terpanggil langsung mendongakkan kepalanya yang di ikuti oleh Xavier. "mamaa papaa..hehehe..." teriak Kenzo yang duduk di atas dahan pohon dengan Aydin yang juga duduk di atas Kenzo. "kok bisa nyampe situ? Pah bawa turun pah cepet, jatoh nanti itu anaknya" perintah Selena khawatir melihat Aydin dan Kenzo yang duduk di atas dahan pohon. Sebenarnya dia tidak terlalu mempermasalahkan kalau yang naik Aydin atau kakak-kakak nya atau bahkan suaminya sendiri tapi yang membuat Selena shock adalah Kenzo bayi yang masih berusia dua tahun belum ada tiga tahun dan dia sudah memanjat pohon? Bagaiamana caranya?. "bisa turun kak?" tanya Selena menatap Aydin yang berusaha turun dari dahan pohon yang lebih tinggi dari tempat Kenzo. "si tuyul gendong dulu pah turunin" ucap Selena yang diangguki oleh Xavier yang dengan mudah menurunkan Kenzo karena memang menurut Xavier tidak setinggi itu, hanya saja kalau dilihat dari mata Selena memang terlihat lumayan tinggi. "sayang, Aydin kalau nggak bisa turun lompat aja sayang mama kuat kok nangkepnya" ucap Selena yang langsung di jitak oleh Xavier. "nggak usah sok-sok an bocil, Aydin aja se d**a kamu" ejek Xavier. "pah jadi nangkep Aydin nggak nih?" tanya Aydin menatap Xavier dan Selena yang ada di bawahnya. "tadi naik darimana?" tanya Xavier, Aydin yang ditanya langsung menunjuk tangga yang bersandar di pohon. "yaudah turun sendiri dari situ"jawab Xavier santai. "dihh...bilang aja kalo nggak mau" jawab Aydin lalu turun dengan mudahnya. "dedek kok bisa di atas?" tanya Selena menatap Aydin. "Aydin nggak tau ma, tadi kakak emang udah di atas mau ambil mangga pas mau turun ternyata dedek udah naik pake tangga" jelas Aydin yang diangguki oleh Selena. "lain kali dedeknya jangan di bolehin naik ya, masih kecil nanti aja kalo udah agak besaran boleh diajak manjat" ucap Selena yang diangguki oleh Aydin. "sini peluk dulu" ucap Selena membaw Aydin kedalam pelukannya. "masuk sama papa ya, mama mau bicara sama dedek" ucap Selena yang diangguki oleh Aydin. "jangan dimarahin ya mama, dedek masih kecil" ucap Aydin dengan wajah khawatirnya. "kalo dedek salah ya dimarahin, kalo nggak dimarahin nanti jadi kebiasaan" ucap Selena. "nggak mama, dikasih tau aja dedek pasti ngerti kok" ucap Aydin membuat Selena dan Xavier tersenyum. "iya sayang, masuk sama papa ya" minta Selena yang diangguki oleh Xavier. "dedek sini sayang" ucap Selena duduk menyadarkan tubuhnya di batang pohon mangga. "Kenzo tau salah Kenzo?" tanya Selena yang diajawab gelengan oleh Kenzo. "mama kasih tau ya, salah Kenzo tadi manjat pohon tanpa izin mama sama papa." ucap Selena mendudukkan Kenzo di hadapannya. Tidak perlu marah sampai menghukum anak cukup tunjukkan apa kesalah mereka, berikan alasan kenapa mereka tidak boleh melakukan hal tersebut. karena pada dasarnya anak sendiri sudah tau letak kesalahan mereka dan kalau mereka mengulangi lagi itu karena rasa penasaran mereka masih belum terpuaskan. "tenzo izin mamaa...tenzo mau anjat" ucap Kenzo dengan nada cadelnya. "bukan sekarang baby, Kenzo sekarang udah di bawah. Kenzo harus izinnya sebelum manjat sayang, tanya mama atau papa boleh apa nggak" ucap Selena. "tadi kalau waktu Kenzo manjat tiba-tiba Kenzo jatuh gimana? Nanti luka, lukanya sakit" ucap Selena. "uka? Cakit mama?" tanya Kenzo yang diangguki oleh Selena. " iya, mau mama tunjukin orang yang jatuh dari pohon?" tanya Selena