Tembilahan, Rumah Santi. Waktu sudah menunjukkan pukul sebelas malam. Adi belum pulang begtu juga dengan Ando. Anak bungsu Herman itu sudah meminta izin sebelumnya akan menginap di rumah temannya, sementara Adi tidak ada kabar sama sekali. Rumah itu terasa sangat sepi. Padahal Herman sudah menyetel volume televisinya cukup keras. Televisi Herman tengan menampilkan siaran pencarian bakat penyanyi dangdut. Ia dan Santi sama-sama suka dengan acara tersebut. Herman terkekeh seorang diri ketika pembawa acara mulai melucu di depan panggung mewah dan megah sebuah stasiun televisi swasta. Awalnya semua biasa. Herman merasa biasa saja seraya menikmati segelas kopi panas yang ia buat sendiri. Puas terkekeh, Herman merasa tenggorokannya kembali kering. Ia meraih gelas yang berisi kopi dan langsu

