TAO – 52

1808 Words

Mobil yang dikendarai oleh Kardi semakin menjauh meninggalkan rumah Sicilia. Bahkan mobil tersebut sedikit lagi akan meninggalkan kota Pekanbaru dan memasuki wilayah lainnya. Namun Herman masih saja belum bisa melupakan kejadian di rumah adik iparnya itu. Jabatan tangan, makanan lezat dan wajah manis itu, selalu saja terngiang-ngiang di benaknya. Sicilia berbeda sekali dengan istrinya, Santi. Dalam segala hal, baik itu fisik, apalagi sikap dan sifat. Apalagi sekarang ia dan keluarganya sudah tidak memiliki rumah lagi, sementara rumah Sicilia terlihat semakin hari semakin baik saja. Lagi-lagi, kepala Herman dibuat sakit karena terus memikirkan Cici. “Ada apa, Herman?” Tanya Kardi ketika melihat rekannya itu lagi-lagi memijit kepalanya sendiri. “Entahlah, kepalaku tiba-tiba sakit lagi.”

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD