Sicilia dan Yeni melihat Herman keluar dari ruang observasi itu dengan wajah lesu. Pria itu menyeka air matanya seraya menunduk. Terlihat jelas gurat kesedihan menyelimuti wajah Herman. Yeni bangkit dari duduknya lalu menghampiri sementara Sicilia tetap duduk di kursi tunggu. “Bagaimana keadaan Santi, Herman?” tanya Yeni. “Mama, sejak kapan mama datang?” Herman kaget mendengar suara ibu mertuanya. Ia yang tadinya berjalan seraya menunduk, tidak sadar dengan kehadiran adik ipar dan ibu mertuanya itu. “Belum lama, terus bagaimana keadaan Santi?” “Santi sudah masuk ke ruang operasi, Ma. Mohon doakan yang terbaik untuk Santi.” “Tentu, mama akan selalu mendoakan yang terbaik untuk semua anak-anak mama, khususnya Santi yang saat ini tengah berjuang dengan penyakitnya.” Herman duduk di sam