yang diangguki oleh Kenzo. "kalau gitu ayo masuk mama tunjukin orang jatuh dari atas pohon" ajak Selena yang daingguki oleh Kenzo lagi. Mendidik Kenzo sangat berbeda denga caranya mendidik Kanzie, Aslan, Aydin dan Deva. perkembangan zaman sangat berpengaruh dengan cara mendidik anak apalagi dengan pola pikir mereka yang lebih realistis. Kalau dulu Aydin yang usia 6 tahun masih bisa untuk di bodoh-bodohi, Kenzo usia dua tahun tidak bisa untuk dibodohi semuanya harus ada contoh. Melarang dengan menunjukkan konsekuensi tidak akan cukup untuk menghentikan rasa penasaran Kenzo, jadi salah satu caranya adalah dengan menunjukkan langsung melalui vidio orang yang sudah terkena dampaknya lalu menjelaskan sebab kenapa Selena dan Xavier melarang Kenzo melakukan hal seperti itu. * "kenapa nonton itu ma?" tanya Aslan yang baru pulang dari latihan basketnya. "dedek mama cariin keliling-keliling rumah, ternyata manjat sama Aydin. Mana ketawa lagi pas manggil mama sama papa, di kasih tau malah nggak percaya" jawab Selena membuat Aslan tersenyum menatap Kenzo, batita dengan rambut kriting berwarna coklat mirip dengan rambut oma dari papanya. "mau Aclan mamaa" rengek Kenzo merentangkan tangannya kearah Aslan. "kakak mau mandi dulu, masih bau asem dek" jawab Aslan dengan tersenyum. "nggak bakalan percaya dia kak, kamu kesini suruh dia nyium sekalian ketekin aja biar nangis" ucap Selena yang sebenarnya sudah kesal dengan tingkah Kenzo. "nih dek cium baju kakak" ucap Aslan menyuruh Kenzo mencium bajunya yang basah karena keringat. "euwhh mamaa...ndak au cama aclan" tolak Kenzo menjauhkan wajahnya dari Aslan. "kan udah di bilang tadi, mangkanya kalau di kasih tau itu percaya" ucap Aslan mengacak rambut kriting Kenzo yang panjang. "sayang" panggil Xavier yang baru datang dengan Aydin yang bergelandotan di punggungnya. "enzo au papaaa" minta Kenzo mengulurkan tangannya ke arah Xavier. "sini sayang" ucap Xavier langsung menggendong Kenzo. "Deva kok belum pulang ma?" tanya Xavier "bentar lagi pah, setengah lima biasanya." jawab Selena. "Aydin, mama sama papa mau adopsi kak Deva boleh?" tanya Xavier yang langsung mendapatkan cubitan dari Selena. "loh kak Deva belum di adopsi?" tanya Aydin. Xavier yang ditanyai langsung mejelaskan segalanya. "Aydin terserah mama papa, toh nggak ada bedanya mau adopsi atau enggak kasih sayang mama papa kebagi rata. Aydin sendiri nggak pernah ngerasa kalo mama papa pilih kasih, eh pernah sekali dulu banget soalnya papa beliin kakak-kakak game konsol Aydin sendiri nggak di beliin, tapi mama udah jelasin jadi udah nggak papa" jawab Aydin santai sambil memakan snack yang ada di atas meja. "anak mama udah besar ternyata" puji Selena. "ada apanih? Kok serius banget?" tanya Aslan yang langsung mengambil tempat duduk di sebelah Xavier. "papa adopsi kak Deva gimana menurut kamu? Kan selama ini status kak Deva cuman anak asuh" ucap Xavier. "Aslan sekarang udah terserah mama papa, Aslan juga udah terbiasa sama Deva jadi yaa terserah mama papa sama Deva aja mau apa nggak. Kita jugakan tau kalau Deva masih punya orangtua jadi nggak bisa di paksain takutnya suatu saat tiba-tiba Deva lebih milih orangtuanya" ucap Aslan sambil megambil alih Kenzo dari pelukan Xavier. "aclan angi hehehe" ucap Kenzo membuat Aslan tertawa lalu mencium gemas pipi Kenzo. Bersambung...
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD